25. CURHATAN REGAN

2.4K 124 2
                                    

25. CURHATAN REGAN

Regan dan Sherla Sekarang tengah berada di apartemen gadis itu, setelah pulang dari kampus tadi Regan memutuskan untuk ikut dengan Sherla ke apartemen nya. Karena memang sudah lama Regan tidak berkunjung kesana, Apalagi setelah kejadian mengerikan waktu itu.

"Sher," Panggil Regan saat Sherla tengah membuka password pintu apartemen nya.

"Apa Gan?" Sahut Sherla kemudian berbalik setelah selesai.

"Apartemen di depan Lo itu di isi gak sih?" Tanya Regan pada Sherla sembari menunjuk pintu yang berhadapan dengan pintu Sherla, mendadak pertanyaan itu keluar dari mulutnya.

"Ya diisilah," sahut Sherla.

Regan mangut-mangut.

"Kenapa nanya gitu? Lo berencana mau pindah ke apartemen yang dekat sama punya gue ya?"  Tanya Sherla pada Regan, pasalnya lelaki itu tumben sekali bertanya sesuatu yang seperti itu.

"Ya enggak," sahut Regan membuat raut Sherla berubah.

"Terus Kenapa dong?"

"Enggak, cuma nanya aja Sher," jelas Regan. "Abisnya gue gak pernah liat ada orang yang keluar masuk ke apartemen itu, gue kira kosong," katanya lagi.

"Itu mah karena orang yang punya itu sibuk kali, gue juga jarang liat orangnya di sini. Tapi pernah ketemu beberapa kali dulu, dulu banget sih sekarang enggak pernah. Dia itu dokter, mungkin orangnya bener-bener sibuk," tutur Sherla.

"Oh, pantes aja," sahut Regan.

"Yuk masuk," ajak Sherla.

Regan setuju kemudian keduanya masuk ke apartemen Sherla. Seperti biasa, Regan langsung duduk di sofa dan Sherla pergi kedapur membuat minuman untuk mereka. Kebiasaan mereka tidak ada yang berubah, Regan dan Sherla masih seperti satu atau dua tahun yang lalu. Namun bedanya sekarang mereka sudah sedikit lebih akrab dan lebih akrab lagi dari biasanya, tiap hari semakin akrab.

Tidak berselang lama, Sherla datang dengan sebuah nampan di tangannya. Dia meletakan nampan diatas meja, kemudian duduk di depan Regan.

"Diminum tuh," kata Sherla pada Regan.

"Hm," sahut lelaki itu kemudian menyeruput minuman yang di sajikan Sherla.

"Gue mau nanya nih Gan, boleh?" Sherla meminta ijin terlebih dahulu. Walaupun mereka sudah sangat akrab, namun Sherla merasa perlu meminta ijin sebelum menanyakan pertanyaan nya.

"Boleh lah," sahut Regan, dia meletakan minumannya ketempat semula.

"Mau nanya apa emang?" Kata Regan pada Sherla.

"Mm... Lo beneran udah baik-baik aja Gan?" Tanya Sherla hati-hati.

"Maksud nya?" Regan mengangkat alis tidak paham.

"Ya, diri Lo. Apa Lo udah baik-baik aja sekarang?" Kata Sherla.

"Baik, gue baik kok," jawab Regan.

"Jawab yang jujur Gan," pinta Sherla, dia tahu sahabat nya itu memang belum pulih sepenuhnya dari keterpurukan yang melanda.

Regan tersenyum tipis, "gue lupa Lo gak bisa di bohongin Sher," katanya pada Sherla.

"Itu Lo tau, makanya sekarang Lo cerita sama gue tentang perasaan Lo sekarang, kasih tau gue masalah Lo biar Lo lega Gan," pinta Sherla.

Regan menarik nafas bersiap untuk mulai bercerita, "gue gak baik, sampai detik ini pun perasaan gue masih belum bisa tenang Sher."

"Tiap hari, tiap malam, tiap menit bahkan tiap detik gue selalu mikirin Geisha. Sekarang pun pikiran gue masih di Geisha. Geisha, Geisha dan Geisha," ungkap Regan, dadanya terasa sesak. "Gue gak tau ini karma atau apa, yang jelas gue kesiksa banget sama akibat dari perbuatan gue sendiri Sher."

Memory While Sleeping (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang