31. GEISHA KEMBALI

5.6K 216 6
                                    

31. GEISHA KEMBALI

Rara beserta orang-orang yang menganggap nya Geisha sudah berada di depan sebuah rumah megah, mereka semua setuju dengan permintaan Rara tadi dan benar-benar mengantarkannya kerumah keluarga nya a.k.a rumah keluarga Arsenio.

Rara diiringi oleh mereka semua berjalan mendekat ke pintu masuk, Rara memandang rumah itu dengan tatapan menyeluruh. Rara benar-benar tidak kenal tempat ini karena dia yang notabenenya sedang Amnesia, halaman yang luas dan rumah yang megah membuat Rara yakin bahwa keluarga itu adalah keluarga yang terpandang.

"Eits, tunggu dulu," kata Sherla kala mereka baru menginjakkan kaki di teras rumah. Mereka semua berhenti melangkah dan menatap kearah Sherla.

"Kenapa Sher?" Tanya Tommy.

"Kita langsung bawa Geisha masuk nih? Kira-kira keluarganya bakalan gimana ya?" Tanya Sherla.

"Ya pastinya schock lah," sahut Leon.

"Nah itu," Sherla setuju dengan Leon. "Apa gak sebaiknya kita jelasin dulu sama mereka baru kita bawa Geisha masuk? Ya antisipasi aja," katanya.

"Jelasin gimana?" Bingung Adit.

"Ya ngelasin kalau Geisha masih hidup. Kalau kita tiba-tiba masuk dan mereka ngeliat Geisha tanpa penjelasan kan enggak baik, mereka pasti akan sangat shock," kata Sherla.

"Apa bedanya anjir. Orang pas di jelasin juga mereka pasti bakalan shock," sahut Adit.

"Ya mangkanya antisipasi dulu," kata Sherla.

"Langsung aja kali dari pada ribet," kata Vano "Ngejelasin mah gampang, kita bilang aja dulu kalau Geisha masih hidup," katanya lagi.

"Iya Sher, langsung aja dari pada bertele-tele," kata Tommy.

Sherla menatap Tommy, "hm, yaudah deh."

Setelah itu, mereka pun sepakat untuk masuk kedalam rumah itu. Pintu rumah keluarga Arsenio tidak di tutup memudahkan mereka untuk menerobos. Rara masuk dengan perasaan deg-degan, tubuhnya sedikit gemetar dengan perasaan yang canggung. Di sebelahnya ada Tommy dan Sherla, Tommy merangkulnya membuat Rara merasa sedikit tenang.

"ASSALAMUALAIKUM!" Seru Leon kala mereka sudah berada di ruang tamu, disana belum nampak adanya satu orang pun.

"ASSALAMUALAIKUM OM TANTE ADISS!" Seru Leon lagi dengan suara combrengnya.

Rara berhenti melangkah, dia melihat sebuah figura besar tergantung indah di tembok. Yang membuat Rara terus menatap figura itu adalah karena poto itu adalah cerminan dari rupa dirinya, yang di Poto itu benar-benar mirip dengannya membuat Rara meraba pipinya sebentar.

"Kenapa Gei?" Tanya Tommy di sebelah Rara, mereka juga berhenti di sana.

"E-enggak," sangkal Rara.

Tommy hanya ber-oh ria.

"Waalaikumssalam," jawab seseorang yang berjalan kearah mereka.

"Eh kalian," Kata Gladissa pada mereka semua setelah berada di depan mereka. "Kalian ngap—," kalimatnya terjeda kala matanya bertemu dengan mata Rara.

Gladissa membulatkan matanya, "k-k-kak Gei!?" Pekik Gladissa.

Gladissa langsung pening, dia hampir terjatuh karena tubuhnya yang reflek linglung tapi pahlawannya segera datang dan menopang tubuh mungil nya.

"Kamu kenapa Diss?" Tanya Galen khawatir pada Gladissa.

"It-itu kak," kata Gladissa sembari menunjuk kearah Rara, dia hampir tidak mampu mengeluarkan kalimat nya.

Memory While Sleeping (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang