~aku harus pergi~
Bila saat ini
Tetes air mataku jatuh di pelukmu
Yang terakhir bagiku
Demi yang terbaik lupakanlah aku
Lanjutkanlah kasih
Lanjutkan hidupmu
Kini aku harus pergi
Walau ini pedih aku harus pergi
Kurela kau hidup bahagia dengannya
Kubahagia untukmu
Doaku selalu bersamamu
Selamat tinggal kasih
Kaulah kisah terindah dalam hidup ini
Akan selalu kusimpan
Di lembaran hati yang paling terdalam
Ku terima kasih untuk segalanya
Kini aku harus pergi
Walau ini pedih aku harus pergi
Kurela kau hidup bahagia dengannya
Kubahagia untukmu
Doaku selalu bersamamu
Aku harus pergi
Walau ini pedih aku harus pergi
Kurela kau hidup bahagia dengannya
Kubahagia untukmu
Doaku selalu bersamamu
Aku bahagia untukmu
Doaku selalu bersamamu12. KEPERGIAN GEISHA
Geisha menangis sekencang-kencangnya setelah dia terbangun dari tidurnya, dia duduk diatas ranjang sembari menyembunyikan wajahnya diatas lutut dengan selimut yang menutupi tubuhnya hingga dada. Setelah menyakitinya, Regan malah pergi entah kemana. Biadab.
Geisha merasa sakit, baik sakit hati maupun sakit fisik. Hati dan badannya terasa remuk karena ulah suaminya semalam. Geisha tidak tahu apa yang di pikirkan suaminya itu hingga tega menyiksanya semalaman, mengingat hal itu hati Geisha teriris luka.
"Awh," jerit Geisha saat memaksa berdiri, badannya sakit sekali hingga terduduk lemas ke atas ranjang. Namun, walau begitu Geisha tidak mengurungkan niatnya. Dia kembali lagi, dan mencoba untuk berdiri walau menimbulkan rasa sakit.
Geisha berjalan tertatih ke kamar mandinya, dia membawa selimutnya untuk menutupi tubuhnya. Setelah sampai di kamar mandi, Geisha menghampiri wastafel dan bercermin di sana.
Geisha melihat rupanya yang sangat berantakan, tapi bukan itu yang menjadi fokusnya. Geisha mengusap lehernya yang memiliki beberapa tanda merah, lalu turun ke dadanya yang juga sama. Geisha kembali menitikkan air matanya, kemudian menunduk hingga akan jatuh kalau saja dia tidak bersangga pada wastafel.
"Apa gue pergi sekarang?" Tanya Geisha pada dirinya sendiri sembari memandang cermin di depannya.
Di lain tempat, Regan duduk berdiri duduk berdiri sedari tadi, dia merasa resah dan gelisah. Entah mengapa, Regan sangat-sangat merasa tidak enak dengan apa yang sudah dia perbuat kepada istrinya walaupun dari dulu hal itulah yang dia tunggu-tunggu. Tapi kali ini berbeda, menunjukkan wajahnya di depan Geisha saja rasanya Regan tidak bisa.
"Lo kenapa Gan?" Tanya Sherla yang baru saja datang dengan nampan berisi dua jus di sana, dia melihat Regan sedang berdiri tidak jelas.
"Eh, Sher," kata Regan yang sadar akan kehadiran sahabatnya, kemudian duduk. Regan memang datang keapartemen Sherla, dia tidak tahu lagi harus kemana.
Sherla menyajikan minuman dan duduk di depan Regan. "Lo kok kacau banget kelihatannya? Kenapa Gan?" Tanya ingin tahu karena sikap Regan yang tidak biasa.
"Gue lagi bingung aja sama diri gue sendiri Sher," ungkap Regan.
"Bingung kenapa?"
"Entah kenapa, gue merasa bersalah banget udah ngelakuin hal itu ke istri gue Sher," Ujar Regan kemudian menghela nafas. "Gue ngerasa jahat banget sama dia Sher, apalagi semalam gue bener-bener maksa dia banget. Sampai sekarang gue masih ingat jelas gimana Geisha semalam, dia tersiksa banget gara-gara apa yang gue lakuin sama dia."
"Emangnya Lo ngapain dia Gan? Jangan bilang, Lo main fisik?" Tanya Sherla curiga.
"Lebih parah dari itu Sher," jawab Regan membuat Sherla semakin penasaran. "Gue udah perkosa dia," lanjutnya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory While Sleeping (end)
Jugendliteratur"Kamu berubah Gan, kamu bukan Regan yang aku kenal," Kata Geisha kepada suaminya. "Gue gak berubah Gei. Kalau pun gue berubah, Lo orang yang udah ngerubah gue," Balas Regan menohok hati istrinya. Cerita ini mengisahkan sepasang suami istri yang sed...