4. RASA SAKIT

5.9K 325 0
                                    

4. RASA SAKIT

Geisha merasakan sinar lampu menghunus matanya terang. Perlahan kelopak matanya terbuka. Geisha terbangun dari pingsan nya. Dia dapat merasakan lemas di sekujur tubuhnya dan merasa kepalanya berat. Kini wanita itu tengah berada di dalam sebuah ruangan, ruangan yang di penuhi dengan fasilitas medis di sekelilingnya.

Geisha memegang kepalanya yang terasa pusing, dia merasakan sebuah benda yang melingkar di kepalanya. Geisha terkejut, ternyata itu adalah sebuah perban. Lalu Geisha melirik tangannya yang sudah di infus, tubuhnya juga terbalut selimut hingga dada. Sekarang Geisha tahu di mana keberadaan nya, dia berada di rumah sakit dengan pakaian serba biru yang membalut tubuhnya.

Geisha berusaha untuk bangun, namun tidak bisa karena tubuhnya yang sedang lemah. Dia pun mengedarkan pandangannya ke segala arah, lalu mendapati seseorang tengah tertidur diatas sofa. Geisha menerawang penglihatan nya sehingga dapat mengenali wajah orang itu, dan ternyata orang itu adalah temannya—Tommy.

Geisha memperhatikan Tommy dengan seksama, di saat seperti ini pun temannya itu selalu ada untuk nya. Tunggu? Tapi apa yang terjadi pada diri nya hingga berakhir seperti ini?

Geisha mengingat-ingat untuk beberapa saat, dan ya, akhirnya dia dapat mengingat apa yang terjadi padanya sebelum pandangan nya menghitam dan mengapa dia sampai bisa melakukan hal bodoh seperti itu hingga membuat nya terluka seperti sekarang. Lantas Geisha meringis, dia meratapi kebodohan nya sendiri. Karena gegabah, petaka itu pun menghampirinya.

Geisha menatap langit-langit rumah sakit, "Kenapa gue masih hidup? Kenapa gue gak mati aja sekalian?" Katanya bermonolog sendiri, kemudian tersenyum getir.

"jadi gini rasanya sakit fisik bersamaan dengan sakit hati?" Geisha merasa diri nya itu bodoh sekali, seperti orang yang tidak berguna.

Geisha menitikkan air matanya, dia menangis dalam diam untuk yang kesekian kali nya dalam hidup. Begitu menyakitkan, sama seperti saat dia kehilangan ibu kandung nya dulu. Bahkan ini bisa dikatakan lebih parah, karena bukan sekedar menyangkut cinta melainkan sebuah prahara didalam rumah tangga.

Geisha berniat untuk mencoba bangun kembali, namun niatnya tidak bisa terwujud karena kekurangan tenaga. Wanita itu meringis pelan, lalu kembali mencoba untuk bangun dengan usaha sekuat tenaganya.

"Awhh," Geisha memegang kepalanya yang terasa sakit, dia terlalu memaksa untuk bangun padahal dirinya tidak sekuat itu.

"Ah," Geisha meringis lagi, kemudian kepalanya tumbang pada bantal yang dia gunakan untuk alas kepalanya.

"CK, kenapa harus sesakit ini sih?" Gerutu Geisha menahan sakit yang bertubi-tubi menerjang diri nya.

"Gei," panggil seseorang membuat Geisha menoleh ke sumber suara. Tommy menatap kearah Geisha, dia baru saja bangun.

Tommy segera bangkit, lelaki berjaket blue jeans itu berjalan cepat kearah Geisha. Dia duduk di samping ranjang Geisha dan tindakan nya tidak terlepas dari pantauan wanita yang sedang terbaring lemah di atas brankar.

"Akhirnya Lo sadar juga Gei," ucapTommy pada Geisha.

"hm," Geisha menjawab dengan gumaman.

"Syukurlah," kata Tommy lega. Melihat Geisha dengan keadaan yang mengenaskan semalam membuat lelaki itu sangat khawatir pada temannya itu, dan untungnya Geisha sudah sadar saat ini membuat nya sangat lega.

"Kita di mana?" Tanya Geisha. "Ralat, maksud gue di rumah sakit apa?" Ralatnya.

"Permata indah," jawab Tommy.

Geisha hanya ber-oh ria dalam hati. Berarti tempat ini tidak jauh dari rumahnya alias tunas sakit terdekat dari tempat tinggalnya itu.

"Bentar, gue Panggil dokter dulu," kata Tommy. Lelaki itu hendak beridiri namun tangannya di tahan oleh Geisha membuat aktifitas nya terhalang, dia menatap Geisha.

Memory While Sleeping (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang