Chapter 56

10.9K 538 25
                                    

---------------

Prilly's POV

Drrrrrt,

Aliando Syarief :
Sorry, gue lagi ngerjain tugas sekolah!

OMG Heloooooooooooow cuma itu doang balasan dari si cowo freak? Setelah sekian banyak chat yang aku kirim?? Hah?! Kurang asem emang nih cowo. Freak!!!!!!!!!

Ngerjain tugas? Tapi tadi kata kaia lagi nonton film bareng? Kok aku jadi ngerasa kalo si ali ini ngehindar yaa? Tapi.... ngehindar karena apa? Apa gara-gara tadi aku ngomongin al ya? Apa benar yang gritte bilang tadi sore di caffe? Apa ali cemburu? Tapi.. masa sih?

Eh iya, ngomong-ngomong. Al apa kabar ya? Duhh jadi kangen juga nih sama dia. Walau bagaimanapun juga al itu orang yang bantuin aku lupa sama randy, si cinta pertamaku itu. Hmm..

"Prill. Lo udah tidur belum????" teriak seseorang dari balik pintu kamarku.

Sudah ku duga, pasti itu milla. Siapa lagi kalo bukan dia yang sering teriak-teriak seperti itu? Haha. Dengan malas, aku bangkit dari duduk cantikku dan berjalan membuka pintu kamar.

"Berisik tau gak sih!!" cibirku saat setelah membuka pintu kamar dan melihat wajah annoying kakakku itu.

"Dibawah ada ariel. Katanya pengen ketemu sama lo" ucapnya membuatku membulatkan mata kaget.

"ariel? Ngapain?" tanyaku bingung.

Karena memang sudah lama ariel tak datang ke rumah prilly sejak munculnya permasalahan hubungannya dengan al. APalagi sekarang sudah malam.

"Yaa mana gue tau!! Udah cepet lo turun" ucapnya lagi. Membuatku mendengus sebal. Tetap seperti itu..

Aku langsung mengikuti langkah kak milla menuju ruang tamu. Ku lihat ariel tengah menundukan kepalanya,

"Riel?" sapaku, berhasil membuat ariel mendongakkan kepalanya.

"Prilly?" ucapnya, terlihat raut wajahnya menyedihkan sekali.

"Tumben kesini malam-malam riel?" tanyaku bingung, terlihat dia menghela nafas berat

"aku mau minta maaf prill, sama kamu" ucapnya dengan nada penuh penyesalan.

"minta maaf apa ya? " tanyaku bingung

"maaf atas semuanya, prill. Aku sadar aku salah udah pisahin kalian berdua, maafin aku prill maaf" lirihnya membuatku ikut sedih

"Apaan sih riel, mungkin aku sama al emang gak ditakdirin buat bersama" ucapku menyemangatinya, namun tetap saja. Ariel kini menatapku lirih, air mata sudah mulai turun dari kedua matanya.

"Beberapa bulan lalu, sebelum tante maia ke luar negri. Aku udah dikasih kesempatan buat rubah al agar bisa kayak dulu lagi, waktu masih sama kamu. Tapi aku terlalu terobsesi sama dia, dan malah nyia-nyiain kesempatan itu prill.." Kini ariel mulai terisak. Ia memegang dan menggenggam tanganku.

"Aku gagal prill, aku gabisa bikin al kayak dulu lagi. Dan sekarang, tante maia jadi benci sama aku prill. Terlebih al. Apa yang harus aku lakukan sekarang?" aku menatapnya iba, walau sejahat apapun dia terhadapku. Ariel adalah sahabatku. Dan sahabat tidak akan pernah berakhir, mana ada yang namanya mantan sahabat? Yaa kan?

Ariel memelukku, dan terus saja terisak. "Kamu udah minta maaf sama bunda maia atau al?" tanyaku disela-sela pelukan, dia menggeleng lemah.

"mending kamu minta maaf aja dulu" ujarku sambil terus mengusap punggung ariel lembut

"makasih ya prill. Kamu memang malaikat tanpa sayap, walaupun aku udah jahatin kamu. Tapi kamiu tetep aja baik sama aku, aku jadi malu sama diri aku sendiri" ku dengar ia sudah menenang, ku renggangkan pelukan. Menatapnya , ia menatapku penuh dengan tatapan sesalnya.

I Will Be Here..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang