Bukan menjadi rahasia lagi jika Risa menyukai Galen. Bahkan semua siswapun tahu kalau Risa mengejar-ngejar Galen dari dulu namun selalu ditolak mentah-mentah oleh Galen. Risa bahkan sering membully orang-orang yang dekat dengan Galen."Gue tau, lo itu miskin. Makannya lo pacaran sama Galen, lo cuma mau manfaatin dia kan? Ngaku Lo!" bentak Risa dengan keras.
"Aku gak gitu kak," jawab Sella dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.
Sella memang bukan dari kalangan atas, juga bukan dari kalangan bawah, ia berada dikalangan tengah atau orang biasa sama halnya dengan Dina, berbeda dengan Vio yang berasal dari kalangan atas. Bahkan ia sangat kaya, karena warisan dari mendiang Bundanya.
"Cih, dasar matre!" ejek Risa.
"Stop kak! Kak Risa itu bukan siapa-siapanya Galen hiks," ujar Sella yang kini sudah menangis.
"Tenang Sel, lo jangan emosi dulu," bisik Dina yang berusaha menenangkan Sella.
Dina bingung harus berbuat apa, sama halnya dengan Fahri dan Justin yang masih diam ditempat. Mereka tidak ingin ada masalah dengan Risa, karena ia adalah anak dari Kepala Sekolah, mereka tidak ingin dikeluarkan dari sekolah ini hanya karena masalah sepele, sedangkan Vio masih menatap mereka dengan bersedekap dada.
Plakkk!
Satu tamparan mendarat di pipi mulus Sella. Semua orang terkejut dengan perlakuan Risa yang sudah keterlaluan.Byurr!
Tak cukup dengan tamparan, Risa juga mengguyur Sella dengan minuman yang berada di meja samping tepat Risa berdiri.Kini seragam Sella sudah basah kuyup, Vio yang melihat sahabatnya dipermalukan tak ingin tinggal diam.
Brakkk!
Vio menggebrak meja kantin yang ia tempati, hal itu sontak membuat semua orang yang berada disana terkejut."Ganti baju lo!" Vio melemparkan kunci loker ke arah Sella.
"Ayo Sel, gue temenin lo ganti baju, sekalian obatin luka di pipi lo," ajak Dina.
"Tapi Din-,"
"Gue bilang ganti baju lo!" ucap Vio dengan nada keras, sehingga membuat mereka yang berada disana terkejut.
Sella yang mendengar itu hanya pasrah, ia tahu betul kalau Vio saat ini tengah marah karena sahabatnya dipermalukan. Mau tak mau Sella menuruti perintah Vio untuk mengganti pakaiannya yang sudah basah dan ditemani oleh Dina.
"Gue gak ada urusannya sama lo," ucap Risa sedikit merasa takut.
"Lo pikir gue takut sama lo hah? Mungkin semua murid disini takut sama lo, tapi gue gak," ucap Risa dengan sombongnya, padahal ia menahan rasa takutnya.
"Oh ya?" tanya Vio datar, namun penuh penekanan.
Vio berjalan mendekat kearah Risa, hingga saat ini ia sudah berada tepat didepan Risa dan mereka saling berhadapan dengan ditatap oleh puluhan siswa yang berada dikantin.
Plak!
Tanpa mengatakan apapun, Vio langsung menampar Risa dengan keras, hal itu tak luput dari pandangan semua orang."Sialan lo! Berani-beraninya lo nampar gue hah?" bentak Risa memegangi pipinya yang terasa memanas.
Risa melayangkan tangannya, berniat akan membalas tamparan yang Vio berikan, namun Vio lebih dulu menahan pergelangan tangan Risa dan-
Plakkk!
Vio kembali menampar Risa untuk yang kedua kalinya, namun kali ini di pipi sebwlah kanan. Semua orang hanya diam menatap kejadian itu dan tidak ada yang berani melerai."Shit, lo itu-,"
Byurr!
Belum sempat Risa melanjutkan kata-katanya, ia sudah lebih dulu disiram oleh Vio, seperti yang sudah Risa lakukan ke Sella. Kini seragam Risa sudah basah kuyup."Itu balasan yang setimpal buat lo, bitch!" ucap Vio dengan lantang dengan senyum miring yang menghiasi wajahnya.
-------------------
Saat ini Galen baru saja selesai rapat OSIS, ia berjalan menuju ke kantin untuk mengisi perutnya, juga menyusul Sella dan kedua sahabatnya. Ia melewati beberapa kelas yang nampak sepi tidak seperti biasanya, padahal sebentar lagi jam istirahat akan berakhir.
Sesampainya didepan pintu kantin, Galen dibuat bingung karena semua orang bergerombol seperti sedang menonton pertunjukan.
"Pasti ada yang gak beres," batin Galen.
Galen mendekat dan melewati kerumunan itu, semua yang ada disana sontak terdiam karena kedatangan sang Ketua OSIS.
Saat sampai ditengah kerumunan, ia dibuat terkejut karena melihat Risa dan Vio yang berdiri berhadapan dan saling melemparkan tatapan tajam dengan kondisi Risa yang sudah basah kuyup dan kedua pipinya yang sedikit bengkak.
"Apa-apaan ini?" Galen menatap Vio dan Risa secara bergantian.
"Lo gak bisa apa sehari aja gak buat masalah hah?" Galen menatap tajam Vio, sedangkan yang ditatap hanya diam.
"Lo berdua ikut gue ke ruang BK!" Galen berjalan meninggalkan kerumunan dan diikuti oleh Risa dan Vio.
"Gal, tunggu bentar," teriak Justin yang berusaha akan menjelaskan, namun tak didengar oleh Galen.
"Pasti Galen salah paham nih," ujar Fahri setelah kepergian mereka.
"Gimana nasibnya Vio ya, kasian juga, padahalkan niatnya cuma mau belain Sella," ucap Justin.
"Gue masih gak nyangka Vio bakal lakuin itu ke Risa, auranya serem banget anjir," ujar Fahri.
----------------
"Bapak itu heran sama kalian, kenapa kalian suka banget cari masalah disekolah hah?" bentak Pak Toni.
Saat ini mereka memang sudah berada di ruang BK. Risa dan Vio duduk di depan meja Pak Toni, sedangkan Galen hanya berdiri dibelakang mereka.
"Jadi, siapa yang mau menjelaskan?" tanya Pak Toni, namun tidak mendapat jawaban dari Risa maupun Vio.
"Kenapa kalian diam? Galen, bisa tolong kamu jelaskan ke saya apa yang terjadi?" ucap Pak Toni menatap Galen.
"Saya tidak tahu Pak, saya tidak disana saat kejadian," jawab Galen seadanya.
"Vio nampar saya dua kali Pak, dia juga siram saya pake minuman, lihat nih pipi saya bengkak, seragam saya juga basah," ucap Risa berusaha membela dirinya sendiri.
"Bener itu Vio?" tanya Pak Toni yang dibalas anggukan kepala oleh Vio.
"Kamu sudah keterlaluan Vio, kamu saya skors selama tiga hari, saya harap kamu menyesali perbuatan kamu," terang Pak Toni, sedangkan Vio masih diam menatap datar orang yang ada didepannya itu.
"Cepat minta maaf ke Risa," pinta Pak Toni, yang membuat Risa tersenyum penuh kemenangan.
"Tinggal minta maaf, susah amat," celetuk Galen.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLETTA (Triangle Love)
Teen Fiction'Kesalahan terbesarku adalah menyimpan rasa terhadap kekasih sahabatku sendiri'~Violetta Adara La Lubis Update setiap hari😊