26. ANEH

1.9K 120 0
                                    

26. ANEH

Di sudut sebuah cafe, terlihat beberapa pemuda yang sedang bercanda tawa. Mereka adalah Regan dan teman-temannya. Karena siang ini mereka tidak ada mata kuliah lagi, semuanya memutuskan untuk nongki-nongki di cafe terdekat untuk melepas lelah.

"Hahaha, norak banget Lo Yon Yon," ujar Adit tergelak tawa. "Masa Poto Anya Geraldine Lo jadiin profil wa," sambungnya.

"Mang ngapa? Masalah gitu buat lo?" Sahut Leon galak.

"Satu Indonesia juga tau kali kalau itu Anya Geraldine, halu Mulu Lo," kata Adit yang masih meledek Leon.

"Ya gak papa, suka-suka gue keles!" Ujar Leon.

"Kalau iri, bilang babi!" Katanya pada Adit.

"Iri? Tai kali," sungut Adit.

Regan meletakkan kopinya keatas meja setelah menyeruput hampir setengah. "Lo berdua pernah ngerasa capek gak?" Celetuk Regan tiba-tiba.

Leon dan Adit Reflek menoleh pada Regan, mereka menatap nya dengan tatapan yang berbeda.

"Pernah lah Duda, ya kali enggak," sahut Leon.

"Gimana Rasanya?" Tanya Regan serius.

"Ya capek," jawab Leon, masuk akal sih.

"Gue serius," kata Regan tegas.

"Mm, gimana ya kawan, lupa gue gimana rasanya, soalnya gue jarang capek," ujar Leon bangga walaupun tidak benar sama sekali, sebenarnya saat ini pun dia merasa capek dalam berbagai aspek.

"Gaya aja Lo Mali," cetus Adit pada Leon.

"Mang kenapa sih nanya-nanya? Lo lagi capek ya Duda?" Kata Leon pada Regan membuat Adit pun ikut menatap lelaki berhodie putih itu.

"Iya Gan, aneh banget lagi pertanyaan lo," kata Adit menimpali.

"Jujur, gue lagi capek banget sekarang," ujar regan dengan wajah sayu. "Capek otak, hati, fisik, semuanya," ungkap Regan.

"Kalau Arwah? Arwah Lo juga capek gak Gan?" Pertanyaan tidak masuk akal itu keluar dari mulut Leon.

"Gue tempeleng juga Lo lama-lama Yon," kata Adit yang geram dengan perkataan Leon, temen mereka yang satu itu memang sudah biasa terlihat bak orang tidak waras.

"Ampun suhu," Leon mengampun seperti meminta ampun kepada dewa.

"Lo kenapa ngomong kayak gitu Gan? Lo lagi gak baik-baik aja ya?" Ujar Adit kepada Regan.

"Bukannya selama ini gue emang gitu ya Dit, kapan gue pernah baik-baik aja?" Kata Regan menatap Adit.

"Gue tau Gan, tapi menurut gue gak baik kalau Lo terus-menerus terjebak di masalalu. Geisha itu masalalu Lo Gan, dan sekarang pun dia udah tenang di atas sana," Ujar Adit. "Lo kayak gini karena Lo belum ngerelain kepergian Geisha kan? Lo belum sepenuhnya iklas ya Gan?" Katanya lagi.

"Bukan gitu Dit. Gue udah coba buat iklas, tapi hati gue langsung nolak itu mentah-mentah," jelas Regan.

"Gue gak tau kenapa gue kayak gini, sebenarnya gue juga capek kalau harus begini terus," kata Regan terdengar frustasi.

"Pelan-pelan aja Gan, pelan-pelan Lo yakinin diri Lo Sendiri kalau Lo bisa. Lo kan kuat, masa masalah ini gak bisa Lo atasi."

"Gak semudah itu Dit, rasanya sulit," ungkap Regan.

"Gue tau, tapi Lo harus coba. Lupain aja semua yang bikin Lo kesiksa Gan, cari yang bikin Lo bahagia," saran Adit.

"Emang gue berhak buat bahagia?" Tanya Regan entah di tunjukan pada siapa.

Memory While Sleeping (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang