Chapter 50 - Kepulangan Dan Kepergian

34 19 178
                                    

Hai. Selamat datang di lapak Irama Cinta.

Maaf baru bisa update lagi. Ada urusan di dunia nyata yang harus diselesaikan.

Jangan lupa vote, komen, dan share ya.

Play list kamu|| Rosa ~ Jangan hilangkan dia.

Happy Reading.

🍁🍁🍁
Beberapa orang pergi bukan karena mau, tetapi karena harus.
🍁🍁🍁


1 tahun kemudian.

Tidak terasa, satu tahun sudah berlalu. Saat itu pula, Rama LDR bersama Cinta. Jarak Jakarta dan London bukanlah jarak yang bisa ditempuh dengan mudah. Apalagi, Rama sedang sibuk-sibuknya kuliah.

Meski begitu, keduanya saling mengabari disela kesibukan masing-masing. Saling mengabari keduanya bukan lagi tentang sudah makan belum, sudah tidur atau belum. Melainkan sebuah nasihat yang membuat pasangan mereka seperti berikut ini.

My Love

Sayang tidur, jangan kemalaman.

Istirahat, jangan terlalu diforsir

Kamu jangan telat makan oke? Kamu punya maag

I Miss you

Rama berbaring di ranjang. Sambil menunggu pesannya yang masih belum dibaca oleh Cinta. Mungkin kekasihnya itu sedang sibuk.

"Rasanya, aku pingin nyusul kamu sekarang, Nta." Rama menatap langit-langit kamarnya. "Tapi rasanya gak mungkin. Bukannya aku gak punya uang buat beli tiket ke sana, tapi tugas aku banyak banget."

"Meski begitu, aku tetap setia pada satu nama, yaitu kamu, Cinta."

Setelah bermonolog sendiri yang selalu menjadi jalan pintasnya, gawai milik Rama bergetar. Rupanya itu video call dari Cinta. Tentu saja bibir Rama mengembang sempurna.

"Halo, Rama. Maaf, ya, aku baru bisa ngabarin. Dari tadi aku gak pegang hape."

Wajah kelelahan Cinta terlihat dalam layar ponselnya. Meski begitu, Cinta masih terlihat cantik.

"Gapapa, sayang. Aku ngerti kok. Kamu istirahat kalau cape."

Rama begitu pengertian. Hal itu pulalah yang membuat Cinta semakin jatuh cinta.

"Tadinya emang mau istirahat. Tapi begitu lihat kamu, denger suara kamu, capenya langsung ilang." Cinta terkekeh di ujung sana.

"Bisa aja kamu."

"Iya dong. Kan, kamu obat sekaligus penghilang penat. Kamu adalah rumah ternyaman yang pernah aku singgahi."

Rama tersenyum lebar mendengar itu. "Aku selalu terbuka untuk menjadi tempatmu kembali, Nta. Bahkan lebih dari sekadar rumah."

"Kamu udah makan siang, Ram?"

"Di sini udah malem, Sayang."

"Oh iya. Aku lupa." Cinta baru ingat kalau Jakarta lebih cepat enam jam dari London. Sedangkan di tempatnya baru jam dua siang.

Irama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang