Part 05

43.7K 2.3K 12
                                    

  Seorang gadis tengah berdiri menatap datar gerbang didepannya yang sudah tertutup. Ia membalikkan badannya berniat akan membolos, karena jika ia masuk, ia pasti akan bertemu dengan Galen lagi.

  "Telat juga lo?" tanya seorang cowok yang baru saja datang.

  "Hm,"

  "Ayo masuk!" ajak Vian menggandeng tangan Vio, dan langsung menariknya menuju kedalam sekolah.

  Mau tak mau Vio mengikuti Vian, dengan tangan Vian yang masih menarik Vio. Sedangkan Vio hanya diam saja.

  Mereka terus berjalan melewati koridor yang sudah sepi, karena jam pelajaran sudah berlangsung sejak sepuluh menit yang lalu.

  "Berhenti disitu!" teriak seseorang dari arah belakang mereka.

  Merekapun membalikkan badan mereka dan mendapati Pak Toni, selaku guru BK dan juga Galen yang sedang berdiri menatap kearah mereka.

  "Kenapa ya Pak?" tanya Vian santai.

  "Kenapa kamu bilang? Kalian itu sudah telat sepuluh menit. Sekarang kalian berdiri di lapangan sampai jam istirahat," ucap Pak Toni.

  "Tapi Pak..,"

  "Gak ada tapi-tapian Vian. Kamu sama Vio itu sudah sering melanggar aturan sekolah. Cepat ke lapangan sekarang!" Ucap Pak Toni memotong ucapan Vian.

  "Galen, kamu tolong awasi mereka. Jangan sampai mereka kabur," titah Pak Toni.

  "Baik Pak," Galen menatap Vio dan Vian secara bergantian.

  Vio nampak acuh, kemudian menarik tangan Vian menuju ke lapangan tanpa sepatah katapun, sedangkan Galen mengikuti mereka berdua dari belakang.

--------------------

  "Kok Vio belum berangkat ya? Udah jam segini juga. Apa jangan-jangan dia sakit," ucap Dina lirih, karena mereka memang sedang pelajaran Bahasa Indonesia.

  "Vio berangkat kok, tapi kenapa belum nyampe ya?" gumam Sella.

  "Duh, gimana dong? Habis ini kan kita ulangan matematika, kalo Vio gak ikut ulangan pasti nilainya kosong," lirih Dina yang nampak khawatir.

  "Kita tunggu aja Din, siapa tau nanti dia masuk," sahut Sella.

  "Kalian nyariin Vio?" tanya Citra yang duduk didepan Sella dan Dina, dan mendengar apa yang mereka katakan.

"Lo lihat Vio?" tanya Dina.

"Tadi pas gue ke toilet, gue lihat Vio sama Vian lagi dihukum di lapangan," ujar Citra.

  "Kayaknya mereka telat deh," sambung Citra.

  "Vian? Maksud lo Viandra Leonard? Cowok rese yang suka buat masalah kan?" tanya Dina memastikan dan dibalas anggukan kepala oleh Citra.

"Kok mereka bisa bareng ya?" lirih Sella.

"Temen kalian juga suka buat masalah kali," ujar Citra.

"Iya juga si," sahut Dina menganggukan kepalanya.

----------------

  "Gue bentar lagi ada rapat OSIS, kalian jangan ada yang pergi sebelum bel istirahat. Awas aja kalau kalian kabur, gue bakal tambah hukuman kalian," ucap Galen menatap tajam keduanya, sedangkan yang ditatap hanya acuh.

  "Yaelah, santai aja kali ngomongnya, bawel amat kek emak-emak," sahut Vian mengejek.

  "Apa lo bilang?" bentak Galen.

  "Lo budeg?" bukan Vian yang menjawab, melainkan Vio.

  "Lo ngatain gue?" tanya Galen kesal menatap Vio, sedangkan Vio hanya tersenyum miring.

  "Woy Galen! Anak OSIS udah pada nungguin lo di ruang OSIS," teriak Fahri yang berdiri di pinggir lapangan.

  "Gue kesana sekarang," sahut Galen menghampiri Fahri dan meninggalkan Vio dan Vian yang masih berdiri menjalankan hukumannya.

