Chapter 20

12.5K 644 6
                                    

Sore ini, gritte pergi ke rumah prilly untuk menemui sahabat tercintanya. Setelah selesai memarkirkan mobil yang ia bawa ke rumah prilly, gritte langsung saja masuk ke dalam rumah yang sudah ia anggap rumahnya sendiri.

“hey, kak milla" sapa gritte sambil memghampiri milla yang kini sedang menonton acara tv diruang keluarga.

Milla menoleh, lalu tersenyum.

“eh tte, sama siapa kesini? Michelle gak ikut?" tanya milla sambil menganti saluran tv yang rame.

“sendiri gue. Gak! Katanya dia ada latihan karate mendadak" jawab gritte santai sambil memakan cemilan yang ada di meja depannya.

“terus lo disini ngapain?" milla mengernyitkan dahinya.

Biasanya jika michelle latihan karate, gritte juga pasti selalu ikut.

“yaelah, gausah heran gitu juga keleusss! Gue mau nemenin prilly aja. Lagian males banget latihannya juga. Soalnya ada kak cio..." ujar gritte yang sudah tau arah pertanyaan milla.

Milla mengangguk, “kasian si cio tau tte, ngejar-ngejar kakak lo mulu tapi gak dapet-dapet" lanjut milla sembari terkekeh.

“haha ya salah siapa dulu dia rese'in gue mulu... Jadinya michelle kan ikut gasuka sama ka cio.." ujar gritte sambil tertawa dan melanjutkan memasukan cemilan tadi ke mulutnya.

“hahaha.. Si michelle juga. Cuek banget sama cowo, jadinya kan tiap ada cowo yang deketin dia pada takut" sambung milla tertawa puas.

“hahaha udah ah, gitu-gitu juga kakak gue" celetuk gritte, sedangkan milla masih saja tertawa. “oh iya, prilly ada kan di kamar?"

“ada. Lo masuk aja ke kamarnya"

“biasanya juga gitu! Hehe"

Gritte langsung menaiki anak tangga menuju kamar prilly.

----

“al.." panggil wanita berumur namun masih tetap cantik.

Dia bunda maya, mamah dari al ghazali juga el rumi .

“ya bun?" sahut al datar yang baru turun dari kamarnya.

“prilly jadi kesini kan?" tanya bunda maya dengan mimik wajah yang sangat terlihat bahagia ketika menyebut nama 'prilly'

Al tertegun ketika sang bunda menyebut nama prilly. Al lupa jika sedari kemarin bundanya mewanti-wanti al untuk mengajak prilly berkunjung ke kediaman sang bunda.

'Yatuhan. ... Kenapa gue bisa lupa sih! Shitt' dumel al dalam hati.

“emm, bun... Prilly mendadak ada callingan buat syuting" dusta al. Harap-harap cemas takut sang bunda tak mempercayainya.

Seketika wajah cantik bunda maya yang awalnya tersenyum berharap prilly akan datang langsung berubah menjadi raut muka kecewa.

'Maafin al bun, al terpaksa bohong sama bunda. Al gamau bunda tau kalo al dan prilly lagi ada masalah...' rutuk al dalam hati ketika melihat ekspressi sang bunda yang memancarkan kekecewaannya.

Bunda maya menarik nafas berat, mendekat ke arah anak sulungnya itu “hmm... Padahal bunda ngarep banget kalo prilly bisa kesini. Dia kan udah janji sama bunda"

“maafin al ya bun..." lirih al,

“gapapa ko al, kan masih banyak waktu. Tapi kenapa prilly gak kasih tau bunda dulu ya?" bunda maya mengernyitkan dahinya heran.

“mmm... Mungkin, prilly gak sempet kasih tau bunda kali..." jawab al sedikit kikuk. “bun..  Al laper nih, kangen masakan bunda..." hibur al sambil memegang bahu sang bunda membuat bunda maya terkekeh.

“kamu ini, bisa.... Aja yah ngalihin pembicaraan!" kini bunda maya mencubit pipi anak sulungnya tersebut.

“bukan ngalihin kali bun, al emang lagi laperrrrr" al memegangi perutnya. Yang memang sedang merasa lapar tersebut.

“yaudah yuk.."

“tapi suapin ya bun...."

“kamu ini, udah gede, udah punya pacar juga. Masih aja manja"

“hehehe gapapa bun, mumpung masih bisa sama bunda 2 minggu ke depan" lanjut al sambil duduk di kursi dekat sang bunda.

“iya, yaudah cepet makan jangan ngobrol terus" suruh bunda maya sembari menyendokkan nasi ke piring al.

*******

Gritte sudah sampai didepan pintu kamar yang didepan pintu tersebut terdapat papan nama bertema doraemon dan bertuliskan nama prilly. Prilly latuconsina

Gritte memegang knop pintu tersebut, perlahan membukanya. Ia mulai memasuki kamar prilly. Kamar berdekor warna biru dan putih tersebut, mata gritte memutar mencari sosok gadis yang ia cari. Namun tak ada, ia langsung mencari prilly ke balkon kamarnya berharap prilly ada disana.

Hati gritte tiba-tiba menjadi was-was. Entah apa yang sedang gadis itu fikirkan. Namun ternyata prilly tak ada di balkon, kemudian gritte kembali masuk ke kamar prilly dan langsung berjalan menuju kamar mandi yang memang masih berada didalam kamar tersebut. Gritte perlahan membuka pintu kamar mandi tersebut, yang kebetulan tidak dikunci.

“prilly..."

----

Komentar kritik saran sangat diperlukan hehe :D

I Will Be Here..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang