Chapter 9 - Tidak Perlu Khawatir

84 77 209
                                    

Selamat kembali di lapak ini.

Jangan lupa pencet bintang di pojokan ya.

Play List Kamu|| Membasuh - Hindia feat Rara Sekar

Happy Reading.


🍁🍁🍁
Dalam hidup, ada orang yang membencimu, ada yang mencintaimu, dan ada yang akan mengujimu. Tetapi yang baik adalah dia yang terus mendukungmu dan memahamimu.
🍁🍁🍁

Sang Surya mulai condong ke arah barat, diikuti sinarnya yang mulai berwarna jingga kemerahan. Jalanan dipadati kendaraan yang bermacam-macam bentuknya---membawa orang yang beraktivitas hari ini kembali ke tempat berteduh untuk beristirahat dan kembali menjalani kegiatan esok hari. Lampu-lampu jalanan mendadak menyala untuk menghiasi suasana yang hendak gelap.

Semua peristiwa itu Cinta saksikan dari balik kaca mobil milik Ravish. Ya, cowok itu bersikeras mengantarkan Cinta pulang. Padahal Cinta sudah bilang bahwa dia bisa naik taksi. Entahlah, terkadang sikap Ravish terlalu membingungkan.

Contohnya seperti tadi. Ravish memaksa Cinta memilih menu makanan, tetapi dia malah menggantinya dengan salad dan makanan serba vegetarian.

Dengan embel-embel, "Nanti kamu sakit lagi sampai maag-nya kambuh. Kalau sampai pingsan, nanti aku yang repot."

Apa-apaan dia? Memangnya Cinta selemah itu?

Sejak saat itu Cinta lebih banyak diam. Bahkan, saat di mobil, hanya deru mobil serta suara kendaraan lain yang terdengar. Cinta saja, terus menatap kaca mobil, mencari objek menarik untuk menghibur hatinya.

"Nta, rumah kamu arahnya ke mana?" Ravish bertanya sembari melirik Cinta sesekali.

"Cinta!" Kali ini panggilan Ravish lebih keras dari tadi, karena Cinta tak kunjung menyahutnya. Sepertinya gadis itu melamun, pikirnya.

"Ah, iya?" Cinta lantas menoleh, dia sama sekali tidak tahu apa yang Ravish bicarakan. Sedari tadi Cinta tenggelam dengan pikirannya sendiri.

"Rumah kamu arahnya ke mana?" ulang Ravish. "Dari tadi ditanya gak nyahut."

"Maaf, Kak." Cinta meringis pelan. "Nanti lampu merah belok kanan, Kak."

"Oke." Ravish mengikuti arahan Cinta.

***

Setelah bersih-bersih dan mengenakan baju tidur, Cinta mengambil buku teknik bermain gitar yang dia beli kemarin, dan buku-buku tentang musik yang diberikan Rama untuknya.

Cinta sudah sempat menolak, tetapi Rama bilang, "Musik itu luas, kamu gak bisa mempelajarinya hanya dengan satu buku."

Desakan dari Rama itulah yang membuat Cinta menerima buku pemberian kakak kelasnya itu.

"Besok yang ngajarin Kak Ravish, gak asik banget, kerjaannya ngejek mulu." Cinta mengembuskan napas kasar. Andai saja Rama tidak sibuk, pasti cowok itu tetap mengajarinya.

Sayangnya, Cinta tidak mungkin merepotkan Rama lagi. Dia tidak mau Rama terbebani olehnya. Apalagi Cinta dan Rama berada dalam zona hubungan yang tidak jelas. Teman bukan, pacar pun apalagi.

Irama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang