36. DOMPET HILANG

6.6K 849 26
                                    

"Lo tau dari mana, gue suka roti bakar isi keju sama coklat?" tanya Samudra di sela-sela kegiatan kunyah mengunyahnya.

"Aku sering aja liat kamu antre di stand roti bakar, terus pernah dengar juga kamu pesen isiannya itu terus, jadi aku menyimpulkan itu isian kesukaan kamu," jawab Alea.

"Le?"

"Hm?" Alea menoleh. Kedua alisnya sedikit naik.

Samudra diam, menatap Alea dalam. Pemuda itu memajukan wajahnya, membuat Alea menggeser duduknya gugup.

Kenapa Sam jadi nyosor gini?

Samudra menaikkan satu tangannya, tanpa melepas pandangannya. Ia tiba-tiba mendaratkan tangannya di bibir Alea, menyeka sedikit selai coklat disana.

"Ada selau coklat!" Samudra nyengir sambil menunjuk satu jarinya yang tadi dipakai untuk menyeka selai coklat di bibir Alea.

Alea tersenyum kecil, jantungnya benar-benar ingin copot.

"Oh iya Le, lo seneng nggak pas ada pengumuman camping?"

"Seneng."

"Gue lebih seneng, karena bakal ada pembagian regu, dan lo tau, anggota regunya itu diacak. Nggak sesuai jurusan, tapi benar-benar diacak."

"Weh, seru dong. Jadi punya peluang buat punya temen baru, ya kan?"

"Nah itu, salah satu tujuannya. Kan, lo tau sendiri, anak jurusan IPA, nggak pernah akur sama jurusan IPS dan BAHASA, makanya di proposal gue bikin, gue mengajukan hal itu," papar Samudra.

"Sam, mau minum dong," pinta Alea menunjuk dua botol minuman di samping Samudra.

Samudra mengambil satu, lalu membuka tutup botolnya yang masih segel. Tidak hanya itu, rupa-rupanya, Samudra malah membantu Alea meneguk minumannya. Padahal, Alea bisa sendiri.

"Aku bisa sendiri, Sam," tolak Alea saat Samudra mulai mengulurkan bibir botol di mulut Alea.

"Nggak apa-apa, Le, kali aja kalau lo minum dibantu sama gue, lo bisa langsung jatuh cinta," kata Samudra memaksa.

"Tapi—"

"Ayo minum sayang, ayo!" desak Samudra.

Alea tak punya pilihan, ia membuka mulutnya dan Samudra langsung membantunya minum. Mata Alea urung berkedip, saat Samudra tersenyum begitu manis padanya. Saking terpesonanya, saat Samudra mengedipkan mata genit, Alea langsung tersedak seketika.

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Ia terbatuk, membuat minuman di mulutnya sedikit muncrat ke wajah Samudra.

Samudra dengan tenang, menyekanya. Menepuk-nepuk punggung Alea agar dia tidak lagi tersedak.

"Makanya, kalau dikedipin mata biasa aja, jadi kesedak gini, kan," omel Samudra.

"Kamu kedip mata genit terus, gak kenal waktu lagi, uhuk, uhuk, uhuk!" Alea juga ikut mengomel, walaupun masih terbatuk.

Samudra hanya nyengir tanpa dosa. Rasanya senang melihat Alea salah tingkah seperti ini. Samudra yakin, jantung Alea pasti tengah berdebar sekarang ini.

"Alea!" Suara panggilan itu, membuat Alea berhenti terbatuk.

Mata Alea yang semula memicing, kini kembali normal saat tahu yang memanggilnya adalah Skala. Lagi dan lagi, Skala.

Tadi, mengganggu Atlantik dan Alana. Sekarang? Menggangu Samudra dan Alea.

"Skal, ada apa?" tanya Alea langsung.

"Gue mau bicara sama lo," jawab Skala.

"Bicara aja disini," ucap Alea.

Skala melirik Samudra sebentar. "Nggak, ini penting. Cuma lo dan gue aja."

ATLANTIK [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang