33. SIKSA ITIK CHECK!

8.7K 1K 15
                                    

"Jangan bengong terus, Le."

Suara santai penuh kedamaian dari Samudra sukses membuyarkan lamunan Alea. Gadis itu menoleh, menatap Samudra yang juga menatapnya.

"AAAAAA!" Samudra mengulurkan sendok kecil berisikan es krim.

Alea membuka mulutnya, dan memakan es krim dari suapan Samudra. Makan es krim, di tengah hari bolong seperti ini memang tidak pernah gagal. Setelah menguntit Atlantik, yang malah menjadikan hati menjerit sakit. Samudra mengajak Alea pergi, membeli es krim manis asam yang sukses membuat kening mengernyit.

"Kenapa harus beli rasa mangga, sih? Kenapa nggak stoberi aja, Sam?" tanya Alea.

"Biar seger," jawab Samudra tersenyum. Menyuapi Alea es krim lagi.

"Sini, aku suapin kamu es krim juga. Masa kamu yang beli, aku doang yang makan." Alea mengambil alih es krim di tangan Samudra. Mulai menyuapi pemuda di sampingnya itu, dan sukses membuat Samudra terpekur. "Asem gak sih, Sam?"

"Manis."

"Hah? Serius, manis? Padahal tadi asem lho, Sam," heran Alea.

"Tadi emang asem, tapi pas liat muka lo, jadi manis," goda Samudra.

Alea menahan senyumnya. Badmood yang melanda dirinya, perlahan hilang.

"Senyum aja kali, gak usah di tahan," sindir Samudra. Mengacak gemas rambut Alea.

"Iya, iya, aku senyum nih." Alea tersenyum lebar, membuat matanya menyipit indah.

"Jangan senyum kayak gitu," larang Samudra.

"Kenapa?"

"Jantung gue berdebar," ringis Samudra memegangi dadanya.

"Apaan sih!" Alea menyikut lengan Samudra. Gadis itu mulai salah tingkah, terbukti dari gelagat tubuhnya yang gusar, dan mulai tak berani menatap Samudra lagi.

"Alea Pranadita," panggil Samudra.

Terpaksa, Alea menoleh pada pemuda itu. "Apaan?" Keningnya mengernyit.

"Terus senyum ya, jangan sedih lagi."

Alea menunduk sebentar, lalu melemparkan pandangannya lurus ke depan. Melihat jalanan lengang dan begitu damai.

"Ternyata bener ya, Sam, sumber sakit hati manusia itu, ya manusia juga. Berharap sama manusia, emang nggak bikin seneng. Mulai sekarang, aku nggak mau berharap lagi. Aku nggak mau jatuh cinta lagi. Semuanya terasa sakit, dan aku capek karena terus disakiti."

Samudra tersenyum tipis, menggeser duduknya dan merangkul Alea. "Selama ini, lo itu mencintai orang yang salah, Le. Makanya sakit hati terus, makanya disakiti terus."

Alea menoleh, ia cemberut. "Jadi ... aku salah cinta sama Atlantik?"

"Salah besar." Samudra menoel hidung mancung Alea. "Coba deh, lo buka hati dan mata lo, ada seseorang yang bisa mencintai lo dengan tulus. Tapi lo nya aja yang nggak sadar," imbuhnya sedikit mendengkus sebal.

"Aku tau, aku sadar, kalau kamu cinta sama aku," celetuk Alea.

"Terus?"

"Gak ada terusannya." Alea menggeleng polos.

"Gue boleh minta sesuatu sama lo, nggak?" pinta Samudra.

"Apa?"

"Gue minta kesempatan, buat bikin lo jatuh cinta sama gue."

Alea mengerjap lamban. Menatap Samudra sedikit terkejut. Tak percaya.

"Kasih gue waktu sepuluh hari, buat bikin lo jatuh cinta sama gue. Kalau dalam sepuluh hari, lo tetap cinta sama Atlantik, gue angkat tangan. Bukan menyerah, tapi sadar diri," sambung Samudra.

ATLANTIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang