Irama Cinta

Chapter 29 - (YO)Universe

Selamat datang di lapak Irama Cinta.

Kalian apa kabar? Semoga sehat selalu ya.

Lagi sibuk apa akhir-akhir ini?

Sebelum baca, jangan lupa bayar parkir dulu ya. Caranya cukup votmen aja kok. Gratis lagi.

Play List Kamu|| My Universe ~ Coldplay X BTS

Happy Reading.

🍁🍁🍁
Sama halnya es batu, sifat keras seseorang pasti akan mencair juga bila saatnya tepat.
🍁🍁🍁

Senyum di bibir Cinta masih merekah, bahkan ketika dia pulang ke rumah. Sungguh, sekarang adalah hari bahagia baginya.

Bagaimana tidak? Cinta bisa menyanyi dengan leluasa tanpa takut dimarahi sang Ayah. Bahkan, setelah sekian lamanya, dia bisa mendengar kembali suara merdu Heri.

"Cinta, duduk sini. Ayah mau bicara."

Cinta mengambil tempat di samping Heri. Raut wajah Heri yang tidak terbaca, membuat Cinta menelan ludahnya kasar.

Heri terdiam, menatap Cinta cukup lama. Kemudian, Heri memeluk Cinta sangat erat---penuh kehangatan. Peluk  yang sudah lama tidak Cinta rasakan semenjak Heri marah habis-habisan. "Makasih, Cinta."

Dalam dekapan Heri, Cinta kebingungan. Saat pelukan keduanya terleraikan, Cinta memutuskan bertanya, "Makasih buat apa Ayah?"

"Acara tadi." Heri mengelus puncak kepala Cinta. "Acaranya sukses, bahkan, semua rekan bisnis memberi apresiasi. Acaranya juga menjadi trainding topic di twitter."

"Harusnya Cinta yang makasih sama Ayah. Makasih udah mau nyanyi bareng Cinta."

"Mungkin, musik memang sudah menghancurkan masa depan Ayah. Tapi kamu, telah membuktikan kalau itu salah." Heri tersenyum haru. "Cinta, kamu adalah keberuntungan bagi Ayah dan keluarga."

"Kamu tau, suksesnya acara tadi, membuat Ayah naik jabatan. Ayah memang suka musik, tapi mungkin keberuntungan Ayah bukan di musik." Pikiran Heri menjadi terbuka karena ucapan William dan istrinya. Kalau saja tidak terbentuk acara tadi, pasti selamanya dia akan membenci musik.

"Sekarang, Ayah gak akan larang lagi keinginan kamu, Cinta. Kamu mau jadi penyanyi dan musisi, itu hak kamu. Mau gabung eskul musik, atau les musik, Ayah akan dukung," lanjut Heri.

Cinta mengerjap-ngerjapkan matanya. Dia tidak salah dengar, kan?

"Ayah serius?" Jika ini mimpi, tolong jangan pernah bangunkan Cinta. Karena dia masih ingin menikmati mimpi indah ini.

"Untuk impian anak sulung Ayah? Kenapa harus bercanda?"

Cinta tersenyum haru. Akhirnya penantian panjang terbalas juga. Cinta pikir, musik akan selamanya lenyap dari hidupnya. Ternyata tidak. "Ayah, Makasih. Ayah memang Ayah terbaik di dunia."

Heri sudah lama tidak melihat cinta tersenyum lebar seperti ini. Dia merasa berdosa karena sudah membuang keinginan anaknya. "Untuk alat musiknya, nanti Ayah akan belikan. Sementara ini, kamu bisa belajar dan mendengar lagu-lagu buatan Ayah dulu."

"Lho, bukannya waktu itu udah Ayah bakar?"

"Iya. Tapi hanya sebagian. Sebagiannya lagi Ayah simpan di gudang." Heri mengecup kening Cinta cukup lama. "Selamat tidur putrinya Ayah."