Irama Cinta

Chapter 44 - Kamulah Milikku

Selamat datang di lapak Irama Cinta

Apa kabar kalian semua? Semoga baik, ya.

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa bagi yang menjalankan.

Marhaban Ya Ramadan.

Sebelum baca, jangan lupa pencet bintang di pojok kiri bawah ya.

Tinggalkan jejak berupa komentar juga.

Play List Kamu|| Pika Iskandar ~ Milikku

Happy Reading.

🍁🍁🍁
Caramu mencintaiku yang sederhana sudah membuatku merasa istimewa, dan aku tidak butuh yang lainnya.
🍁🍁🍁

"Tuh cewek masih demo sama kamu?"

Setelah perdebatan panjang di kelas tadi bersama Shira, Rama akhirnya memutuskan untuk membolos bersama Ciko. Bukan tanpa alasan, dia malas jika harus bertemu dengan Shira di kelas. Lagipula, hari ini guru yang mengajar di kelasnya tidak masuk, hanya menitipkan tugas saja pada guru piket untuk di sampaikan ke murid-murid kelasnya.

"Bukan Shira namanya kalau bisa terima gitu aja." Rama menyipitkan mata, menatap Ciko keheranan. "Tumben gak rokok?"

"Udah tadi pagi. Kayaknya, mulai sekarang aku mutusin buat gak rokok lagi, Ram."

"Kenapa? Duit udah abis?" Rama bertanya memastikan.

Ciko menghela napas, lalu menggelengkan kepalanya. "Enggak. Ini permintaan dari gadisku."

"Ceilah, gadisku. Sok-sok.an ngomong gitu. Emang udah jadian?"

Sial. Ciko mengumpat dalam hati. Ucapan Rama membuatnya kalah telak. Seperti ada belati tak kasat mata yang menyayat hatinya. Ck, sahabatnya ini sungguh laknat. Menyindirnya langsung tepat sasaran.

"Belum. Tapi bentar lagi akan."

"Btw, kamu emang sesayang itu sama Tiya? Sampai nuruti permintaan dia buat berhenti rokok? Padahal, orang tua kamu ngelarang aja kamu masih bandel." Memang ya, pepatah yang mengatakan cinta bisa merubah segalanya benar adanya.

"Dulu, sih, gak terlalu. Terus, semenjak aku sama Tiya bantu buat satuin kamu dan Cinta, rasa itu muncul seketika, tanpa diduga." Ciko tersenyum, memikirkan Tiya yang akhir-akhir ini sering bersamanya.

"Dulu, aku emang cuma penasaran, sekarang, jatuhnya udah ke perasaan yang paling dalam," lanjut Ciko, menatap Rama yang diam mendengar dia berkelakar.

"Terus, rencana kamu ke depannya gimana?"

"Rencana aku ke depannya, ya lanjut kuliah lah."

"Dodol. Maksud aku, tentang hubungan kamu sama Tiya," Rama meralat ucapannya.

"Oh, itu. Makanya ngomong yang jelas, Ram," balas Ciko, membuat Rama mendengkus. "Aku bakal perjuangin Tiya, kaya kamu perjuangin Cinta."

"Aku bakal bantu. Itung-itung, sebagai tanda terima kasih."

"Thanks." Ciko teringat sesuatu. "Ngomong-ngomong soal Ravish, kamu maafin dia?"

Sebenarnya, Rama sudah tahu mengenai rahasia Ravish dari lama, tetapi dia membiarkannya begitu saja. Namun, yang Rama tak habis pikir, Ravish tega membuat Cinta kesasar waktu camping dulu. Apakah Ravish tidak sadar kalau tindakannya membuat keselamatan Cinta cukup berisiko?