Chapter 28 - Kebahagiaan Cinta

47 37 160
                                    

Selamat datang di lapak Irama Cinta.

Sebelum baca jangan lupa bayar parkir dulu ya. Gampang banget kok, tinggal pencet bintang di pojok bawah.

Absen dulu yuk, kalian baca jam berapa?

Warna favorit?

Angka lahir?

Lebih suka permen apa cokelat?

Play List Kamu|| Distance - Christina Perri ft. Jason Mraz

Happy Reading.

🍁🍁🍁
Di dunia ini tidak ada sedih yang selalu sedih, dan tidak ada bahagia yang selamanya bahagia. Semuanya bersifat fana.
🍁🍁🍁

"Nta, mau bareng enggak?"

Tiya mengajak Cinta pulang bareng. Dia khawatir kalau Shira berbuat ulah lagi terhadap Cinta. Walaupun rumah mereka berbeda arah, bagi Tiya tidak masalah.

"Gak usah Tiya, aku bisa sendiri. Kasian kamu nanti putar balik."

"Beneran? Nanti kalau kak shira ganggu lagi gimana?"

Cinta tersenyum tipis. "Gak akan, aku tadi denger-denger, Kak Shira dihukum sama guru BK karena melakukan tindakan itu."

"Oke. Aku pulang duluan, ya. Kalau ada apa-apa, kabari." Tiya sebetulnya agak ragu meninggalkan Cinta, tetapi mau bagaimana lagi, ayahnya sudah menunggu sedari tadi.

Selepas kepergian Tiya, Cinta melangkah keluar gerbang. Dia memutuskan pulang untuk naik kendaraan umum saja. Cinta tidak ingin merepotkan ayahnya yang mungkin sekarang sedang bekerja. Sedangkan Hilda, pasti sedang sibuk membuat kue. Pasalnya, Hilda mendapat orderan yang banyak tadi malam.

Tin ... tin.

Klakson mobil yang cukup keras membuat Cinta terlonjak kaget. Lantas ia berhenti---menoleh kepada sang pemilik mobil yang baru saja keluar dan langsung menghampirinya.

"Pulang bareng aku!" ucap Rama, penuh penekanan.

Cinta mendongak, menatap.Rama dnegan sedikit angkuh. "Kalau aku gak mau?"

"Aku gak terima penolakan."

Cinta berdecih, menatap Rama sebal. "Dih, maksa."

"Ayo!" Rama mencekal pergelangan tangan Cinta, tetapi saat Rama melangkah, Cinta masih bergeming di tempatnya. Rama kembali mentap Cinta, kali ini lebih lekat dari sebelumnya. "Mau masuk sendiri, apa aku gendong?"

"Emang bisa gendong?" Cinta meledek. "Aku berat tau."

Alis Rama terangkat, cowok itu tersenyum jahil. "Mau dicoba?"

"Gak usah, makasih!" ketus Cinta. Lalu masuk ke mobil Rama tanpa diminta.

Kelakuan Cinta begitu menggemaskan bagi Rama. Cowok itu sampai geleng-geleng kepala. Rama memutari mobil, duduk di kursi kemudi.

Rama tancap gas, mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang. "Kamu gimana tadi? Maaf, ya, aku datengnya telat, gak tau kalau Shira gituin kamu."

"Aku baik, kayak yang kamu liat." Hati Cinta berkecamuk, memikirkan kejadian tadi. "Untung ada Kak Ravish yang nolongin."

"Seneng banget kayaknya, pakai jaket dari Ravish."

Irama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang