Chapter 38 - Kekecewaan

41 28 305
                                    

Hai gengs.

Kembali lagi di lapak Irama Cinta

Pasang emoji sesuai perasaan kalian hari ini doang.

Don't silent readers ya

Play List Kamu || Merasa Indah ~ Tiara Andini

Happy Reading.

🍁🍁🍁
Terkadang, beberapa perasaan dibiarkan berlalu begitu saja. Bukan karena tidak mau mengungkap, tapi karena mereka tahu bahwa, kalau berjodoh akan menyatu juga pada akhirnya.
🍁🍁🍁

"Terus gimana sama kamu, Cinta? Apa kamu gak hancur?"

Cinta duduk terdiam di rooftop, matanya masih sediakala mengeluarkan cairan bening. Pandangan Cinta lurus ke depan, tetapi, pikirannya tertuju pada kalimat terakhir yang diucapkan Rama sebelum akhirnya dia memutuskan pergi menjauhi cowok itu.

Hancur, ya?

Kalau boleh jujur, perasaan Cinta memanglah hancur. Sangat hancur. Walaupun namanya adalah Cinta, ternyata dia sangat payah dalam urusan mencintai dan dicintai.

Cinta senang Rama mengaku kalau cowok itu juga merasakan apa yang dia rasakan, sayangnya Rama bicara terlambat di saat cowok itu akan bertunangan dengan gadis lain. Cinta juga kecewa pada Rama karena menjadikannya sebagai taruhan antara dia dan Ravish.

Yang terakhir, Cinta kecewa karena setiap hal yang Rama katakan akhir-akhir ini, dia hanya menganggapnya sebagai angin berlalu. Cinta ragu terhadap Rama, dan cowok itu tidak berusaha lebih keras untuk membuatnya yakin.

"Aku yang terlalu cepat jatuhkan hati, atau kamunya yang terlalu kejam bermain api?"

Cinta tersenyum miris, dia mengusap air matanya kasar. Bersamaan dengan itu, ada sebuah sapu tangan yang tersodor di depannya. Alih-alih mengambil, pandangannya dialihkan pada si pemberi sapu tangan tersebut.

"Ambil aja. Kamu butuh itu."

Cinta menerimanya, lalu mengelap air mata di pipinya dengan sapu tangan tersebut.

Cowok itu duduk di sampingnya, sambil mengembuskan napas perlahan. "Terkadang, air mata memang diperlukan untuk membasuh luka di hati."

"Kakak kok di sini?" tanya Cinta heran.

Ciko tersenyum tipis. "Tadi aku gak sengaja lihat kamu lari ke arah rooftop sehabis ganti kostum."

Cinta mengangguk.

"Kamu ada masalah apa?"

Cinta menoleh pada Ciko yang duduk di sampingnya. "Kak Ciko udah tau, ya?"

"Tau apa?"

"Kalau Rama mau tunangan sama Kak Shira."

Mendengar perkataan Cinta, Ciko terdiam sejenak. Entah apa yang dia pikirkan, hanya Ciko dan Tuhan-lah yang tahu.

"Oh ..., mereka jadi, ya?" Nada ucapan Ciko terdengar lesu.

"Jadi beneran, Kak Ciko udah tau dari awal?" Cinta bertanya memastikan.

Ciko mengangguk. "Ya, termasuk pertarungan Rama dan Ravish buat rebutin kamu."

Irama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang