Chapter 49 - Pantai

35 18 167
                                    

Selamat datang di lapak Irama Cinta.

Gimana kabarnya?

Sebelum baca, jangan lupa bayar parkir dulu ya.

Caranya, vote, dan komen di setiap paragraf. Oke.

Play List Kamu|| MUARA - ADERA

Happy Reading.

🍁🍁🍁
Aku sudah terlanjur tenggelam di dalam lensa hazel milikmu. Jantungku pun selalu berdetak, pemiliknya sudah bukan punyaku sepenuhnya, tapi milikmu juga.
🍁🍁🍁

Seorang gadis yang memakai dress putih di atas mata kaki itu berdiri di bibir pantai. Membiarkan kaki telanjangnya tersapu ombak yang sedang pasang surut.

Rambut panjangnya terombang-ambing, tersapu oleh angin yang berembus di daerah pantai. Matanya terpejam, menikmati semilir angin yang menyejukkan.

"Sayang. Ini air kelapanya."

Cinta membuka mata, kala mendengar suara lembut yang menyapa gendang telinganya. Kepalanya menoleh ke kiri, melihat sosok jenjang yang baru saja berdiri di sampingnya.

"Makasih." Cinta menerima kelapa muda dari Rama. Lalu meminumnya.

Rama sengaja mengajak Cinta liburan ke pantai. Untuk menghabiskan waktu berdua saja dengan tunangannya, sebelum mereka terpisahkan oleh jarak yang begitu jauh.

Seharian ini, Rama ingin menghabiskan waktunya untuk Cinta.  Mumpung Cinta masih di sini, dan dia tidak ada tugas kuliah.

"Gak mau berenang?" tawar Rama.

Cinta menoleh. "Enggak. Aku takut tenggelam."

"Tapi tiap hari aku udah tenggelam, sih." Cinta menatap Rama lekat yang juga sedang menatapnya. "Ke dalam manik mata cokelat punya kamu."

"Pacar aku sekarang puitis, ya."

"Kan, cuma ke tunangan aku doang."

"Pacar apa tunangan?"

"Calon istri." Keduanya terkekeh bersama.

Cinta meletakkan kelapa mudanya yang sudah habis.

Dia merentangkan tangannya, menikmati angin yang menerpa wajahnya.

Dari arah samping, Rama memotret Cinta tanpa aba-aba. Tunangannya itu sangat cantik jika berdamai dengan alam.

"Rama. Kamu moto aku diam-diam, ya? Rese banget. Pasti muka aku jelek." Cinta menoleh, menatap Rama sebal.

"Kamu selalu cantik di situasi apa pun." Rama memperlihatkan hasil fotonya. "Bagus, kan?"

"Bagus, sih. Tapi ekspresi aku gak banget." Cinta mencebik. Pasalnya, di dalam foto itu, mulutnya terbuka dengan mata yang terpejam karena menikmati kesejukan.

"Masih cantik."

"Beneran?"

"Iya, Sayang." Rama menjeda. "Persis kayak anak kecil yang baru pertama kalinya ke pantai."

Cinta membulatkan matanya. "Enak aja anak kecil."

"Ngeselin banget, sih." Cinta mengambil air pantai dengan tangannya, lalu mencipratkannya pada Rama.  

"Cinta, udah. Baju aku basah." Rama melambaikan tangan seolah menyerah. "Aku minta maaf."

"Salah sendiri ngatain aku anak kecil."

"Biarpun kecil, aku tetap sayang, kok. Kan, kecil itu imut."

"Rama. Tuh, kan, manggil kecil lagi."
Cinta kembali memercikkan air ke Rama, tetapi dia kalah cepat. Rama lebih dahulu berlari ke pantai.

Irama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang