38. MASALALU

2K 112 1
                                    

38. MASALALU

Sudah lebih dari lima menit keheningan terjadi diantara Regan dan Geisha, ternyata Regan membawa gadis itu ke taman. Mereka berdua duduk bersebelahan di kursi taman, pandangan terarah kedepan.

Suasana sore hari yang begitu nyaman, matahari tertutupi oleh awan mendung menghiasi langit biru. Seperti nya hujan akan turun mengguyur kota Jakarta hari ini, mungkin malam hari.

Regan mengelus-elus lututnya kemudian menatap Geisha kesamping, "Gei."

"hee?" Geisha membalas tatapan Regan.

"Tau gak kenapa gue ngajak elo kesini?" Tanya Regan membuat Geisha menggeleng lantas tidak tahu.

"Itu karena tempat ini adalah tempat yang paling sering Lo kunjungi, apalagi saat lo lagi marah dan sedih," Beritahu Regan.

"Oh ya?" Geisha yang amnesia tidak bisa mengingat apapun.

Regan mengangguk kemudian tersenyum, "misalnya saat kita lagi berantem, Lo pasti lari kesini. Elo kan orangnya ngambekkan tuh dan suka kabur dari rumah, kalau udah kayak gitu ya gue selalu nemuin Lo di sini Gei."

"Hah? Masa sih?" Geisha agak merasa tidak percaya.

Regan mengangguk.

"Dulu emang kita sering berantem ya?" Geisha memberanikan diri bertanya hal itu.

"Sering, buat tahun-tahun terakhir ini," Jawab Regan, kalau waktu diawal mereka sama sekali tidak pernah berkelahi Apalagi sampai minggat-minggat dari rumah palingan cuma berdebat biasa.

Geisha mengangguk, dia semakin penasaran dengan dirinya sendiri. "Emang dulu aku orangnya gimana sih?" Tanyanya pada Regan.

"Elo ya...," Regan menatap Geisha, "Elo itu orangnya manja, gak sebaik sekarang, suka marah-marah gak jelas, cemburuan, dan egois," raut wajah Geisha sudah berubah, dia menunjukkan raut tidak mengenakkan.

"Tapi gemesin," lanjut Regan setelah sekian lama.

"Astaga, Beneran aku kayak gitu? Kayak apa semua yang kamu bilang tadi?" Tanya Geisha tidak percaya.

"Iya," sahut Regan.

"Serius?"

"Iya Geisha, serius."

"Kok gitu sih?" Ujar Geisha tidak terima.

"Lah, kenapa?" Tanya Regan sembari memandang Geisha yang terlihat menggemaskan di matanya. Jangan kan sekarang, waktu dulu Geisha jutek saja tetap gemas di mata Regan.

Geisha menelisik wajah Regan ingin menemukan sesuatu di sana, "kamu bohong ya?" Katanya sembari menunjuk wajah Regan.

"Enggak Gei. Ngapain gue bohong coba?"

"Tapi itu gak mungkin tauu, masa aku kayak gitu sih," Geisha masih tetap tidak percaya.

"Kalau gak percaya, Lo tanya aja sama yang lain Gei," Saran Regan.

"Hem. Yaudah deh, aku tanya aja sama dokter Reska," balas Geisha membuat raut Regan berubah.

"Kenapa nanya sama dia?" Tanya Regan dengan nada tidak suka.

"Ya gak papa," kata Geisha santai, dia tidak melihat wajah Regan yang sudah memerah.

"Dia gak mungkin tahu sikap Lo yang asli, dokter itu mana kenal sama Lo sebelum Lo amnesia," serobot Regan, jujur dia tidak suka perbincangan ini di kaitkan dengan dokter sialan itu.

"Oh gitu ya," kata Geisha polos. "Tapi kata dokter Reska dia pernah ketemu sama aku dulu, ya sebelum aku amnesia," katanya lagi.

Regan membola, api akan siap menyala. "Dia bilang gitu?"

Memory While Sleeping (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang