47. BUKAN AKHIR
Geisha berlari dari tangga rooftop hingga ke lantai terbawah sambil menahan tangisnya setengah mati, Geisha tidak bisa berkata-kata. Perbuatan Regan tadi sungguh keterlaluan, mungkin Geisha tidak akan memaafkan lelaki itu.
"Loh kak Gei? Kak Gei kenapa nangis?" Tanya Gladissa yang kebetulan melihat Geisha dan menghampiri gadis itu.
Geisha tidak menjawab, dia berlalu begitu saja dari hadapan Gladissa dan Galen yang juga ada di sana. Geisha berlari sekuat tenaga, dia ingin mencari tempat untuknya melimpahkan rasa sedihnya tersebut.
"Kenapa dia?" Tanya Galen pada Gladissa setelah kepergian Geisha.
"Adiss juga enggak tahu kak," jawab Gladissa menatap Galen.
Tidak lama setelah itu, Galen dan Gladissa juga mendapati orang aneh yang melintasi mereka. Orang itu adalah Regan, lelaki itu terlihat buru-buru.
"Gan!" Panggil Galen, "mau kemana Lo?"
Regan tidak menyahut, langkahnya terlalu cepat. Galen memandang aneh sahabat nya itu, begitu pun Galdissa kemudian keduanya saling pandang dengan raut yang membagongkan.
"Orang-orang pada kenapa sih?" Kata Galen menatap kepergian Regan.
Sementara orang yang di bicarakan terus berjalan, Regan mempercepat langkahnya lebih cepat lagi dari sebelumnya ketika melihat Geisha. Gadis itu berada di halaman kampus dengan jarak yang cukup jauh darinya, Regan pun mengejar Geisha.
"Geisha tunggu!" Kata Regan sembari menggapai lengan Geisha membuat gadis itu reflek berbalik badan karena hentakan Regan yang kencang.
Geisha terkejut melihat pelaku yang menghentikan langkahnya, "lepasin," katanya sembari menarik tangannya.
Regan mencengkam erat lengan Geisha agar tidak bisa kabur, "enggak Gei, gue gak bakalan lepasin lo."
"Lepas," kata Geisha penuh penekanan.
"Enggak akan," balas Regan penuh penekanan.
Geisha menghembuskan nafasnya kemudian memandang Regan dengan raut yang sulit diartikan. Lelaki itu tampak bersemangat menahan nya, dimata Geisha Regan benar-benar bukanlah manusia melainkan iblis antagonis.
"Mau apa lagi?" Kata Geisha lelah.
Regan melorot kebawah, dia berlutut di depan Geisha dengan tangan yang berpindah menggenggam jemari Geisha. Geisha melotot, dia tidak menyangka Regan akan berbuat demikian.
"Maaf," kata Regan sembari menatap Geisha yang menjulang tinggi di atasnya.
Regan menunduk tidak, "maafin gue Gei, gue bener-bener minta maaf sama Lo. Gue udah kelewatan, gue hilaf."
"Gue tahu Lo enggak bakal maafin gue Gei, tapi gue enggak mau kayak gitu. Gue butuh maaf Lo Gei, gue enggak bisa tenang kalau belum Lo maafin," aku Regan.
Regan tidak perduli dengan sekitar, ada banyak mahasiswa-mahasiswi yang tengah menonton mereka. Bagaimana tidak? Adegan seperti Geisha dan Regan saat ini sangatlah langkah.
Geisha menghempaskan tangan Regan, dia jijik melihat kelakuan lelaki itu. Regan reflek menatap Geisha, dia dapat melihat raut Geisha yang merah padam karena marah.
"Regan Lo apa-apaan sih, ngapain kayak gini?" Kata Geisha pada Regan, dia tidak nyaman kala melihat orang-orang menatap kearah mereka. "Lo gak liat banyak orang? Ini di kampus," katanya.
"Gue enggak perduli Gei, biarin aja mereka liat gue kayak gini. Biar mereka tahu siapa gue yang sebenarnya."
Regan menatap ke sekeliling nya, "dengar ya kalian semua," serunya nyaring kemudian menunjuk dirinya. "Gue, Reganta Aprilio, mengaku kalau gue adalah cowok paling brengsek. Dan cowok brengsek ini, ingin meminta maaf pada Geisha Andromeda, mantan istrinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory While Sleeping (end)
Teen Fiction"Kamu berubah Gan, kamu bukan Regan yang aku kenal," Kata Geisha kepada suaminya. "Gue gak berubah Gei. Kalau pun gue berubah, Lo orang yang udah ngerubah gue," Balas Regan menohok hati istrinya. Cerita ini mengisahkan sepasang suami istri yang sed...