Part 01

136K 4.2K 108
                                    

  'Berkali-kali aku dijatuhkan oleh kenyataan dan merasakan sakit'~Violetta Adara La Lubis.

  
  Seorang gadis cantik dengan tampilan badgirl, baju tidak dimasukkan, tidak memakai dasi, dan juga rambut yang ia ikat asal, berjalan melewati koridor sekolah dengan santai.

  Sorot mata biru yang sangat tajam, dan juga wajah datarnya menambahkan aura dinginnya semakin terpancar.

   Dia adalah Violetta Adara La Lubis, siswi badgirl yang sudah bolak-balik masuk ruang BK. Setiap hari ia selalu membuat ulah dan membuat kesal para guru.

  Ia terus berjalan menuju kelasnya tanpa memperdulikan tatapan para siswa yang menatapnya. Sesampainya di kelas, ia langsung mendudukkan dirinya di bangku paling belakang.

  Ia sudah terbiasa duduk sendiri, karena di sekolah ini ia hanya memiliki dua sahabat, dan mereka duduk bersama di depan Vio.

  Seperti biasa, Vio langsung menelungkupkan wajahnya di meja, dengan kedua tangannya sebagai bantalan.

  "Woy Vio! ada berita hot nih. Kok lo malah tidur si?" ucap Dina, salah satu sahabat Vio yang cerewet, memiliki rambut sebahu, dan rada pendek.

  "Biarin aja Vio tidur Din, jangan ganggu ih," ucap Sella, sahabat Vio yang kalem, ramah, dan cantik.

"Ini tuh penting Vi, si Sella udah punya pacar. Lo gak tau kan?" ucap Dina heboh.

"Bukan urusan gue," sahut Vio kesal.

  "Lo gak nanya gitu, pacarnya Sella siapa?" tanya Dina lagi.

"Huft, siapa?" Vio menghembuskan nafasnya kasar, kemudian mendongak dengan terpaksa, karena jika ia tetap diam, Dina yang super cerewet itu akan terus mengganggunya.

  "Galen, Ketua OSIS kita, beruntung banget ya Sella bisa dapetin Galen. Kalo menurut gue, mereka tuh cocok banget," ujar Dina ntusias.

Deg!

Perasaan Vio hancur seketika. Selama satu tahun lebih, ia memendam perasaannya terhadap Galen, ketos rese yang selalu saja membuat ia dihukum hampir setiap hari.

  Selama ini ia memendam perasaannya sendiri. Ia selalu merasa sakit saat melihat Galen dekat dengan orang lain, tapi kenapa dia malah berpacaran dengan sahabatnya sendiri.

  "Bener Sel?" tanya Vio dengan wajah datarnya.

  "Iya Vi, gue pacaran sama Galen. Gue harap lo gak keberatan, karena gue tau kalo Galen itu suka ngehukum lo," ujar Sella yang membuat hati Vio semakin sakit.

  "Oh, selamat! Gue gak keberatan kok," sahut Vio.

  "Pokoknya, nanti lo harus traktir kita Sel, gak mau tau gue," titah Dina.

  "Iya Din, nanti pas istirahat, gue bakal traktir lo sama Vio," sahut Sella dengan senyum lebarnya.

  "Eh, mau kemana Vi?" tanya Sella yang melihat Vio beranjak dari duduknya.

  "Toilet," Sahut Vio acuh.

  "Jangan lama-lama Vi, bentar lagi bell," ucap Dina setengah berteriak.

----------------------

  Sekarang Vio tengah berada di rooftop sekolah, karena sebenarnya ia tidak ingin ke toilet, melainkan ke rooftop untuk menenangkan pikirannya.

  Hatinya benar-benar sakit saat mendengar bahwa orang yang ia cintai, saat ini sudah menjadi milik sahabatnya sendiri.

  Ia tahu, perasaannya salah, tapi ia lebih dulu mencintai Galen daripada Sella. Namun, saat ini mungkin perasaanya harus ia kubur dalam-dalam. Bagaimanapun juga, Sella adalah sahabat terbaiknya sejak ia masuk SMP.

  Vio masih berdiri di pembatas rooftop. Sesekali ia memejamkan matanya menikmati angin yang berhembus menerpa wajahnya.

Brak!
Suara pintu rooftop terbuka, hingga membuat Vio membalikkan badannya menatap siapa yang datang.

  Galen Lominus, orang yang sedari tadi mengganggu pikirannya saat ini sudah berada didepan pintu rooftop, dan berjalan kearahnya.

  Galen memang sering berkunjung ke rooftop untuk mencari murid yang bolos dijam pelajaran, karena jabatannya sebagai Ketua OSIS.

  Vio yang melihat Galen semakin mendekat, ia langsung beranjak dari tempatnya, dan berniat kembali ke kelas, sebelum pergelangan tangannya dihentikan oleh Galen.

  "Mau kemana?" tanya Galen menatap Vio, sedangkan yang ditatap hanya memandang sekitar.

  "Kelas!" jawab Vio tanpa memandang Galen.

"Masukkin baju lo! Cepet!" titah Galen.

  Vio langsung memasukkan bajunya dihadapan Galen, bahkan cowok itu langsung mengalihkan pandangannya.

  Galen berpikir, apakah gadis didepannya ini sudah gila, sampai-sampai tidak melihat sekitar dahulu.

  "Dasi lo?" tanya Galen.

  Vio mengambil dasinya yang berada disaku, kemudian menunjukkannya tepat dihadapan Galen.

  "Ya dipake dodol!" titah Galen.

  "Gue gak bisa," lirih Vio, masih dengan wajah datarnya.

  "Jadi selama ini, lo selalu gak pake dasi, karena lo gak bisa buatnya? Cih, kek anak SD aja lo," ejek Galen yang dibalas tatapan tajam oleh Vio.

  "Sini gue pakein," ucap Galen yang langsung merebut dasi di tangan Vio, dan langsung memasangnya di leher Vio.

  Jarak mereka begitu dekat. Vio terus saja menatap wajah Galen yang masih fokus membuat bentuk dasi. Seketika ia sadar kalau Galen sudah selesai, saat itu juga ia langsung mendorong tubuh Galen, dan langsung berjalan kembali ke kelasnya.

  "Aneh," gumam Galen.

--------------------

  "Darimana aja kamu Vio?" tanya Pak Bimo, selaku Guru Fisika yang saat ini tengah mengajar di kelas Vio, XI-IPA3.

"Toilet," Vio langsung saja masuk ke kelas dan mendudukkan dirinya di bangku miliknya.

  Pak Bimo yang melihat itu hanya geleng-geleng kepala. Ia sudah tau betul bagaimana karakter muridnya yang satu ini.

  "Ya sudah, kita lanjutkan saja belajarnya, " ucap Pak Bimo.

  "Kalian kerjakan soal halaman 34, Bapak mau keluar sebentar ada urusan," sambung Pak Bimo.

  "Baik Pak," jawab mereka serempak.

  "Jangan ada yang keluar kelas, Ingat itu!" ucap Pak Bimo sebelum menutup pintu kelas.

  "Darimana aja lo Vi? Lama amat ke toiletnya? Atau jangan-jangan lo ketiduran di toilet lagi," ucap Dini menatap Vio tajam.

  "Diem Din, mending lo kerjain tugasnya, nanti kalo Pak Bimo balik, kita belum selesai, kan bisa dimarahi. Lo mau diceramahin kalo tugas kita gak selesai?" ujar Sella.

"Hm, iya juga ya. Pak Bimo kan kalo ceramah suka bikin kuping gue sakit," sahut Dina.

  Vio tidak mendengarkan ucapan kedua sahabatnya. Ia terus mengerjakan soalnya. Hanya perlu waktu beberapa menit, ia sudah selesai, kemudian ia kembali melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda tadi pagi.

Hari ini ia merasa sangat lelah. Lelah hati, juga pikiran. Gadis itu berusaha untuk memejamkan matanya, mnamum pikirannya masih tertuju pada Galen dan Sella.

Happy reading!!

Please
Vote,
Koment and Follow!

VIOLETTA (Triangle Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang