Chapter 22 - Yang Hilang Pasti Datang Pulang

49 43 188
                                    

Selamat datang di lapak Irama Cinta.

Sebelum baca jangan lupa pencet bintang di pojok bawah ya.

Buat bayar parkir.

Play List Kamu|| Rehat ~ Kunto Aji

Happy Reading.

🍁🍁🍁
Saat semua tidak peduli dengan apa yang kamu rasakan, maka kamu harus peduli pada dirimu sendiri. Mungkin, mereka memang gak ngerti, tetapi kamu paham betul apa yang kamu butuhkan saat ini.
🍁🍁🍁


Cinta berjalan di koridor sekolah dengan langkah pelan. Dia merasa lesu, memikirkan masalah-masalah yang kian menumpuk membuat kepalanya sakit. Bahkan, ketika tidur pun suara-suara itu tidak mau berhenti.

Langkah kakinya berhenti ketika melihat gerombolan siswa-siswi melihat mading sekolah. Merasa penasaran, lantas Cinta mendekat. Di sana terdapat pengumuman tentang acara camping yang diadakan pihak sekolah untuk besok lusa.

"Cinta!" Itu suara milik Tiya. Dia berjalan mendekati Cinta. "Kamu ikut acara camping lusa, kan?"

"Gak tau. Kok pengumumannya mendadak banget, sih?" Kalau ikut pun, Cinta belum punya persiapan.

"Sebenarnya udah dari minggu lalu, diumumin di instagram sekolah. Kalau pengumumannya memang baru disebar tadi pagi." Tiya mendengkus. "Kamu, sih, punya akun cuma buat pajangan doang."

Jangankan instagram, akun media sosial lainnya saja Cinta jarang membuka jika tidak ada keperluan mendesak. Cinta benar-benar tidak mau diganggu. Soalnya, saat dia membuka media sosialnya, pasti banyak pesan masuk yang membahas penampilan dirinya saat bernyanyi waktu itu. Bahkan, ada yang menawarkan manggung juga.

"Emangnya wajib ikut, Ya'?" tanya Cinta. Jujur, Cinta tidak terlalu suka acara begitu. Bukannya Cinta tidak pecinta alam, hanya saja, dia tidak bisa jauh dari rumah. Apalagi acaranya di puncak.

"Katanya, sih, iya. Anak kelas 11 sekarang gak ada study tour ke Bali.  Tau sendiri, kan, masalah kakel tahun lalu yang meninggal karena kekurangan cairan saat mabuk perjalanan?" Tiya mengingatkan kembali masalah tersebut. "Jadi, angkatan kita harus ikut camping di puncak, bareng anak kelas 12 juga."

"Bareng anak kelas 12?" Cinta membeo. Itu artinya, ada Rama juga di sana.

"Iya. Mereka beberapa bulan lagi ujian sekolah, terus habis itu lulus. Makanya diadain acara ini. Itung-itung, buat refresing sebelum otaknya berasap nantinya."

"Kamu ikut, ya, Nta? Kan lumayan banyak kakel cogan, sekalian buat cuci mata," lanjut Tiya cengengesan. "Kalau gak ikut, rugi banderol kamu, Nta."

Cinta hanya bisa tersenyum tipis. "Emangnya aku kamu apa? Mikirin cowok mulu," sindir Cinta.

Tiya menepuk dahinya sendiri. "Oh, iya, aku lupa. Kamu, kan udah ada Kak Rama. Cie ...."

"Udah, Ya'. Jangan bahas dia lagi bisa nggak?" Cinta memutar bola matanya jengah.

Alis Tiya terangkat, lalu berkata, "Kenapa emangnya? Lagi marahan?"

"Marahan?" Cinta membeo, kemudian tersenyum kecut. "Marahan itu buat orang yang pacaran."

"Lho, emang kalian belum pacaran?" Tiya bertanya heran.

Irama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang