Chapter 39 - Undangan

42 31 338
                                    

24 Febuari 2022

Hai. Selamat datang di lapak Irama Cinta.

Apa kabar kalian semua? Semoga baik, ya.

Aku sengaja update di hari spesial buat aku.

Pertambahan usia, yang mengurangi jatah hidupku di dunia.

Play List Kamu|| Rio Febrian ~ Bukan Untukku

Happy Reading.

🍁🍁🍁
Beberapa hal di dunia, memang bukan diciptakan untuk kita. Termasuk rasamu padanya dalam bentuk cinta.
🍁🍁🍁


"Kak Tiya pelit! Masa gak mau cerita sama Ody."

Melody mencebik. Sejak tadi dia selalu membujuk Tiya untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada kakaknya, Cinta. Namun, Tiya tidak mau meladeni gadis kecil itu.

"Udahlah, Dy. Ini urusan orang dewasa, anak kecil jangan ikut campur."

"Enak aja anak kecil! Bentar lagi Ody SMP tau!" Gadis itu mengerucutkan bibirnya. "Lagipula Kak Cinta belum dewasa, dia masih remaja."

Tiya menghela napas. Sulit sekali rasanya menghindari pertanyaan adik kecil sahabatnya ini.

"Apa yang buat Kak Cinta nangis? Pasti Kak Tiya tau, kan?"

"Kak Rama," balas Tiya pada akhirnya. "Kak Rama yang udah buat Cinta nangis."

"Kak Rama?" beo Melody. "Kak Tiya bohong, Kak Rama, kan, sayang sama Kak Cinta. Gak mungkin buat Kak Cinta nangis."

"Justru itu, Melody. Orang yang kita sayangi, malah orang yang sering buat kita nangis." Tiya menjelaskan. "Kak Rama buat kesalahan, yang buat Cinta kecewa."

"Kesalahan apa?"

Tiya menoleh. "Aku bingung mau jelasin dari mana. Tapi intinya, Kak Rama mau tunangan sama cewek lain, dan cewek itu bukan Kakakmu."

***

Cinta menghindari Rama yang selalu membujuknya untuk bicara. Cinta pura-pura tidak melihat Rama, bahkan mengabaikan perkataan Rama yang ditujukkan padanya.

Kali ini, Cinta mendudukkan tubuhnya di meja kantin paling pojok. Tangannya terus saja mengaduk bubur ayam yang dia pesan, tetapi tak jua dimakan.

"Nta, buburnya keburu dingin itu."

Cinta tersentak dari lamunannya kala mendengar suara Tiya. Dia langsung menyuapkan sesendok bubur ayam, memakannya tanpa nafsu.

Sejujurnya, walau Tiya tahu yang sebenarnya, dia ingin menanyakan sesuatu pada Cinta. Namun, dia tidak ingin menyinggung perasaan Cinta untuk menuntaskan rasa ingin tahunya.

"Cinta, aku mau bicara sama kamu."

Cinta meletakkan sendok buburnya ke mangkok hingga menimbulkan dentingan yang cukup keras. Tanpa menoleh, dia tahu suara tersebut milik siapa.

"Ya', aku titip bayar, ya, kembaliannya buat kamu aja." Cinta meletakkan uang dua puluh ribu di meja, lalu beranjak pergi dari sana tanpa menoleh sedikitpun pada Rama.

Irama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang