"Eh, tau nggak katanya si Alea nyuri dompet si Lani!"
Atlantik langsung bangun dari tidurnya yang belum lelap, ia langsung memasang wajah marah pada Sappan, si pelaku yang bicara tadi.
"Weh At, santai dong mukanya!" ucap Sappan. Bergidik takut.
"Alea gak mungkin nyuri!" tegas Atlantik.
"Tapi buktinya udah jelas, dompetnya si Lani ada di tas Alea!" timpal Sappan heboh. Maklum, biang gosip selalu tahu.
"Gak nyangka sih, panjang tangan juga tuh anak," komentar Galang.
"Mungkin buntu gara-gara gak ada duit makanya nyuri!" tambah Ziko.
Menggebrak meja membuat murid di kelas kaget, Atlantik langsung pergi tanpa mengatakan apapun.
" ... jadi, kalian buat rangkuman—"
"Permisi, Bu!" Ucapan Bu Sandra, selalu guru yang tengah mengajar di kelas Bahasa itu tiba-tiba terpotong saat Atlantik berdiri di bibir pintu.
Mata semua murid langsung tertuju pada pemuda jangkung itu. Terutama Alea.
"Ada apa Atlantik?" tanya Bu Sandra.
"Saya mau bicara sama Alea," jawab Atlantik. Matanya memanah Alea yang kini duduk bersama Skala.
"Gak bisa, Alea lagi belajar," sahut Skala.
"Apakah ada urusan penting Atlantik?" tanya Bu Sandra lagi.
Atlantik mengangguk. "Baiklah Alea, silahkan selesaikan urusan kamu dengan Atlantik terlebih dahulu." Bu Sandra mempersilahkan Alea agar keluar kelas.
Alea mengangguk, mengucapkan terima kasih dan langsung ikut bersama dengan Atlantik.
"At, sakit! At, lepas!"
Brak!
Atlantik menghempaskan tubuh Alea ke tembok. Pemuda itu membawa Alea ke dekat gudang, dimana keadaan disana sepi.
"Ada apa sih?" tanya Alea sambil mengelus lengannya yang sedikit sakit karena dicengkeram kuat oleh Atlantik.
"Lo nyuri dompet Lani, hah?"
"Nggak, At. Sumpah, aku nggak pernah nyuri dompet dia. Aku nggak tau, kenapa dompet Lani ada di tas aku," ujar Alea jujur.
"Teru—"
"Apa?" sela Alea cepat. "Kamu gak percaya sama aku? Kamu mau ikut-ikutan kayak yang lain? Kamu mau rundung aku juga? Mau lempar aku pake sampah, terus melontarkan kata-kata kotor juga, iya?"
"Le—"
"Emang cuma Skala doang, yang percaya sama aku! Semua orang jahat! Mereka gak percaya sama aku, padahal jelas-jelas pas jam istirahat aku nggak di kelas! Kamu tau kan, aku ke ruang BK sama kamu, At?"
"Iy—"
"Stop At, stop kalau cuma mau marahin aku. Stop, kalau cuma mau siksa aku. Aku lebih baik gak punya uang sekalipun dan mati kelaparan daripada nyuri hak orang,"
"Terserah, kamu mau percaya atau nggak. Aku nggak peduli," sambungnya. Menerobos tubuh tegap Atlantik, dan berlari pergi.
Atlantik diam, otaknya tengah berpikir. Ia percaya, bahwa Alea tak mungkin mencuri. Tapi kenapa bisa, dompet Lani ada di tasnya?
"Kayaknya ada yang sengaja fitnah Alea, tapi siapa yang tega lakuin ini?" gumam Atlantik.
***
LOKER 03 BAHASA: ALEA PRANADITA
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTIK [SELESAI]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Daddy, bawa atu pulang ...." "Dedi, Dedi, nama gue Atlantik!" *** Atlantik Bratadika Negara. Pemuda dengan bentuk pahatan mendekati kata sempurna. Ketua Geng motor bernama ARVENSIS yang disegani banyak orang. Di...