13. BREAKING NEWS
Drtttt.... drtttt...
Regan lantas mengambil ponselnya yang bergetar dari dalam saku jaketnya, dia langsung mengangkat teleponnya setelah melihat 'mama' yang terpampang di sana sebagai sang penelepon.
"Hallo ma," Ujar Regan sebagai salam.
"Regan kamu di mana sekarang?"
"Regan lagi diluar ma, kenapa?" Tanya Regan pada ibunya.
"Itu gak penting. Yang penting Kamu harus kebandara sekarang, mama tunggu!"
Tut... Tut...
"Apaan sih mama," Regan jadi kesal sendiri. Bagaimana tidak, ibunya itu tidak ada tata Krama sama sekali saat bertelepon dengannya. Selalu begitu, alhasil Regan hanya bisa menghela nafas.
"Kenapa Gan?" Tanya Sherla pada Regan, dia melihat raut kesal pada sahabatnya itu.
"Mama Sher, dia nyuruh gue kebandara," jawab Regan sembari menatap Sherla.
"Hah? Ngapain Gan?"
"Gue juga gak tau."
"Emangnya nyokap lo gak ngasih tahu apa-apa gitu?" Tanya Sherla heran.
"Iya. Mama nyuruh gue kebandara tanpa ngasih tahu alasannya, emang kebiasaan."
"Apa mama Lo mau pergi ya Gan? Keluar kota atau keluar negri gitu?" Kata Sherla asal tebak.
"Kayaknya enggak deh Sher," jawab Regan tanpa berpikir, pasalnya sang ibu bukanlah seorang yang akan pergi tanpa rencana. Dia pasti akan memberitahu Regan jika ingin pergi paling tidak satu Minggu sebelumnya, lagipula ibunya itu jarang bepergian.
"Terus siapa dong?" Tanya Sherla lagi, Regan pun tidak tahu. "Jangan-jangan ada keluarga Lo yang datang dari jauh lagi, iya gak?" Sherla menatap Regan.
"Gue gak punya keluarga dari luar, gak perlu naik pesawat juga bisa silahturahmi," balas Regan.
"Yahh, berarti saha?"
"CK! Gue juga pusing Sher," Regan jadi puyeng, kepalanya yang belum dingin kembali membara.
"Apa jangan-jangan..." Sherla menggantungkan kalimatnya. "Apa?" Sontak Regan menyahut.
"Gan," Sherla menatap Regan misterius.
"Apa Sher? Kenapa Lo natap gue kayak gitu?" Regan agak merasa takut.
"Geisha Gan, Geisha. Lo bilang dia mau ke Paris kan? Jangan-jangan istri Lo lagi yang mau pergi," ujar Sherla. Regan memang sempat memberitahu Sherla kalau Geisha akan pergi ke Paris, semua keluh kesah nya akan dia curahkan pada Sherla sebagai tempat curhatan nya.
Regan melebarkan matanya. "Gue harus pergi sekarang," kata Regan berdiri dari duduknya, dia mengiyakan perkataan Sherla tadi dengan feeling nya yang mengatakan benar.
"Eh," Sherla menahan lengan Regan setelah ikut berdiri membuat lelaki itu berhenti dan menatapnya.
"Gue ikut!" Ucap Sherla yang di setujui oleh Regan kemudian keduanya langsung pergi meninggalkan apartemen Sherla.
***
Tamara berdiri dengan gelisah, kepalanya juga kelimpungan akibat memikirkan Geisha yang tidak bisa dia jumpai karena nyatanya Geisha sudah berangkat sebelum Tamara sampai di bandara. Demi Tuhan, Tamara sangat kesal saat ini terutama pada Regan yang notabennya adalah putra tunggalnya. Menurut Tamara, akar permasalahan ini datang dari Regan. Kalau saja Regan dapat menjaga dan mencegat kepergian Geisha, menantunya itu pasti tidak akan pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory While Sleeping (end)
Teen Fiction"Kamu berubah Gan, kamu bukan Regan yang aku kenal," Kata Geisha kepada suaminya. "Gue gak berubah Gei. Kalau pun gue berubah, Lo orang yang udah ngerubah gue," Balas Regan menohok hati istrinya. Cerita ini mengisahkan sepasang suami istri yang sed...