Chapter 40 - Pertunangan

35 24 300
                                    

Selamat datang di lapak Irama Cinta

Gak nyangka udah kepala empat.

Gak nyangka juga udah bulan maret rupanya.

Typo koreksi.

Hai, yang baca cerita ini, jangan lupa pencet bintang di pojok bawah ya. Satu votement dari kalian, sangat berarti buat aku.

Play List Kamu|| Dibanding Dia ~ Lyodra

Happy Reading

🍁🍁🍁
Cinta itu tidak butuh alasan, tapi butuh balasan akan sebuah perasaan.
🍁🍁🍁

"Kamu serius, Nta?"

Cinta yang tengah memilih gaun yang akan digunakan untuk acara nanti malam, lantas menoleh pada sahabatnya yang tengah duduk di ranjang miliknya.

"Memangnya kenapa? Gak baik kalau gak dateng, sedangkan aku gak ada kendala apa-apa."

"Ada, Nta. Ada kendalanya." Tiya berdiri dari ranjang. Menunjuk dada Cinta dari jarak jauh. "Hati kamu."

Cinta tersenyum tipis. "Walaupun sakit, justru itu bisa aku jadikan acuan. Karena aku tau, dari dulu, aku sama Rama memang tidak bisa dipertemukan untuk disatukan."

Tiya memutar bola matanya setelah menghela napas. Dia tidak habis pikir dengan Cinta. Bisa-bisanya dia datang ke acara pertunangan Rama dengan Shira, padahal dia tahu, kalau pergi ke sana, Cinta akan merasa terluka.

Kalau Tiya menjadi Cinta, dia tidak akan datang ke sana.

"Terus, kalau nanti kamu di sana nyesek sampai nangis gimana?" Tiya bertanya. "Aku gak mau, ya, minjemin pundak aku, buat sandaran kamu, nanti kena ingusnya lagi."

"Aku gak akan nangis, Tiya." Cinta meyakinkan dirinya. "Karena dari awal aku tahu, bahwa cinta, tidak harus saling memiliki."

"Bohong kalau tidak harus saling miliki. Pada dasarnya, cinta adalah hasrat untung saling memiliki!" balas Tiya tidak mau kalah.

"Kalau kamu berpikiran begitu, berarti kamu belum tahu apa artinya cinta yang sebenarnya, Ya'." Cinta duduk di ranjangnya, sambil menatap lurus gaun yang ada di tangannya. "Cinta itu, sesuatu yang datang tanpa alasan, dan sulit untuk diartikan. Cinta adalah hal sederhana, yang buat hati berbunga-bunga, dan mampu dirasakan oleh semua manusia."

"Namun, hanya beberapa orang yang beruntung, yang bisa mendapatkan balasan akan perasaannya," lanjutnya sendu. "Dan mungkin, aku bukan salah satu dari mereka yang beruntung itu."

***

Rama sedang bersiap-siap untuk acara pertunangannya yang sebentar lagi akan dilangsungkan. Dia memakan kemeja putih yang dibaluti jas hitam, tidak lupa dengan dasi kupu-kupu yang melingkar di lehernya, serta celana bahan warna senada.

Pintu diketuk dari luar, membuat Rama menoleh dan berjalan ke arah pintu. "Mama?"

Intan tampak mengamati penampilan anaknya dari bawah hingga atas. Putra tunggalnya terlihat sangat tampan nan gagah.

"Kamu serius, dengan keputusan ini?" Intan masuk ke dalam kamar putranya.

Setelah menutup pintu, Rama mengikuti langkah kaki Intan dan berkata, "Mau gimana lagi? Dari awal Rama udah janji sama Papa. Lagian, undangannya udah disebar."

Irama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang