7. SAKIT SENDIRIAN
Geisha duduk diatas kursi roda sembari menatap langit malam yang bertaburan bintang, dia tengah berada di taman rumah sakit di temani oleh Tommy yang berdiri di belakangnya dengan tangan lelaki itu yang memegang beban pada kursi roda yang Geisha pakai. Setelah seharian menghabiskan waktunya mendekam di rawat inap, akhirnya Geisha dapat menikmati udara segar di luar ruangan.
Geisha menatap kagum bintang-bintang di langit, bibirnya melengkung menandakan dia sedang tersenyum. Bintang di atas sana mengingatkan dia pada ibunya, mendiang sangat suka mengajak Geisha pergi melihat bintang pada malam hari saat waktu luang. Andai ibunya masih ada, Geisha mungkin tidak merasakan pahitnya hidup seperti sekarang.
"Mom, Miss you," gumam Geisha yang masih bisa di dengar oleh Tommy dengan pandangan yang masih melihat keatas.
Tommy yang mendengar spontan menoleh pada Geisha, dia dapat melihat wajah Geisha dari atas karena wanita itu yang sedang mendongak. Terpancar binaran sendu di mata Geisha, wanita itu menatap Tommy kebelakang.
"Tom," panggil Geisha pada Tommy.
"Iya Gei?" Sahut Tommy memperhatikan Geisha.
"Gue boleh marah sama Tuhan gak?" Kata Geisha yang sudah menatap ke depan.
"Marah kenapa Gei?"
"Gue capek Tom, gue capek kayak gini. Semuanya udah berubah Tom, gue gak bisa hidup lagi kalau keadaannya begini," curhat Geisha. "Kenapa Tuhan gak ambil gue aja? Gue mau nyusul mommy. Kalau bisa benci, gue benci banget sama Tuhan yang udah buat takdir gue sepahit ini," kata nya dengan perasaan terombang-ambing.
Tommy menatap Geisha penuh belas kasih. "Jangan ngomong gitu Gei, Lo gak boleh nyalahin Tuhan," kata Tommy memberitahu. "Gue yakin, di balik semua ini, pasti ada hikmahnya," katanya bak ulama.
Geisha tersenyum getir, "Lo enak cuma ngomong doang Tom, Lo gak ngerasain gimana jadi gue."
Tommy menghembuskan nafasnya, "mending sekarang kita balik ke ruangan Lo Gei, hawanya udah mulai dingin," katanya mengingat hari yang sudah malam dan sebentar lagi akan larut.
"Mau nolak juga pasti Lo paksa gue kan?" Tanya Geisha memutar kepalanya kearah Tommy.
"itu Lo tau," balas Tommy mengiyakan. "Iya udah, sekarang kita balik."
Tommy langsung memegang kendali kursi roda Geisha, kemudian membawa Geisha pergi dari sana. Keduanya pergi menuju kamar ruang inap Geisha, tentu saja ruang VVIP. Setelah berada di dalam ruangan tersebut, tidak ada satu orang pun yang berada di sana selain mereka berdua-Geisha dan Tommy karena Tamara yang sedang pulang kerumah dan beristirahat di sana setelah menemani Geisha seharian dan mertua dari Geisha itu menitipkan menantunya pada Tommy untuk sementara.
"Mau langsung tidur apa gimana?" Tanya Tommy pada Geisha setelah memindahkan wanita itu dari kursi roda keatas brankar.
"Gak ah, gue belum ngantuk," Geisha menjawab jujur.
"Tidur lah Gei, Lo gak boleh kecapean," kata Tommy perhatian, lelaki itu duduk di kursi jaga sebelah ranjang Geisha.
"Gak usah nanya kalau tujuan Lo mau nyuruh gue tidur," ketus Geisha membuat nafas Tommy terhela berat.
"Gue kasian sama Lo, takutnya Lo malah tambah sakit dan makin lama di rawat di sini," kata Tommy membuat Geisha sedikit luruh.
"Bukan urusan Lo Tom. Mau gue sakit atau enggak, emang Regan peduli?" Kata Geisha ke coplosan, sedetik kemudian baru dia sadar.
"Jadi Lo kayak gini karena Regan?" Tanya Tommy menyelidik.
"
Geisha terdiam, kemudian memalingkan wajahnya, "enggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory While Sleeping (end)
Ficção Adolescente"Kamu berubah Gan, kamu bukan Regan yang aku kenal," Kata Geisha kepada suaminya. "Gue gak berubah Gei. Kalau pun gue berubah, Lo orang yang udah ngerubah gue," Balas Regan menohok hati istrinya. Cerita ini mengisahkan sepasang suami istri yang sed...