  Setelah beberapa menit, akhirnya bel istirahat berbunyi. Kedua remaja itu nampak sangat kelelahan, apalagi keringat mereka yang sudah bercucuran.

  "Gue mau ke rooftop, lo mau ikut gak?" tanya Vian, sedangkan Vio hanya menggelengkan kepalanya.

  "Ok, gue duluan ya," pamit Vian yang diangguki oleh Vio.

  Vio sebenarnya tidak ingin ke kantin, hanya saja perutnya sangat lapar karena kejadian tadi pagi yang membuat ia tidak jadu sarapan, apalagi tenaganya sudah terkuras karena berdiri terlalu lama, mau tak mau ia harus mengisi perutnya dahulu.

  Setelah sampai didepan pintu kantin, Vio melihat kedua sahabatnya yang sudah berada di kantin, disana juga ada Fahri dan Justin.

  Sepertinya Galen memang belum selesai rapat OSIS, sehingga ia tidak bersama dengan Sella. Hal itu tentu membuat Vio sedikit tenang, karena jika ada Galen, entah kenapa nafsu makan Vio bisa hilang karena melihat Sella dan Galen berduaan.

  "Vio, sini!" teriak Dina menyuruh Vio agar gabung dengan mereka.

  Vio mendudukkan dirinya samping Dina dan berhadapan dengan Fahri dan Justin. Fahri dan Justin yang melihat itu seketika terdiam karena kedatangan Vio. Aura dinginnya memang membuat banyak orang segan untuk mendekatinya, apalagi berbicara dengannya.

  "Lo baru selesai dihukum Vi? Gue pesenin makanan ya, pasti lo capek," Sella bangkit dari duduknya dan bergegas memesan makanan.

  "Pesenin kita juga Sel," celetuk Dina.

  "Ok Din, gue pesenin buat kalian juga kok," sahut Sella seraya melanjutkan langkahnya.

  "Lo gak papa kan Vi? Muka lo pucet banget. Emang lo belum sarapan?" tanya Dina dengan raut wajah khawatir, sedangkan Vio hanya menggelengkan kepalanya.

  "Syukur deh kalo lo gak papa, lain kali kalo mau berangkat sarapan dulu Vi," titah Dina yang hanya dibalas deheman.

  "Eh, lo berdua kok diem aja si? Tadi aja kalian berisik banget, udah kek emak-emak yang lagi arisan. Kenapa sekarang jadi kek patung?" ucap Dina menatap heran kedua cowok yang ada didepannya.

  Vio mengalihkan pandangannya menatap kedua cowok yang ada didepannya. Vio menatap mereka secara bergantian, sedangkan yang ditatap gugup dan salah tingkah, padahal dalam hati, mereka takut dengan tatapan tajam yang Vio berikan.

  "Eh itu, kita gak papa kok. Ya kan Jus," sahut Fahri.

  "I-iya, kita cuma udah laper banget nih, Sella mana ya kok lama banget?" timpal Justin mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Ck, bilang aja kalian takut sama Vio," gumam Dina yang masih bisa didengar oleh Vio.

  Setelah beberapa menit akhirnya Sella datang membawa pesanan mereka yang dibantu oleh Bu Ani, selaku penjaga kantin.

  Sella memesankan mereka mi ayam dan juga jus jeruk. Mereka memakan makanan mereka dalam diam, dan hanya ada suara dentingan garpu dan sendok yang saling beradu.

"Heh, lo kan yang namanya Sella?" tanya seorang gadis dengan dandanan menor, siapa lagi kalau bukan Risa, kakak kelas yang suka membully.

"Kenapa ya kak?" tanya Sella ramah.

 "Berani-beraninya lo pacaran sama Galen hah? Lo gak tau siapa gue?," bentak Risa yang membuat Sella menundukkan kepalanya.

  Hal itu sontak membuat pengunjung kantin langsung menatap kearahnya. Saat ini mereka menjadi tontonan seisi kantin. Bahkan dari mereka ada yang merekam kejadian itu karena penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya.

VIOLETTA (Triangle Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang