Chapter 41 - Bertaruh Untuk Utuh

49 30 406
                                    

Hai, selamat datang di lapak Irama Cinta

Terima kasih yang udah bertahan sampai part sekarang.

Aku tau cerita ini masih banyak kekurangan, tapi aku harap bisa menghibur kalian.

Play List Kamu || Tulus ~ Hati-hati di jalan

Happy Reading.


🍁🍁🍁
Tidak ada yang bisa membuat rasa sayang terhadap seseorang berpindah hati, kecuali kemauan dari orang itu sendiri.
🍁🍁🍁

"Oh ... so sweet."

Dari balik pohon besar, kedua manusia yang menyaksikan adegan romantis Rama dan Cinta ikut terbawa suasana. Bahkan tanpa sadar, dua orang itu berpegangan tangan dengan senyum yang saling mengembang menghiasi wajah mereka.

"Akhirnya, misi kita berhasil." Seorang gadis yang mengenakan dress sabrina berwarna merah hati itu tersenyum.

"Terus kita kapan?"

Tiya menoleh, pada cowok di sampingnya dengan dahi mengkerut. "Apanya?"

"Nyusul mereka tunangan?"

"Idih. Emang siapa yang mau tunangan sama kamu, Kak?"

"Masa?" Ciko tersenyum jahil. "Terus tangan kamu ngapain pegang tangan aku?"

Tiya membulatkan mata, dia menyentak tangannya dari tangan Ciko. "Refleks doang. Maaf."

"Sengaja juga gapapa."

"Ish, nyebelin." Tiya memukul-mukul tubuh Ciko sampai membuat cowok itu meringis.

Dua orang itu kembali bersembunyi, ketika keberadaan mereka hampir diketahui oleh Rama dan Cinta yang baru saja melakukan pertunangan secara diam-diam.

"Kamu, sih, berisik, hampir aja ketahuan," ucap Tiya setengah berbisik.

"Kok aku? Kan, kamu yang pukul-pukul aku."

"Emang salah kamu, kok."

"Iya, udah. Aku yang salah." Ciko akhirnya mengalah. "Cewek emang selalu benar. Ck."

"Nah, itu tau."

Keduanya kembali mengintip melalui pohon beringin besar tempat mereka bersembunyi. Ternyata, Rama dan Cinta sudah tidak ada di sana. Hal itu sontak membuat keduanya menghela napas lega.

"Tiya. Makasih, ya. Kamu udah bantu aku satukan mereka," ucap Ciko tulus.

"Sama-sama. Aku seneng bisa lihat Cinta bahagia." Tiya tersenyum tulus. "Aku boleh tanya sesuatu?"

"Apa?"

"Kenapa Kakak dipihak Kak Rama? Padahal Kak Ravish kan, juga temen Kakak?" Tiya selalu ingin menanyakan tentang hal ini. Namun, dia baru diberi kesempatan sekarang.

Ciko terdiam cukup lama, sebelum akhirnya menjawab, "Karena aku tahu, kalau Ravish gak pernah sayang sama Cinta."

"Maksudnya?"

"Jawaban selanjutnya, akan aku kasih tau, kalau kamu mau jadi pacarku."

"Ye, modus." Tiya memukul pelan lengan Ciko. "Lagian nembak to the point banget. Gak ada manis-manisnya lagi."

Irama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang