Chapter 33

10.3K 489 0
                                    

Maaf lama update :D lagi banyak-banyaknya tugas nih.. Jadi susah bagi waktunya X_X hehe ✌ *abaikan...

·

"al.. Mau kemana? Udah rapi gitu?" tanya bunda maia yang baru keluar dari kamarnya dan melihat sang anak sulung tengah memakai sepatu di ruang tv.

"mau ketemu prilly bun, mumpung schedule al kosong" jawab al dengan tangan yang masih sibuk dengan sepatu.

"hmm... Yaudah, salamin sama mamanya prilly dari bunda ya.." ucap bunda maia yang kemudian berlalu menuju dapur.

"ka.. Mau kemana lo?" tiba-tiba el sudah ada didepan al saat al telah selesai memakai sepatu. Membuat al kaget.

"jalan.." delik al, bisa gawat kalau al memberitahu dirinya akan kerumah prilly, pasti dia akan minta ikut.

"sama siapa?" tanya el mengernyitkan dahinya.

"ya sama prilly lah.." ups! Al keceplosan. Ia langsung membungkam mulutnya dengan kedua tangannya.

"wah kalo gitu gue ikut.." antusias el saat menyebut nama prilly.

'Ikut nebeng kerumah gritte maksudnya.. Hehehe' el tersenyum misterius.

Al mendelik sebal. "gak..gak..gak.. Gamau gue" ogah al menolak mentah-mentah permintaan sang adik.

Wajah tampan el dari yang awalnya antusias langsung memasang wajah kecewanya.

"yaelah... Nebeng doang gapapa kali"

"nebeng?" al mengernyitkan dahinya

"iya! Nebeng nyampe rumah gritte, bukan ngikut lo ke rumah prilly!!" kesal el.

"oh. Hehe kenapa gak bilang kalo lo mau ke rumah gritte!!" dumel al.

"gue juga tadi belum selesai ngomong keburu ke cut sama penolakan lo" cibir el. Membuat al terkekeh

"hehe sorry! Yaudah yuk.. Gua gapunya waktu banyak" sombong al menatap jam tangan yang ia pakai.

"so' sibuk banget lo" cibir el -lagi-.

Membuat al menatap adiknya tajam.

"gue tinggal juga lo" kesal al berlalu menuju ke garasi dan diikuti oleh el.

"yaampun, ambekan banget sih"

*******

"eh ada lo ka, kapan datangnya lo?" tanya prilly saat melihat kaia tengah duduk didepan kursi tempat duduknya,

"tadi, pas lo masih jogging.." jawab kaia menampilkan senyum manisnya.

"oh.. Jadi yang didepan mobil lo.. Gue kirain mobil siapa.."

Sedangkan milla hanya cengo melihat ekspresi prilly yang tak ada kaget-kagetnya sama sekali seperti dia tadi.

“kok elo gak kaget sih?" tanya milla heran.

“loh emang kenapa harus kaget?" prilly mengernyitkan dahinya.

“lo kan baru ketemu kaia?" lanjut milla, sedangkan prilly dan Kaia hanya terkekeh.

“sebelumnya gue sama prilly udah duluan ketemuan..hehe" Kaia angkat bicara. Milla hanya manggut-manggut dan ber'oh' ria.

“oh iya ini siapa yang masak mah?" tanya prilly ketika mendapat sendokan nasi dari mamanya.

“kita berempat, ly.." sambar kevin sumringah.

“yang ditanya mama, bukan kamu!" cibir milla membuat semuanya terkekeh akan kecemburuannya milla.

“dih cemburu," ledek kevin, membuat pipi chubby milla memerah.

“enggak! Kata siapa geer kamu" elak milla, kevin tertawa.

“yaudah sih gausah ribut, punya kakak dua-duanya hobi banget berantem sih" cetus prilly.

“apaan sih lo.." dumel milla.

“kaia maaf ya, kalo udah kumpul semua ya gini, suasana jadi rusuh..hehe" ucap mama uli sambil memberikan alasan nasi kepada kaia.

Kaia tersenyum manggut-manggut, “gapapa tan, rame kalo gini terus.

Haha gak sepi"

Semua melanjutkan makannya, dan tak ayal ada sedikit pertengkaran kecil diantara kevin milla juga prilly.

*******

Setelah selesai membagikan buku disekolah kurang mampu, randy dan sang mama pergi ke TPU dimana ayah randy disemayamkan,

Disana randy berdoa dihadapan pusaran sang ayah yabg sudah lama ia tinggalkan selama ia berada di aussie.

“yah, randy kangen ayah..." lirih randy setelah selesai berdo'a, ia mengusap pusaran yang dilapisi oleh batuan marmer mahal.

Ia beserta ibunya, mama natasha menitikan air matanya di atas pusaran bernama rully martin itu.

“udah sayang, ayah kamu sudah tenang disana.." mama natasha memeluk tubuh anak sulungnya itu dari samping.

“rasanya randy pengen ketemu, pengen ikut ayah aja mah.." lanjut randy membuat sang mama tercengang atas ucapan sang anak barusan.

“hush.. Kamu gaboleh ngomong gitu sayang.." mama natasha tak bisa membendung lagi air matanya. Ia menangis.

“apa ayah selalu awasin kita mah?" tanya randy mendongakkan kepala melihat ke arab sang mama.

“pasti sayang! Itu pasti.. Ayah sayang sa kamu, dia pasti selalu jagain kita dari atas.." ucap mama natasha yang kini sudah mengembalikan senyumnya yang sempat tenggelam oleh air mata.

“yaudah pulang yuk.." ajak mama natasha ke arah randy dan merangkul randy.

Randy mengangguk, “bentar lagi mah.." ucap randy menghentikan ucapannya.

********

*#*#*#*#*
Maaf ya cuma bisa dikit aja, tugas kuliah numpuk soalnya :D hehe maklumi..

Saran juga kritikan sangat aku perlukan..

I Will Be Here..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang