02 : Pelihara Kucing di Kos

2.1K 307 17
                                    

"Kamu bisa terlibat dalam masalah, Jak."

"Ya, sebenarnya aku juga merasa khawatir."

Naresh menghampiri meja Jaka pada waktu istirahat makan siang di kantin karyawan. Topik percakapan mereka yang biasanya tidak jauh tentang pekerjaan, kali ini sedikit berbeda. Jaka merasa bahwa ini adalah masalah yang terlalu besar untuk dia simpan sendiri. Jadi dia bercerita tentang Raka kepada Naresh. Dengan sifat Naresh yang pandai menjaga rahasia, Jaka menjadi tidak ragu untuk terbuka pada sahabatnya itu.

"Apa dia ada dalam daftar orang hilang atau daftar buronan polisi?"

Jaka menggelengkan kepala, "Aku juga penasaran soal itu. Jadi, waktu dia udah tidur aku diam-diam cari informasi di situs daftar pencarian orang."

"Terus?"

"Ga ada sama sekali tentang dia."

"Jadi gitu...," Naresh mengusap dagu dan berpikir. "Singkatnya, dia anak SMA yang ga diketahui latar belakang keluarganya."

"Setelah cerita sama kamu, aku jadi sadar ternyata situasinya lebih buruk dari yang aku pikirkan, ya?"

"Memang sangat burukㅡ"

"Apa yang sangat buruk?"

Jaka menegakkan punggungnya karena terkejut.

Ketika mereka larut dalam percakapan, sebuah suara tiba-tiba menyela dari belakang Jaka. Sementara Naresh mengulas senyuman pada orang itu, Jaka berbalik untuk melihat siapa yang berdiri di belakangnya. Dan dia mendapati wajah Jesslyn yang menampakkan senyum ceria.

"Ah, Kak Jess...," Jaka bergumam pelan.

Jesslyn meskipun baru saja menolak cinta Jaka, tetapi cara dia tersenyum ketika menatap pria itu tidak berbeda dari sebelum-sebelumnya. Dia tak menyiratkan kecanggungan sama sekali. Berbeda dengan Jaka yang buru-buru memalingkan pandangan ke arah lain.

"Ga ada masalah serius, Kak Jess," Naresh dengan cepat menyadari gelagat Jaka, maka dia langsung memberi tanggapan. "Aku baru sadar salah pesan barang di Shopee waktu udah dikemas. Jadi itu agak merepotkan karena ga bisa dibatalkan."

Naresh dengan santai dan tenang berbohong. Dia benar-benar orang yang cerdik dan cakap.

"Oh, itu emang cukup merepotkan sih. Aku liat wajah kalian agak khawatir, kirain ada masalah besar. Makanya aku bertanya," Jesslyn terkekeh ringan.

Kemudian dengan santai wanita itu menyingkir dan melambaikan tangan pada mereka berdua, "Istirahat siang akan berakhir. Kalian jangan sampai telat kembali ke ruangan."

"Siap bos! Kami akan segera kembali," Naresh balas melambai sambil tersenyum.

Sedangkan Jaka, dia hanya melihat Jesslyn pergi dengan senyum dipaksakan pada wajah tampannya.

"Ada yang mendadak jadi patung bernyawa di depan Kak Jesslyn," Naresh menyindir terang-terangan.

Jaka mendelik, "Apa maksudmu? Emang apa yang harus aku katakan pada orang yang baru aja menolakku?!"

"Setidaknya kamu bisa mencoba menyapa dia seperti biasanya," Naresh menghela napas dan bangkit dari tempat duduknya.

"Ayo kembali."

"Ya..."

Mengikuti sahabatnya, Jaka beranjak dari tempat duduknya. Dia memang sudah bangkit dari kesedihan akibat patah hati. Tetapi dia tetap tidak bisa untuk berhenti mengagumi Jesslyn.

Kombinasi rok pendek dan blazer hitam sangat cocok untuk tubuh indah Jesslyn. Ditambah kemeja merah muda bergaris-vertikal itu tidak hanya nampak elegan, tetapi menambah kesan anggun. Rambut coklatnya yang sedikit bergelombang dan penggunaan warna lipstick yang ringan memberinya daya tarik kecantikan natural.

PULANG [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang