39. PELAMPIASAN

2.5K 124 3
                                    

39. PELAMPIASAN

Geisha sudah siap ingin tidur, seperti biasa sebelum tidur dia selalu meminum obatnya. Meski dia tidak biasa minum obat, namun hal itu akan di lakukan nya demi kebaikannya.

Geisha berharap ingatan cepat pulih, dia tidak bisa hidup tanpa kenangan. Setiap malam dia selalu memikirkan hal itu, Geisha tidak pernah tenang. Dia sangat penasaran dengan kehidupan masalalu nya, bertanya-tanya dalam hati seperti apa dirinya yang sebenarnya. Geisha jadi ingat Regan, jawaban lelaki itu tadi membuat kesal.

Geisha duduk di tepi ranjang, "nyebelin banget sih Regan, emang benar dulu aku kayak gitu?Kalau gitu, dulu buruk banget dong aku," Monolog Geisha. Dia mengingat jelas deskripsi dirinya yang dulu di mata Regan, sayang sekali Geisha tidak bisa tahu kebenarannya karna dia tidak mengingat apa pun. "Tapi, kenapa Regan bisa suka sama aku ya? Sampe-sampe kita nikah lagi," lanjutnya, agak aneh memang.

Geisha menghembuskan nafasnya, memikirkan semua itu memang tidak ada ujungnya. Lagi dan lagi Geisha amnesia, dia tidak bisa mengingat apa pun kejadian di masalalu. Di saat Geisha sedang menerawang, bunyi notifikasi ponselnya pun terdengar. Buru-buru Geisha mengecek ponselnya, dia melihat pesan dari Seseorang kemudian membukanya.

Dokter ganteng:

Besok saya antar kamu ke sekolah Gei, jangan berangkat dulu sebelum saya jemput.

Selamat tidur❤️

Geisha merelakan senyumannya setelah membaca pesan dari dokter Reska, hatinya menghangat. Dokter Reska adalah orang yang paling dekat dengan Geisha, apa pun tentang dokter Reska membuat Geisha senang.

Di lain tempat, jauh dari perasaan Geisha yang ceria. Ada seseorang yang di landa amarah dengan perasaan kesal yang membumbui seluruh pikirannya. Dia adalah Regan, lelaki itu sedang melampiaskan perasaannya.

Regan sedang berada di sebuah Club terkenal di Jakarta, Club yang termasuk tamunya adalah orang-orang yang berduit semua yakni dalam kata lain orang kaya. Lampu remang-remang membuat suasana semakin seru Apalagi musik disko yang terus dimainkan oleh dj handal membuai para tamu, tua maupun muda bersatu di sana.

Regan duduk di salah satu sofa, wajahnya sudah memerah karena mabuk. Entah sudah ada berapa gelas yang di minumnya, kondisinya sangat berantakan. Dia kembali menuangkan alkohol kedalam gelasnya kemudian meminumnya, Regan melakukan hal itu hingga berulang kali.

"Apa salah gue? Kenapa gue gak bisa dekat-dekat sama Geisha?" Monolog Regan meratapi nasibnya, alkohol masih berada di tangannya.

"Gue cinta sama Geisha, orangtua gue dan dia gak berhak ikut campur," Kata Regan dengan suara melemah, dia tidak ada tenaga karena mabuk.

"Ini semua gara-gara dokter sialan itu, liat aja gue bakal bunuh dia," tekatnya. Regan terus mericau, melampiaskan seluruh kekesalan di hatinya.

Tidak jauh dari tempat Regan berada, ada dua orang pemuda yang tengah berhura-hura. Mereka adalah Tommy dan Vano, keduanya tengah menari-nari raya menikmati malam yang indah. Akhirnya Tommy dan Vano pun merasa lelah, karena itu keduanya memutuskan untuk berhenti.

"Eh, itu bukannya Regan ya?" Vano menunjuk ke arah Regan, lelaki itu terlihat buruk.

"Mana?" Tanya Tommy.

"Itu," Vano pun memutar kepala Tommy kearah Regan membuat lelaki itu akhirnya melihat Regan di sana.

"Oh iya, Regan tuh," kata Tommy.

"Samperin yuk," ajak Vano di setujui oleh Tommy.

Tommy dan Vano berjalan menghampiri Regan, dari kejauhan saja sudah jelas di lihat bahwa Regan tengah mengalami mabuk berat. Dilihat dari perawakan nya yang linglung kemana-mana, dan juga mulutnya yang meracau juga sekali-sekali meneguk alkohol.

Memory While Sleeping (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang