Aksi kejar-kejaran yang terjadi di jalan raya, membuat pengguna jalan geger karena kehebohan geng RAZOR. Mereka berlaku seenaknya membuat keselamatan pengguna jalan yang lain, terancam. Bagaimana tidak, para anak geng RAZOR menyalip seenak jidat, saling kebut-kebutan seolah jalanan raya yang merupakan tempat umum berubah jadi arena balapan.
"WOY ATLANTIK BERHENTI!" teriakan itu mengisi jalanan membuat suasana kian rusuh tak terkendali.
Atlantik yang sudah berada sedikit jauh di depan, terus menancap gas menambah kecepatan tanpa mempedulikan teriakan. Satu-satunya cara untuk menghindari anak RAZOR adalah ... masuk ke gang kecil, ke pemukiman warga.
"At, aku takut!!" Alea semakin mengeratkan pelukannya. Suara teriakan, serta banyaknya motor RAZOR sudah semakin dekat.
Dengan gerakan cekatan, Atlantik melesatkan motornya masuk ke sebuah gang.
"WOY! ATLANTIK MASUK KE GANG! KEJAR!" Sialnya, pergerakan cekatan yang Atlantik lakukan tetap saja tercium anak RAZOR.
Beberapa anak RAZOR yang kecolongan, buru-buru putar balik dan langsung masuk ke gang.
Atlantik menurunkan kecepatan motornya, karena sadar bahwa masuk ke gang kecil, dan menyelip ke pemukiman warga tidak semudah yang dibayangkan. Atlantik menghentikan laju motornya, menyuruh Alea turun dengan cepat.
Gadis itu menurut, hingga tak lama Atlantik sengaja menggeletak kan motornya di gang kecil itu dengan posisi menyamping. Menjaga jalan yang nantinya akan dilewati RAZOR.
"WOY ATLANTIK!"
"Ayo Le!" Dengan gerakan cepat, Atlantik menarik tangan Alea membawa gadis itu untuk berlari.
Motor anak RAZOR terjerembab, dan lumpuh di dalam gang kecil itu. Semua berkat motor Atlantik yang sukses jadi polisi tidur, dan juga sukses membuat motor yang Geo kendarai terjerembab ke depan hingga membuatnya jatuh.
Dengan napas terengah-engah, Atlantik dan Alea terus berlari. Mereka sudah masuk gang kecil sebanyak 3 kali, dan Atlantik yakin anak RAZOR tak akan mencium keberadaannya. Keduanya langsung ambruk, duduk di atas tanah lapang. Entahlah, baik Atlantik dan juga Alea, tak tahu dimana mereka sekarang.
"Uhuk, uhuk!" Alea terbatuk sambil memegangi dadanya yang sesak. "Kenapa kita harus kabur sih, At? Kenapa kamu nggak lawan mereka aja?" tanyanya sambil ngos-ngosan.
"Gue gak mau terjadi apa-apa sama lo, Le. Anak RAZOR banyak tadi, mereka pasti bakal main keroyokan." Atlantik berusaha menjelaskan maksud kaburnya dari RAZOR. Atlantik bisa saja melawan 5 atau 10 anggota RAZOR, tapi ini ... 60 anak RAZOR, mana bisa Atlantik melawan?
"Geo, ketua RAZOR nggak pandang bulu. Dia gak segan main fisik ke cewek, makanya gue milih kabur aja," lanjutnya.
Alea terdiam sambil berusaha menetralkan deru napasnya yang masih memburu. Ia meluruskan kakinya, mengibaskan kedua tangannya ke hadapan wajah. Panas sekali rasanya, padahal Alea tengah duduk di tanah lapang yang teduh. Mungkin, ini efek lari-larian plus rambutnya terurai. Mana Alea belum mandi, dia hanya cuci muka tadi pagi.
"Le, lo nggak ada ikat rambut apa? Gerah banget anjir, gue liat rambut lo digerai gitu," risih Atlantik.
"Nggak ada At, lupa bawa."
Atlantik hanya berdecak, mengedarkan pandangannya hingga matanya menemukan sebuah tali rafia. Dengan ide cemerlang, Atlantik bangkit dari duduk selonjorannya. Mengambil tali abu-abu itu, dan berjongkok di belakang tubuh Alea.
Alea sempat menoleh bingung, hendak berbalik badan, namun Atlantik mendorongnya agar tak berbalik badan dan bersikap lurus ke depan.
"Kamu mau ikat rambut aku, pakai tali rafia, At?" tanya Alea tak habis pikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTIK [SELESAI]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Daddy, bawa atu pulang ...." "Dedi, Dedi, nama gue Atlantik!" *** Atlantik Bratadika Negara. Pemuda dengan bentuk pahatan mendekati kata sempurna. Ketua Geng motor bernama ARVENSIS yang disegani banyak orang. Di...