29. BERDAMAI

2.3K 122 2
                                    

29. BERDAMAI

Hari ini adalah hari Minggu, dan itu artinya hari ini merupakan hari libur bagi sejuta umat namun tidak berlaku pada dokter Reska. Di hari libur seperti ini pun dokter Reska tetap harus bekerja, ya mungkin jam kerjanya tidak sefull hari-hari biasa.

Dokter Reska tengah menyiapkan sarapan untuknya dan juga Rara, dia sudah menggunakan baju rapi. Setelah nasi goreng buatannya terhidang di atas meja, dokter Reska kemudian berjalan ke kamar Rara memanggil gadis itu untuk sarapan dengannya.

"Ra," ujar Dokter Reska sembari mengetuk-ngetuk pintu kamar Rara.

"Ra, sarapan dulu Ra," kata dokter Reska sekali lagi.

"Iya dokter, sebentar," sahut Rara dari dalam sana.

Dokter Reska menunggu Rara keluar, tidak lama kemudian gadis itu pun keluar dari kamarnya. Dokter Reska terkejut melihat penampilan Rara yang sangat berantakan. Rara memang baru saja bangun tidur, bahkan dia tidak sempat menggosok gigi dan hanya mencuci muka.

"H-hai dok," ujar Rara dengan senyum terpaksa.

"Kamu baru bangun ya Ra?" Tebak dokter Reska.

"I-iya nih dok," jawab Rara. "Maklum dok, semalam kan Rara begadang," katanya diakhiri tawa kecil.

"Ngapain aja sampai begadang?" Selidik dokter Reska.

"Main hp," jawab Rara jujur.

Dokter Reska menggeleng-gelengkan kepalanya, "mentang-mentang hp baru, tidurnya malah di lupain," cibir dokter Reska.

"He, maaf dok," ucap Rara pada dokter Reska.

"Yaudah, ayo sarapan," ajak dokter Reska.

"I-iya dok," kata Rara yang tidak bisa menolak.

Rara dan dokter Reska pun beranjak dari sana, Rara berjalan di belakang dokter Reska. Sesampai di dapur, dokter Reska mempersilahkan Rara duduk kemudian dirinya duduk di depan Rara.

"Wahh, kayaknya enak nih," celetuk Rara sembari memperhatikan makanan diatas meja. Lalu beralih pada dokter Reska, "dokter yang masak?" Tanya nya pada dokter Reska.

Dokter Reska mengangguk, "memang nya siapa lagi Ra? Orang disini cuma ada kita berdua."

Rara mangut-mangut. Dia sudah tahu bahwa dokter Reska bukan hanya ahli di bidang kesehatan, tapi di bidang kuliner juga. Selama hidup dengan dokter Reska, Rara sedikit tahu banyak tentang pria itu. Laki-laki yang menurut nya baik hati, saking baiknya dia mau-mau saja menampung Rara sampai sekarang.

"Langsung makan nih dok?" Celetuk Rara.

"Boleh Ra, ayo," kata dokter Reska.

Rara tersenyum senang, dia merasa lapar. Saat ingin mengambil nasi goreng, tiba-tiba dokter Reska mengambil piring tersebut. Rara bingung, dia menatap aneh dokter Reska.

"Biar saya aja yang ambilin Ra," ujar dokter Reska membuat Rara paham.

Dokter Reska mengambil nasi goreng beserta lauknya untuk Rara kemudian memberikan nya pada Rara, Rara menyambutnya dengan senang hati. Dokter Reska juga menyiapkan nasi goreng untuk dirinya, kemudian dua insan itu mulai menyantap sarapan.

"Dok," ujar Rara di sela-sela sarapan.

Dokter Reska memberhentikan kegiatannya, dia menatap Rara dengan alis bertaut.

"Selama ini kok dokter mau-mau aja sih di repotin sama aku? Bahkan sampai makanan sehari-hari aku aja dokter yang siapin, gak capek apa?" Sungguh Rara sudah lama ingin bertanya hal ini, dan sekarang baru kesampaian karena kemarin-kemarin itu lupa terus.

Memory While Sleeping (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang