Pagi harinya setelah perayaan tahun baru, Jaka dan Raka kelelahan. Meskipun terasa enggan bangkit dari ranjang, Jaka harus bangun awal. Hari ini dia tetap ada jadwal kerja. Pasalnya setiap kali ada libur panjang adalah momen high season hotel. Karena pada masa-masa itu banyak orang pergi berlibur sehingga tingkat okupansi tinggi dan banyak event diadakan di hotel.
Raka biasanya akan membangunkan Jaka setiap kali ada jadwal kerja. Tetapi, karena juga kelelahan sepertinya pemuda itu masih tidur sekarang. Jaka mengangkat kepalanya, lalu melihat ke samping dan mendapati Raka meringkuk di kasur seperti janin. Rupanya pemuda itu sudah bangun, namun anehnya Raka tampak melamun.
"Raka, pagi..."
"Pagi..."
Raka menjawab tanpa melihat Jaka, nada suaranya terdengar serak. Dia sepertinya belum sepenuhnya tersadar dari tidur.
"Jam berapa kamu bangun?"
"Mhm?"
"Apa kamu baru bangun?"
"Hm..."
"Atau kamu ga tidur?"
"Uh..."
Setelah memberikan pertanyaan-pertanyaan itu, Jaka perhatikan bahwa Raka memiliki gelagat yang tidak biasa. Meski raganya ada di tempat ini, tapi terlihat jelas kalau pikiran pemuda itu melayang entah kemana. Jaka mengambil napas dan memanggil Raka lagi, namun sekarang dengan suara yang lebih keras.
"Raka!!"
"Ahh!!"
Raka terkejut setengah mati hingga tubuhnya bergemetar. Dia perlahan menggerakkan kepalanya menatap Jaka.
"Pagi, Mas..."
"Pagi."
"Kamu udah bangun dari tadi?"
"Ga, baru aja. Maaf aku mengejutkanmu."
Raka tersenyum getir sebagai tanggapan. Ternyata, pikirannya masih di tempat lain.
"Apa kamu memikirkan sesuatu?"
Jaka bertanya sambil bangkit duduk di ranjangnya. Raka juga bangun dengan susah payah, wajahnya memiliki ekspresi yang sulit dibaca. Kemudian, pemuda itu mengukir senyum lemah dan singkat.
"Ga, ga ada apa-apa," Raka menjawab.
"Serius?"
Jaka merasa janggal dengan situasi ini, walaupun Raka mengatakan tidak ada apa-apa seolah semua baik-baik saja. Dia tidak tega untuk memaksa Raka berbicara, jadi dia memutuskan untuk tidak bertanya lagi tentang itu. Dia berniat mengubah topik pembicaraan, tetapi tidak ada hal yang terlintas di dalam pikirannya. Alhasil dia hanya duduk bersila di atas ranjang dengan punggung menempel ke dinding.
Raka mendadak bangkit berdiri. Dia menatap ke lantai, tapi pikirannya masih ada di tempat lain. Mungkin karena tidur meringkuk, jadi sebagian poni pemuda itu menempel dan menutupi dahi hingga sedikit matanya. Rupanya, poni pemuda itu telah bertambah panjang. Jaka menatap bagian itu dan menyadari bahwa mata Raka terlihat agak memerah.
Pada saat yang sama tiba-tiba Raka mengangkat wajah dan tatapannya bertemu dengan mata Jaka. Mereka saling memandang selama beberapa detik. Raka memiliki raut wajah yang terlihat gelisah, dan meski menatap mata Jaka, dia sepertinya masih memikirkan hal lain.
"Aku sedang memikirkan saat aku kembali ke rumahku di Malang."
Raka tiba-tiba mengucapkan kalimat itu yang langsung membuat Jaka terkejut. Untuk sesaat, Jaka ragu apakah Raka sedang berbicara dengannya, sebab tatapan mata pemuda itu nampak kosong. Tetapi, karena hanya ada dia di tempat ini, maka dia tahu bahwa tidak peduli apa yang dia pikirkan, Raka berbicara dengannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/277838810-288-k529729.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG [✓]
Fanfiction⌠ boy x boy | jeno x renjun ⌡ ❛❛ Rumah dan pulang bukan perkara tempat, tapi perasaan. ❜❜ kujangsiku noren ver alternate story of blue neighbourhood. bebas mau baca blue neighbourhood dulu atau tidak, tapi sebagian cerita itu berkaitan dengan ceri...