18. RARA

3.5K 167 7
                                    

18. RARA

"Aw capek dok," Ujar Sang gadis setelah lari-larian kurang lebih 10 menit, dia terduduk di lantai sambil ngos-ngosan dan mengipasi wajahnya dengan tangan.

Dokter Reska ikut duduk, dia juga berhenti mengejar Geisha. "Makanya jangan lari-larian, begini kan akibatnya," kata dokter Reska di sebelah Sang gadis.

"Ya abisnya dokter sih pake acara ngejar-ngejar aku segala, ya aku kaburlah," kata sang gadis kemudian membujurkan kakinya kedepan, dua tangannya bertopang di samping badan agak kebelakang.

"Kan kamu duluan yang ngisengin saya," kata dokter Reska menyalahkan sang gadis.

"Siapa suruh dokter nyebelin," kata Sang gadis kesal.

"Orang kamu duluan yang bikin saya kesal," Ujar dokter Reska tidak mau kalah, dia ingin melihat seberapa gigihnya sang gadis dalam perdebatan kali ini.

"CK! Dokter nyebelin ih, nyaut Mulu deh perasaan," kata sang gadis kesal, dia mengerucutkan bibirnya.

Dokter Reska terkekeh, "kalau saya tidak menyahut kan tidak seru, nanti kamunya malah tidak punya lawan debat," katanya membuat sang gadis memutar bola matanya malas.

"Assalamualaikum," ditengah anget-angetnya perbincangan dokter Reska dan sang gadis, suara seseorang membuat keduanya sontak mengarahkan pandangan kedepan pintu.

"Waalaikumssalam," jawab dokter Reska dan Sang gadis serempak kemudian terlihatlah seorang bapak-bapak yang masuk dari balik pintu.

"Selamat sore dokter, mbak cantik," Sapa pak Ahmada orang yang datang tadi setelah masuk sepenuhnya kedalam rumah.

"Sore pak Ahmad," sahut sang gadis semangat, dia sontak berdiri. Begitu pun dengan dokter Reska yang juga ikut berdiri.

"Sore pak," kata Dokter Reska pada pak Ahmad.

"Mari pak duduk," Dokter Reska mengarahkan pak Ahmad untuk duduk di kursi pada ruang tamu yang terbuat dari kayu.

Pak Ahmad pun duduk. Bukan hanya dia, Dokter Reska beserta sang gadis juga ikut duduk.

"Kalian berdua lagi pada ngapain nih?" Tanya pak Ahmad.

"Biasalah pak, saya sama dokter Reska mah gak lagi ngapa-ngapain," jawab sang gadis membagongkan.

"Gak lagi ngapa-ngapain ya? Maksudnya gimana tuh mbak?" Tanya pak Ahmad yang tak paham maksud sang gadis.

"Ya itu pak, kita cuma diam aja emang gak lagi ngapa-ngapain," Jelas Sang gadis tidak jelas.

"Oh gitu," balas pak Ahmad sok mengerti. "Bisa gitu ya?" Katanya kemudian.

"Ya bisa dong pak, masa gak bisa sih," sahut sang gadis.

Dokter Reska menggeleng-gelengkan kepalanya, sungguh pembicaraan yang tidak berfaedah menurutnya. "Pak Ahmad ada perlu apa kesini?" Tanya dokter Reska bernada sopan.

"Oh iya, saya hampir aja lupa sama tujuan saya kesini tadi apa," Kata pak Ahamad.

"Jadi apa pak?" Tanya Dokter Reska.

"Jadi gini dok, mbak, maksud kedatangan saya kesini sebenarnya gak ada maksud apa-apa sih," katanya setelah mengingat-ingat.

"Lah, kok gitu sih pak?" Herman sang gadis.

"Iya nih pak," dokter Reska ikut menimpali.

"Sebenarnya sih ada," Ucap pak Ahmad, dokter Reska dan sang gadis-gadis sama-sama menganggkat alis. "Selain saya ingin main kesini, saya juga ingin menyampaikan sesuatu sama mbak cantik," katanya.

Memory While Sleeping (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang