Part 48

14.1K 671 16
                                    


"Gue pikir lo akan ngejelasin semuanya ke gue, tapi ternyata lo mengakhiri semuana," Daffa Axelio.

  "Gue berharap lo meluk gue dan bilang kalau semuanya akan baik-baik saja, tapi ternyata lo hanya diam ," Violetta Adara La Lubis.

"Kita berpisah karena keegoisan kita masing-masing,"

  Saat waktu istirahat tiba, Vio keluar dari kelas paling terakhir. Ia teringat saat dulu ia harus menghindari kebersamaan Sella dan Galen, tapi sekrarang ia menghindari keberadaan Sella dan Daffa.

  Ia berjalan menuju ke kantin sendirian dengan wajah datarnya, tanpa memperdulikan tatapan siswa siswi yang tertuju padanya.

Vio memilih duduk sendirian disebelah meja yang Daffa, Sella dan Dina tempati.

Daffa yang melihat hal itu hanya menatap Vio dengan tatapan yang sulit untuk diartikan.

Setelah beberapa menit menunggu, makanan yang mereka pesan akhirnya datang juga.

  Sebelum memakan makanannya, tiba-tiba Galen datang menghampiri meja yang ia tempati bersama dengan kedua sahabatnya seraya membawa semangkuk mie ayam masing-masing.

  Vio yang sudah siap menyuapkan makanan ke mulutnya pun menghentikan aktifitasnya dan menatap datar Galen.

"Galen yang ditatap seperti itupun hanya menaikkan satu alisnya seolah bertanya 'kenapa?'"

  "Bareng ya Vi, meja lain penuh," celetuk Justin yang tau akan tatapan Vio.

Vio menghembuskan nafasnya kasar, kemudian mengangguk singkat.

Mereka menyantap makanan mereka masing-masing dengan lahap.

"Gimana, udah ada info?" tanya Galen kepada kedua sahabatnya.

"Belum Gal," Sahut Justin singkat.

"Lo berdua niat bantuin gue gak sih?" tanya Galen dengan sedikit emosi.

"Ya niat Gal, tapi dia emang susah dicari," sahut Justin seraya menyeruput minumannya.

"Arrggh, pusing gue," ucap Galen frustasi seraya mengacak-acak rambutnya kasar.

Vio yang melihat itu hanya menyimak pembicaraan mereka saja tanpa berniat bersuara, meskipun sebenarnya ia penasaran apa yang sebenarnya tengah mereka bicarakan.

Sementara disisi lain Daffa masih terus memperhatikan gerak-gerik Vio. Bohong jika cowok itu sudah tidak ada perasaan dengan Vio, karena nyatanya di hati Daffa masih ada nama Vio disana.

  Drtt drtt
Ponsel vio bergetar, yang menandakan ada panggilan masuk.
Hal itu membuat ketiga cowok yang semeja dengannya seketika menatap kearahnya.

Vio menatap balik ketiga cowok yang berada didepannya, kemudian mengangkat panggilan itu.

"Hallo," sapa Vio lirih.

"......"

"Gue kesana," sambung Vio.

Raut wajah Vio nampak khawatir. Hal itu tak luput dari pandangan Galen dan kedua sahabatnya.

Vio beranjak dari tempat duduknya dan berniat meninggalkan kantin, namun sebelum hal itu terjadi, Galen sudah lebih dulu mencengkram pergelangan tangan gadis itu.

Vio berhenti dan menatap pergelangan tangannya, kemudian beralih menatap Galen.

"Mau kemana lo?" tanya Galen curiga.

"Lepasin!" titah Vio curiga.

"Lo mau bolos kan?" tanya Galen mengintimidasi.

"Lepasin!" titah Vio lagi dengan wajah datarnya.

VIOLETTA (Triangle Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang