Kabar duka mengenai kematian Alea, belum juga berlangsung lama. Tapi SMA URANUS, kembali lagi ditimpa kabar duka, bahwa Atlantik Bratadika Negara tengah jatuh koma di rumah sakit. Akibat kecelakaan maut yang menimpanya.
Pihak sekolah menyayangkan karena Atlantik harus kecelakaan, disaat jam pelajaran masih berlangsung. Yang itu tandanya, dia membolos. Kurangnya keamanan di gerbang utama serta belakang sekolah, membuat para murid bengal jago dalam urusan kabur.
Kabar duka yang silih berganti berdatangan, membuat pihak sekolah sepakat membatalkan acara camping tahunan yang awalnya akan dilaksanakan lusa—hari Sabtu.
Kringg!!!
Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Para murid bergerombol menuju tempat pulang dengan suara desas-desus yang terus melayang di sana-sini. Alea, serta Atlantik sukses jadi topik hot dan topik utama. Di belokan sekolah, tanjakan, serta tikungan semua membicarakan keduanya.
Para anak ARVENSIS bergerombol memenuhi lapak parkir. Setelah memakai jaket motif serta bahan selaras, mereka langsung serempak keluar dari area sekolah. Membelah jalanan ibukota siang ini. Tujuannya, jelas adalah rumah sakit. Tempat dimana sang ketua tengah terbaring koma.
Dipimpin Ziko, puluhan motor ninja ARVENSIS membuat jalanan sesak dan jadi tontonan banyak orang.
***
Karang menangis tergugu di samping bangsal tempat Atlantik terbaring kini. Bocah itu duduk di atas pangkuan Samudra. Jemari mungilnya, terus menerus menggenggam jemari pucat Atlantik.
"Daddy ... ayo bangun, ayo. Cali Mommy Lele lagi ayo, Daddy Itik bangun, buka matanya, atu disini, hiks ...."
Entah apa yang merasuki Samudra. Hari ini ia benar-benar berlaku cengeng. Habis di operasi dan alhamdulilah berlangsung lancar, Atlantik malah divonis koma.
Samudra sengaja, menjemput Karang di panti asuhan dan membawanya kemari. Semua itu, Samudra lakukan untuk upaya membangunkan Atlantik. Tapi apalah daya, vonisan dokter nyata terjadi. Atlantik diperkirakan akan koma selama seminggu ke depan. Mengingat, parahnya pendarahan di kepala.
"Uncle Sam, Daddy kok ndak buka mata?" Dengan wajah yang basah kuyup, Karang mendongak. Menatap penuh harap, bahwa Samudra akan mengucapkan hal yang baik.
Namun sayang seribu sayang, air mata yang terus berlinang di pipi Samudra seolah menjawab semua. Karang menangis keras, ia beranjak naik ke atas bangsal, dan memeluk Atlantik.
"Daddy, hiks ... bangun, Daddy Itik! Bangun, atu ndak mau Daddy tutup mata telus, hiks. Daddy Itik bangun, hiks ...."
Semua air mata Karang tumpah, menetes membasahi wajah Atlantik. Bocah itu mengguncang tubuh Atlantik, namun nihil hasil.
"Daddy Itik ... hiks."
Le, lo dimana? Liat Karang Le, liat Atlantik. Semua kacau setelah lo pergi, Le. Samudra benar-benar tak sanggup ada di ruangan Atlantik, rasanya ingin pergi mencari tempat dimana ia bisa berteriak sekencang-kencangnya. Tapi karena Karang, Samudra harus menjadi sosok orangtua pengganti. Samudra harus kuat, demi Karang.
***
"Penyelidikan pihak polisi salah, terus informasi dari sekolah mengenai Alea juga salah!" tentang Skala pada dua teman di hadapannya.
Setelah menggeledah berkas daftar siswa, Skala menemukan secercah harapan, bahwa kabar duka yang tengah menyelimuti SMA URANUS mengenai korban bernama Alea, itu salah.
"Di angkatan kita, ada tiga orang bernama Alea. Bisa jadi, kan, yang jadi korban pemerkosaan itu Alea yang lain, bukan Alea kelas bahasa! Bukan Alea yang gue kenal!" imbuh Skala ketar-ketir.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATLANTIK [SELESAI]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "Daddy, bawa atu pulang ...." "Dedi, Dedi, nama gue Atlantik!" *** Atlantik Bratadika Negara. Pemuda dengan bentuk pahatan mendekati kata sempurna. Ketua Geng motor bernama ARVENSIS yang disegani banyak orang. Di...