Chapter 33 - Pemeran Utama

45 32 304
                                    

Selamat datang di lapak Irama Cinta.

Udah lama ya gak update ini cerita.

Kalau lupa alur, baca part sebelumnya aja ya.

Jangan lupa pencet bintang di pojok bawah ya karena itu gratis.

Udah pada follow belum nih?

Play List Kamu|| Infinity - Jaymes Young

Happy Reading.

🍁🍁🍁
Rasanya, aku ingin merengkuh dan merubah takdir. Sayangnya, tanganku cukup mungil untuk menangkup seisi dunia. Tentangmu, dan tentang kita yang hanya menjadi kata.
🍁🍁🍁

"Cinta. Cinta aku minta maaf."

Cinta terus saja mengabaikan ucapan-ucapan yang keluar dari mulut Rama. Sungguh, dia sudah malu setengah mati. Andai saja dia pintu ajaib Doraemon, Cinta akan menghilang dari sana saat itu juga. Tanpa perlu menyaksikan orang-orang meledeknya seperti tadi.

"Cinta, aku minta maaf," pinta Rama entah yang keberapa kali.

"Cinta!"

Rama meraih pergelangan tangan Cinta. Menarik lengan gadis itu sampai membuat Cinta berbalik arah dan menabrak dadanya. Untuk beberapa saat, pandangan keduanya beradu, saling menahan getaran yang timbul di dada masing-masing.

Kesadaran seolah menarik Cinta untuk menjauh. Dia menatap Rama sengit. "Kamu itu nyebelin. Kenapa coba harus bercanda kayak tadi? Gak lucu!"

"Jadi kamu anggap hal tadi bercanda?" tanya Rama, sedu.

"Emangnya kamu beneran?" Cinta balik bertanya.

"Maunya gimana?" Rama mengeluarkan senyum andalannya. Sebuah senyuman menyebalkan, sekaligus manis kalau dilihat.

"Ish. Rese." Cinta mencebik. "Kamu, tuh kebiasaan, hati orang dibuat mainan."

"Cinta aku serius. Yang aku bilang di perpustakaan tadi juga serius." Rama mengunci tatapan Cinta. "Kalau aku itu ...."

"Apa? Suka sama aku?" tanya Cinta sekaligus memotong perkataan Rama. "Setelah permaluin aku di perpus, kamu mau permaluin aku di sini, iya?"

Rama baru sadar kalau koridor ramai orang. Bahkan, ada yang terang-terangan menatapnya bersama Cinta. "Jangan suuzan, kamu. Aku cuma mau meluruskan keadaan. Sekaligus mengungkapkan perasaan."

"Basi." Sungguh, Cinta tidak mau berharap lebih pada Rama. Apalagi mengingat kejadian beberapa menit lalu.

"Kamu kenapa ketus gitu? Lagi datang bulan, ya?"

"Bukan urusan kamu!" balas Cinta ketus. "Mau aku datang bulan, kek. Datang bintang, kek, atau datang meteor sekalipun, itu bukan urusan kamu."

Cinta pergi dari sana, mengabaikan Rama yang terus memanggilnya. Namun, bukan Rama namanya kalau menyerah begitu saja. Sayangnya, Cinta masuk ke dalam toilet cewek. Mau tidak mau, Rama harus menahan urgensinya untuk masuk. Soalnya banyak pasang mata yang menatapnya penuh intimidasi.

Kalau cowok masuk toilet cewek. Pasti pada heboh kan?

"Aku takut kalah, Cinta. Aku takut kalah sebelum perjuangin kamu."

Irama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang