Irama Cinta

Chapter 18 - Cinta Kamu Di mana?

Selamat datang di lapak Irama Cinta.

Yang belum follow, tolong follow dulu ya.

Bintang dipojokan jangan lupa dipencet.

Kalau makan bubur, kalian suka diaduk apa enggak?

Play List Kamu|| Brisia Jodie ~ Cinta Kau Dimana

Tuhan, tolong yakinkan diriku
Bahwa dia bukanlah untukku
Tolong hilangkan perasaanku
Agar 'ku tak lagi memikirkan dia 🎶🎶🎶

Happy Reading.

🍁🍁🍁
Terkadang seseorang memerlukan sedikit sedih untuk membuat ketenangan dan sedikit senang untuk melanjutkan kembali hidupnya.
🍁🍁🍁

Hampa. Hati Cinta terasa hampa. Tidak ada musik, jauh dari Rama, dan merasa canggung bersama ayahnya sendiri. Cinta tidak mungkin selalu membagi keluh kesah dengan bundanya, pasalnya Hilda harus menjual kue buatan dan mengurus keluarga, sedangkan adiknya, hanya anak kecil yang harus belajar dan bermain.

Saat sedang minum di dapur, Cinta mendengar keributan di luar. Dia mengintip dibalik gorden yang terbuka. Dia melihat ayahnya dan Rama tampak bersilat lidah.

Sepertinya ayahnya merasa kesal juga dengan Rama karena merasa dibohongi. Namun, Cinta teringat sesuatu, sebuah obrolan ayahnya dengan bosnya lewat via telepon.

"Maaf, Pak, tapi salah saya apa? Bukannya selama ini kinerja kerja saya bagus? Lalu kenapa ada kiriman surat PHK dari kantor?"

"Memang kinerja kamu bagus, tapi saya ini bos, jadi mau pecat siapa saja terserah saya dong? Lagian di luar sana banyak yang ingin melamar di posisi kamu. Lebih baik dari kinerja kamu."

"Tapi, Pak, itu bukan alasan yang logis untuk memecat karyawan. Di kontrak kerja tidak tertulis seperti itu."

"Heri, alasan saya memecat kamu karena kamu Ayah dari perempuan yang disukai anak saya. Dan saya gak mau punya besan gak sepadan dengan kamu. Lagipula, saya tidak ingin media tau anak saya sering ke rumah kamu, apalagi dia sudah saya jodohkan dengan anak rekan bisnis saya."

"Masalah anak-anak, tidak ada sangkutpautnya dengan bisnis, Pak. Apa Bapak tidak bisa mempertimbangkan lagi?"

"Sekali lagi saya tegaskan bahwa saya bosnya. Jadi, keputusan mutlak ada si tangan saya. Oh, iya, uang PHK bisa kamu ambil besok pagi di kantor sekalian ambil barang-barang kamu." Panggilan itu diputuskan secara sepihak oleh Roy.

Pikiran Cinta teralihkan kembali pada realita saat ini. Pantas saja ayahnya marah, dia dipecat oleh ayahnya Rama dengan alasan yang tidak logis. Mungkin, sebaiknya Cinta harus menjauhi Rama juga.

Melihat Rama pamit, dia sesungguhnya ingin melepas kepergian cowok itu dengan keluar, tetapi niatnya Cinta urungkan.

Cinta kembali ke kamarnya, dia melihat Rama dari jendela kamarnya. Saat Rama menatapnya dengan senyum, hati Cinta seperti teriris. Senyuman itu seperti penundaan dibuatnya luka baru.

Karena tak kuat, akhirnya Cinta memutuskan untuk pergi dari sana. "Rasa ini diciptain oleh Tuhan, jadi Tuhan juga yang bisa menghapuskan. Tolong, hilangkan Rama dari hati dan pikiranku, Tuhan."