20. PEMAKAMAN

3.4K 147 7
                                    

20. PEMAKAMAN

                  NAMA: GEISHA ANDROMEDA
                  BIN ARSENIO ANDROMEDA
                  LAHIR: 21 DESEMBER 2000
                  WAFAT: 25 JULI 2021

Di hari yang memilukan ini, semua orang bersedih. Orang-orang yang mengenakan pakaian serba hitam memandang sendu nisan di depan mereka, tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa 'Geisha Andromeda' nama yang terpampang di sana akan pergi cepat ini. Tidak hanya keluarga Geisha yang hadir, para teman serta kerabatnya juga turut berduka.

Satu persatu diantara mereka pun pamit pergi setelah acara pemakaman selesai, Sebelum pergi tidak lupa mereka memberikan penguatan kepada keluarga yang di tinggal. Setelah banyak yang pamit, kini hanya tinggal beberapa orang termasuk orang tua Geisha.

Luna, Tamara dan Anna sama-sama berjongkok di depan gundukan tanah itu, isak tangis tidak pernah berhenti keluar. Mereka sedih, terpukul, dan belum rela menerima kenyataan ini, orang yang sudah mereka anggap sebagai anak sendiri harus pergi meninggalkan mereka secepat ini tanpa pamit. Penyebab kematian pun tidak seperti orang meninggal pada umumnya, kecelakaan tragis itu amat sangat memberi luka.

"Mama yang sabar ya, mungkin ini sudah jalan Allah," Ujar Denish pada istrinya, dia juga sedih tapi apa boleh buat karena takdir yang tidak bisa dinegoisasi.

Denish berjongkok dan mengelus punggung Anna, menguatkannya. Tidak hanya Denish, Arsenio juga melakukan hal yang sama pada istrinya, dia juga menguatkan sang istri meskipun dirinya juga butuh penguatan. Arsenio sebagai ayah kandung Geisha yang sangat mencintai Putrinya itu tentu saja sangat sedih, tapi dia berusaha tegar untuk mencontohkan kepada keluarganya yang lain agar mereka tidak terlalu terpukul.

"Iya pa," sahut Anna dengan isakannya.

"Kita pulang sekarang ya Ma?" Ujar Dennis pada Anna.

Anna mengangguk pelan, kemudian Dennis membawanya berdiri. Anna dan Dennis bukan hanya sekedar ibu dan ayah dari Galen sebagai sahabat Geisha, tetapi juga orang tua yang sudah menganggap Geisha sebagai anak mereka. Banyak lika-liku kehidupan yang sudah mereka jalani bersama, mereka juga sudah sangat lama mengenal Geisha. Jadi tidak dapat dipungkiri, mengiklaskan kepergian Geisha tidak lah semudah itu.

"Arsenio, Luna, kami pamit dulu ya," Ujar Dennis, "kalian yang sabar," pesannya.

Arsenio mendongak, "iya Dennis, terimakasih."

"Gal, mama sama papa duluan," pamit Dennis pada anaknya.

Galen hanya mengangguk. Setelah itu, pasangan suami istri pun pergi meninggalkan mereka semua, Anna masih menangis dan Dennis terus menghiburnya dengan berbagai cara.

"Maafin mama Gei," Tamara mengusap nisan Geisha, hanya itu yang bisa dia katakan untuk saat ini.

Tommy yang menyaksikan kepilukan ini hanya bisa diam di tempatnya, dia tidak tahu lagi harus menyikapi hal ini denga cara apa. Yang bisa Tommy lakukan hanyalah diam dan diam, bahkan menangis pun dalam diam.

"Tommy," Tamara memanggil Tommy, dia mendongak dengan wajah yang membengkak karena menangis.

"Iya Tante?" Sahut Tommy.

"Bisa antar Tante pulang, Tante sudah tidak sanggup lagi disini," kata Tante pada Tamara.

"Bisa Tante," jawab Tommy cepat, Tamara tersenyum tipis.

"Mari Tante, saya bantu," Tommy membantu Tamara bangun kemudian mereka berdua pun segera pergi dari sana setelah pamit kepada keluarga Geisha.

"Honey, apa kita tidak pulang saja? Kasian kamu nya pasti lelah," ujar Arsenio pada Luna setelah kepergian Tamara dan Tommy, dia merasa ada baiknya kalau mereka juga pulang kerumah.

Memory While Sleeping (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang