27. MENGHAPUS KENANGAN
Regan baru saja keluar dari kelasnya, setelah mengikuti mata kuliah terakhir di hari ini akhirnya dia merasa lega. Di koridor kampus, Regan baru sempat memeriksa ponselnya. Dia antisipatisi kalau-kalau ada orang yang menghubungi atau mengirimi nya pesan. Saat membuka wa, Regan mendapati ada banyak panggilan tidak terjawab. Buru-buru Regan langsung mengeceknya, dan ternyata 23 missing call itu dari Vano, temannya.
Regan jadi penasaran, kenapa Vano menelponnya. Oleh karena itu, Regan pun berhenti melangkahkan kakinya dan meminggirkan diri ketempat yang sepi. Dia memutuskan untuk menghubungi Vano, bertanya langsung kepada sang empu.
"Hallo," Ujar Regan setelah Vano mengangkat teleponnya.
"Hallo Gan. Akhirnya... Lo aktif juga," kata Vano senang di seberang sana.
"Kenapa Lo nelpon?" Tanya Regan langsung tanpa bertele-tele.
"Oh iya, itu Gan ada yang mau gue omongin sama Lo. Lo bisa datang ke sini gak? Gue lagi di rumah Tommy nih," kata Tommy memberitahu, dia memang sedang berada di kediaman Tommy.
"Mau ngomong apa Lo?"
"Ada, penting! Gue tunggu ya," kata Tommy kemudian memutuskan panggilan.
Regan menghembuskan nafasnya setelah menurunkan teleponnya, selalu seperti itu. Regan tidak pernah memutuskan panggilan saat bertelepon, selalu saja lawan bicaranya dari seberang.
"Mau ngomongin apa sih tuh anak?" Monolog Regan kemudian beranjak pergi.
Regan langsung memasang helmnya, lalu menaiki motornya. Tanpa berlama-lama, Regan pun menancap gas dan pergi meninggalkan parkiran universitas bakti mulia.
Tidak sampai 15 menit, Regan sudah sampai di depan rumah Tommy. Berhubung jarak dari kampusnya ke rumah Tommy cukup dekat, tidak menyebut pun Tommy bisa sampai kesana dalam sekejap.
Tidak butuh Waktu lama, Regan pun sudah turun dari motornya dan menaruh helmnya diatas motor sport tersebut. Regan langsung berjalan menuju pintu utama rumah minimalis itu, di sekitaran motor Regan juga sudah ada beberapa motor sport lainnya.
Ting...nong...Ting..nong...
Regan memencet bel rumah Tommy, dia berdiri tegap di depan pintu bernuansa coklat itu dengan gaya yang cooll bak pangeran tampan dari negri dongeng.
Tidak lama kemudian, pintu pun terbuka dan menunjukkan wajah tengil seseorang. Tommy berdiri di balik pintu, dia tersenyum lebar kearah Regan.
"Masuk bro," suruh Tommy mempersilahkan Regan masuk.
Regan setuju dan masuk kedalam rumah Tommy, dia mengikuti Tommy dari belakang. Di sana sudah ada Vano yang tengah menye-menye di sofa, melihat kehadiran Regan lantas membuat nya berdiri.
"Hallo Gan, udah lama nih gak ketemu," kata Vano sebagai salam seraya mengajak Regan bertos.
"Lo pa kabar?" Ujar Regan setelah bertos dengan Vano, dia sudah duduk di sofa.
"Baik gue," jawab Vano sumringah.
"Lo sendiri gimana nih Gan?" Vano balik bertanya seperti tradisi.
"Baik," jawab Regan singkat.
"Btw, ngapain Lo nyuruh gue kesini?" Tanya Regan pada Vano, dia juga melirik Tommy sekilas.
"Oh itu, gue mau ngasih tau Lo sesuatu Gan," kata Vano pada Regan.
"Apa?" Tanya Regan.
"Tadi gue ngalamin hal aneh," beritahu Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory While Sleeping (end)
Подростковая литература"Kamu berubah Gan, kamu bukan Regan yang aku kenal," Kata Geisha kepada suaminya. "Gue gak berubah Gei. Kalau pun gue berubah, Lo orang yang udah ngerubah gue," Balas Regan menohok hati istrinya. Cerita ini mengisahkan sepasang suami istri yang sed...