Atlantik sudah menjemput Alana di rumah sakit. Sekarang, tinggal keduanya berangkat saja karena memang waktu Alana terbatas. Sebelum keduanya berhasil masuk mobil, suara lantang dari belakang membuat Atlantik maupun Alana menghentikan gerak tangannya. Padahal, baru saja hendak masuk ke mobil.
Dengan napas tersengal, Skala si pelaku yang bersuara lantang memanggil Alana itu, berhasil mendaratkan kakinya di hadapan Alana.
Pemuda itu membawa sebuket bunga. "Mau kemana, Na?" tanya Skala langsung.
"Bukan urusan kamu," cetus Alana. Berusaha membuka pintu mobil, namun Skala menahannya.
"Na, lo kenapa?"
"Ck, bukan aku yang kenapa. Tapi Skal yang kenapa?" Alana memandang Skala sinis. "Gak usah ganggu aku lagi, Skal. Aku benci Skal, benci banget!" Dengan cepat, Alana masuk ke dalam mobil, pun dengan Atlantik.
"Na, jelasin ke gue, lo kenapa?!" teriak Skala mengetuk-ngetuk kaca mobil.
Sebelum Alana sempat menjawab, Atlantik sudah melesatkan mobilnya keluar dari area rumah sakit. Skala mengejar, terus berteriak meminta penjelasan akan perubahan sikap Alana yang begitu drastis.
Namun sayang seribu sayang, tempo kecepatan larinya kalah dengan laju mobil Atlantik.
Napas Skala menderu panas, ia menatap nanar mobil hitam yang perlahan menghilang dari pandangannya. Sebuket bunga di tangannya jatuh.
"ALANA?! LO GAK BISA HUKUM GUE DENGAN KAYAK GINI, NA?! LO KENAPA?!!" teriaknya kencang. Urat-urat lehernya menonjol jelas.
***
"Kenapa mata aku harus ditutup sih, At?" protes Alana yang mulai memulai langkah sambil direngkuh Atlantik.
"Biar suprise!"
"Kamu mau kasih suprise apa, sih?" tanya Alana penasaran.
"Sabar, bentar lagi kita sampe."
Satu langkah, dua langkah, dan pas saat ketiga langkah, Atlantik menghentikan langkahnya pun dengan Alana. Atlantik yang semula berdiri di samping tubuh gadis itu, kini berarak berdiri di belakang.
Kedua tangan Atlantik sudah bersiap membuka penutup mata Alana.
"Udah siap?" tanya Atlantik memberi ancang-ancang.
"Siap," jawab Alana mantap.
"Satu,"
"Dua,"
"Tiga!"
Bertepatan dengan itu, Atlantik menyingkirkan penutup mata Alana dan ... Alana terperangah takjub melihat, rumah pohon kini terpampang di hadapannya.
"TADAAAA! RUMAH POHON, DARI ATLANTIK UNTUK ALANA!" seru Atlantik berdiri di hadapan Alana, dengan tangan telentang mempersembahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTIK [SELESAI]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Daddy, bawa atu pulang ...." "Dedi, Dedi, nama gue Atlantik!" *** Atlantik Bratadika Negara. Pemuda dengan bentuk pahatan mendekati kata sempurna. Ketua Geng motor bernama ARVENSIS yang disegani banyak orang. Di...