Chapter 36 - Drama Ramayana

32 24 346
                                    

Selamat datang di lapak Irama Cinta.

Update adalah kewajibanku.

Vote dan komen di setiap narasi dan dialog adalah kewajiban kalian.

Jadi, mau bekerja sama, kan?

Play List Kamu|| Anoman Obong

Sengaja pakai lagu ini biar lebih feel dalam dramanya.

Happy Reading

🍁🍁🍁🍁
Sejarah memang tidak dapat diulang, tetapi dapat diciptakan kembali.
🍁🍁🍁🍁

DRAMA RAMAYANA

SUTRADARA: IRAMA PRAMUDYA
KOSTUM: BU MARISA
PEMERAN;
DEWA RAMA: Irama Pramudya
DEWI SHINTA: Aluna Cinta Jackson
LAKSMANA: Tiya
HANOMAN: Ciko
RAHWANA: Ravish
RESI WALKIMI: Shira
DEWI KEKAYI:  Loly
PRABU DASARATA: Yuki
PRABU JANAKA: Putra
Pemeran tambahan;
Para putra mahkota
Raksasa
Prajurit
Dayang-dayang
Pohon
Rakyat Ayodya

***

Acara yang ditunggu akhirnya datang juga. Di panggung sudah ada tarian-tarian tradisional yang menjadi pembuka pada acara ulang tahun SMA Kencana Bakti tersebut.

Setelahnya, akan ada penampilan nyanyi, puisi, pantomim, dan stand up comedy. Sebagai pemutup, drama Ramayana yang akan ditampilkan. Sehingga, masih ada waktu untuk murid-murid yang ikut andil agar berdandan dan menyiapkan diri sebelum tampil nanti.

Di ruang teater, anak-anak yang akan tampil drama nanti masih bersiap. Mereka mengenakan kostum sesuai peran masing-masing.

"Ya ampun, hilang sudah wajah tampanku ini." Ciko menggerutu, sembari bercermin pada kamera ponsel untuk melihat penampilannya.

"Sialan. Muka aku benar-benar mirip kera." Ciko membetulkan masker sintetis yang menutupi area hidung dan mulutnya.

Ravish yang ada di sana terkekeh. Dia menepuk bahu Ciko dengan khasnya. "Udahlah, nikmati aja. Lagian ini cuma peran."

"Kamu enak ngomong gitu. Walaupun kamu jadi Rahwana yang seram, setidaknya aksesoris yang kamu pakai cuma kumis palsu doang. Wajah kamu masih kelihatan gagah." Ciko merasa ini tidak adil. Namun, mau bagaimana lagi, ini demi sekolah.

"Makasih, udah ngaku kalau aku gagah."

"Dasar besar kepala." Ciko berdecak. "Sana pergi, kita, kan, musuhan."

"Oke aku pergi. Lagian, gak mau lama-lama dekat kera putih. Takut ketularan gatal. Hih." Ravish bergidik,  lalu pergi menjauh dari Ciko.

"Mending aku kera, dari pada kamu, kepala sepuluh. Dasar monster," ucap Ciko, yang masih sampai pada telinga orang yang dia bicarakan.

Ciko tahu, Ravish hanya bercanda padanya. Namun, entah mengapa dia merasa kesal sendiri. Detik berikutnya, Ciko tersenyum, dia menghampiri Tiya yang sedang sibuk membetulkan kumis palsunya.

"Widih, ganteng banget Mas Tiya."

Tiya tidak menanggapi, dia malas mencari ribut dengan Ciko. Tiya sibuk memasang bewok tipisnya yang palsu. Rambutnya yang panjang, telah dia gulung, lalu kepalanya mengenakan mahkota pria khas zaman kerajaan.

Irama CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang