22. KISS

10.4K 1K 40
                                    

RUMAH KONSULTASI DAN LAYANAN PSIKOLOGI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RUMAH KONSULTASI DAN LAYANAN PSIKOLOGI.

"Semakin bertambah usia, semakin sadar bahwa berdamai dengan diri sendiri perlu dipelajari benar caranya bagaimana. Kamu perlu belajar, untuk menghadapi dan menerima karena tidak semua keinginan yang kamu mau, bisa di dapatkan dengan waktu yang bersamaan. Kamu perlu belajar untuk sering berlapang dada, karena bumi berputar bukan cuma untuk kamu saja, Skal. Ada banyak manusia di luaran sana, yang perlu merasakan senang juga."

"Tapi semesta jahat sama saya, Bu. Semesta pilih kasih." Skala mengepalkan tangannya kuat-kuat, hingga rahangnya terkatup keras.

"Semesta bukan jahat, tapi kitanya yang harus lebih kuat. Semesta bukan pilih kasih, tapi kitanya yang harus lebih mengerti." Winda melerai kepalan tangan Skala dengan lembut. Pancaran positif dari mata Winda membuat Skala tenang.

"Kamu dilahirkan ke dunia ini, bukan untuk memenuhi keinginan orang lain, bahkan orangtua kamu sekalipun, Skal. Kamu hanya perlu menjadi diri kamu dengan versi terbaik untuk diri kamu sendiri, bukan untuk orang lain."

"Tapi Bu, selama ini saya sudah menjelma menjadi seseorang yang papah saya inginkan. Bahkan saya merasa, ini bukan diri saya sendiri. Saya merasa, diri saya ini robot, saya terus tekan, terus dipaksa untuk menjadi apa yang papah saya inginkan. Saya kehilangan diri saya sendiri, Bu."

"Coba pelan-pelan, kamu dekatkan diri kamu dengan papah kamu, Skal. Bicara dari hati ke hati, sama dia. Ceritakan semua keluh kesah kamu. Sebagai orang anak, selain harus menuruti apa kata orang tua, kita juga punya hak untuk bicara, apa yang kita inginkan," ucap Winda menyarankan.

"Tapi Bu, papah saya nggak pernah ada waktu buat saya."

"Berarti kamu, yang harus punya waktu untuk papah kamu, Skal. Sebenarnya, semua orang tua, mau sesibuk apapun pasti memiliki waktu untuk anaknya. Hanya saja, kurangnya komunikasi yang membuat sebagian orangtua lebih memilih fokus bekerja di kantor, dan ketika pulang? Dia berisitirahat. Untuk itu, coba pahami papah kamu, Skal. Ibu yakin, seburuk apapun image papah kamu di mata kamu, dia itu sayang terhadap kamu. Percaya sama ibu, jika kamu berusaha kembali dekat dengan papah kamu, ibu yakin papah kamu akan mengerti dan kembali seperti dulu. Sebenarnya Skal, tidak ada yang berubah, hanya saja ego kita yang terlalu tinggi. Sebagai manusia, kita memang selalu ingin dimengerti, tapi ingat Skal, sebelum kita ingin dimengerti, kita juga harus mengerti orang lain dulu."

Skala menarik senyum lega, raut-raut sedihnya sudah sedikit hilang. "Saya akan coba buat hubungi papah, dan minta waktu sama dia, Bu."

"Bagus kalau gitu, jangan gengsi Skal, dia papah kamu. Percaya sama ibu, sesibuk apapun papah kamu, dia pasti punya waktu untuk anaknya. Papah kamu itu bukan tipe orang yang ekspresif, jadi kamu harus bisa mengerti beliau. Oke?"

"Oke Bu."

"Kalau dada kamu sesak lagi, kita akan lakukan pengobatan ke psikiater ya, Skal?"

"Iya Bu. Saya pamit." Skala beranjak berdiri, berpamitan dengan Winda dan langsung melenggang pergi.

ATLANTIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang