Irama Cinta

Chapter 2 - Ketika Rama Bertemu Cinta

Halo apa kabar?

Semoga sehat selalu ya.

Play List Kamu|| This is How You Fall in Love ~ Jeremy Zucker & Chelsea (Cover)

Happy Reading.

🍁🍁🍁
Dari banyaknya orang yang pernah kamu temui, ada salah satunya yang akan mengambil peran khusus dalam hidupmu tanpa disadari.
🍁🍁🍁

Sinar matahari menyusup masuk lewat celah-celah ventilasi jendela. Cahaya tipisnya memancar hingga ke kamar bercat putih yang semula temaram. Gadis berambut cokelat bergelombang itu masih bergelung dalam selimut di atas tempat tidurnya.

Alarm yang berasal dari jam beker berbunyi menyelimuti kamar itu, membuat Cinta yang ada di sana terusik dalam tidurnya. Tubuhnya menggeliat kecil, perlahan matanya mengerjap disertai leguhan pelan yang meluncur dari bibirnya.

Cinta menoleh ke arah jendela yang gordennya sudah terbuka. Cahaya matahari tampak terang dari bilik jendela. Lantas, ia mengubah posisinya menjadi duduk, menoleh pada jam beker di atas nakas yang sudah menunjukkan pukul 06.35.

"Astaga!"

Mata Cinta membola. Kenapa alarmnya berbunyi jam segini? Padahal Cinta sudah menyetel alarm pukul setengah lima pagi. Baik, lupakan soal alarm. Ini sudah waktunya Cinta bersiap-siap. Kakinya bergegas ke kamar mandi. Menuntaskan ritual mandinya dengan cepat.

Cinta bergegas ke bawah dengan tergesa. Di ruang makan, Hilda, bundanya sedang merapikan beberapa piring yang sudah kotor.

"Bunda, Cinta tadi gak dibangunin?"

"Eh, pagi-pagi bibirnya udah manyun." Hilda menatap anak gadisnya. "Bunda tadi udah bangunin, tapi kamunya gak bangun-bangun."

"Duh, Bunda, Cinta udah telat, nih. Ayah masih di rumah, kan? Cinta mau nebeng berangkat." Cinta menyomot roti di atas meja, lalu melahapnya cepat.

"Ayah udah berangkat dari tadi, sekalian nganterin Melody. Hari ini Ayah harus menemani bosnya meeting proyek baru, jadi berangkat pagi."

Mendengar itu, Cinta mendadak tersedak. "Mati."

"Astaga, Cinta, pelan-pelan. Makanya makan sambil duduk." Hilda memberikan segelas air putih untuknya.

"Gak sempet, Bunda, udah mepet waktunya. Cinta berangkat dulu, Assalamualaikum." Cinta bergegas keluar rumah setelah berpamitan, bahkan dia lupa mencium punggung tangan ibunya.

Dari jalan kompleks ia berjalan ke jalan raya---lebih tepatnya berlari kecil. Cinta mencari angkutan umum yang lewat. "Aduh, lima menit udah tutup lagi."

Tidak ada satu pun angkutan umum yang lewat, jika ada, pasti sudah ada penumpang penuh di dalamnya. Cinta merasa cemas dan frustasi. Masa iya, dia bolos sekolah?

Detik itu juga, matanya berbinar menatap cowok berjaket hitam yang sedang mengisi bensin. Lantas, Cinta langsung menghampirinya.

Saat cowok itu memakai helm, Cinta menghadang di depannya. "Ngapain? Minggir!"

Nada bicara Ravish terdengar ketus. Dia tidak suka ada orang yang menganggu jalannya, apalagi orang itu Cinta.