Milla's POV .
Aku berjalan menelusuri koridor kelas dengan wajah yang lemas. Terngiang difikiranku tentang obrolan michelle dan kevin tadi di aula sekolah. Yaps! Aku tadi gak sengaja lewat ruang aula sekolah untuk menuju ke toilet. Tujuannya sih pengen nyusul si michelle, pengen ke toilet juga..
Tapi, aku tertarik untuk mendekat ke arah ruang aula sekolah yang pintunya sedikit terbuka. Agak heran sih, karena biasanya selalu tertutup rapat.
Tepat didepan pintu, kulihat dua orang yang sudah familiar bagiku tengah mengobrol. Tapi tunggu, suasana diantara keduanya seperti tegang. Aku memilih untuk menguping pembicaraan mereka , gak sopan sih. Tapi yaaa tingkat kepo-ku sudah tak terbendung lagi, alhasil aku berdiri berjinjit dipintu samping yang terkunci. Namun masih bisa terdengar jelas dengan apa yang mereka ucapkan didalam.
Chelle, besok lusa gue berangkat ke jerman
Deg! Rasanya hatiku serasa ditancap ribuan pisau tajam saat kevin mengatakan itu, kakiku langsung lemas.Aku gak sanggup lagi untuk mendengarkan lebih lagi, dengan hati yang tak karuan juga kaki yang masih lemas. Aku langsung melangkah meninggalkan pintu ruang aula tersebut.
“milla ..”
Kudengar ada orang yang memanggil dari arah belakang, terlihat michelle yang berjalan kearahku. Aku berusaha mencoba tersenyum, yaa fake smile!
“milla, lo dari tadi gue panggil gak nyaut-nyaut. Lo mau kemana?” tanya michelle yang kini sudah ada disampingku.
“eh, sorry.. Gue gak denger. Gue mau ke parkiran.. Power bank gue ketinggalan di dashboard ” umpatku
Padahal pengen cepat-cepat pulang.
Terlihat michelle mengangguk, aku menarik nafas lega. Untung michelle percaya sama alasanku,
“oh, yaudah kalo gitu. Gue hari ini ada latihan karate, dan kayaknya malam ini gue gabisa nginep dirumah lo” ucap michelle,
Aku mengangguk. “iya gapapa”
“yaudah. Gue duluan ya”
Setelah michelle menghilang dari pandanganku, aku langsung melangkah menuju mobil.
----
Rasanya malas sekali untuk keluar dari kamar, saat setelah mendengar sebagian percakapan michelle dan kevin tadi di ruang aula sekolah. Bahkan bi inah pun sepertinya sudah lelah untuk membujukku keluar kamar gara-gara aku usir terus.
Duhh kenapa gue jadi gini sih? Kenapa gue malah gak rela ya dia pergi? Wake up milla, wake up! Duhhh lo ngomong apaan sihhh
Iphoneku berdering, aku langsung melihat siapa yang menggangguku. Tertera dilayar bertuliskan prilly bie , aku berfikir sejenak. Lalu mengangkatnya dengan malas.
OMG Heloooow kak lama banget sih ngangkatnya
Teriak prilly darisana, belum apa-apa udah bawel. Bikin mood ku tambah ancur aja ni anak..
Apasih ganggu orang aja! Gue lagi gak mau diganggu.
Yaelah, kenapa lo? Galau?
Tau ah, lo mau apa jam segini nelfon? Bukannya disana udah larut banget?
Iya, gue baru kelar nih.. Scene terakhir..
Hah? Berarti bentar lagi lo balik dong?
Iya, tapi gatau kapan sih. Eh mama sama papa udah pulang belum?
Belum. Masih diluarkota.
Oh yaudah kalo gitu. Udah dulu ya gur ngantuk. Bye.
Setelah mematikan sambungan telfon aku langsung meletakkan kembali iphoneku di nakas samping tempat tidur. Aku memejamkan mataku, sebaiknya aku tidur cantik dulu dengan semua penat yang ada di hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Will Be Here..
FanfictionCinta tau kemana seharusnya ia berlabuh... Siapakah yang sebenarnya ada didalam hati prilly? Al Ghazali? Aliando? Ataukah Verrel Bramasta?..