Vio saat ini tengah membersihkan gudang sekolah sesuai hukuman dari Pak Dio. Kondisi gudang yang sangat berdebu membuat ia berkali-kali bersin dan batuk.
Vio mengistirahatkan tubuhnya sebentar berbaring di meja yang kosong dan tertata berdempetan, hingga tak sadar ia sudah terlelap menuju alam mimpi.
Tanpa ia sadari ada seseorang yang masuk dan memperhatikan wajah Vio yang tengah tertidur pulas.
Wajahnya nampak damai dan tenang. Ia memperhatikan gadis itu semakin dekat, sampai ia tidak sadar jika gadis itu sudah membuka matanya.
Pandangan mereka bertemu dan mereka bertatapan selama beberapa detik sebelum akhirnya Vio bangkit dari posisi tidurnya.
"Sorry, gue cuma disuruh Pak Dio buat ngawasin lo," ucap Galen sedikit gugup.
"Biar gue aja yang selesaikan ini, gue tau lo pasti capek," sambung Galen.
"Sok baik lo," ucap Vio dengan nada mengejek.
"Gue emang baik kali, lo aja yang belum kenal gue lebih deket," sahut Galen.
"Lo emang baik, karena kebaikan lo juga, banyak orang yang salah mengartikannnya," sahut Vio.
"Maksud lo?" tanya Galen, namun Vio hanya mengedikkan bahunya acuh.
Vio hanya memperhatikan Galen yang tengah sibuk membersihkan gudang itu sendiri. Ia berpikir kenapa cowok itu mau membantunya.
Setelah beberapa menit, akhirnya Galen sudah selesai membersihkan gudang tersebut, ia kemudian mendudukkan tubuhnya disamping Vio.
"Huft, gila capek banget," gumam Galen yang masih bisa didengar oleh Vio.
"Padahal gue gak minta bantuan," sahut Vio tanpa mengalihkan pandangannya dari depan.
"Ini semua nggak gratis ya," ucap Galen yang membuat Vio mengalihkan pandangannya menatap Galen bingung.
"Lo nggak ikhlas bantuin gue?" tanya Vio menaikkan satu alisnya.
"Lo pikir gue ikhlas?" tanya balik Galen.
"Gue cuma minta bayaran makan kok, nggak lebih," sambung Galen.
"Lagian lo kan orang kaya," ucap Galen lagi.
"Huft, oke," sahut Vio pada akhirnya.
"Vi, gue udah selesai bersihin perpus, lo-"
Ucapan Daffa terputus saat melihat Vio dan Galen yang tengah duduk berdampingan disebuah meja yang berada di gudang tersebut.
Galen dan Vio sontak menatap ke arah Daffa yang baru saja datang dan memanggil nama Vio.
"Lo udah selesai juga Vi? Kalo gitu, gue ke kelas duluan ya," ucap Daffa yang canggung.
"Gue ikut," Vio bangkit dari duduknya menyusul Daffa dan meninggalkan Galen sendiri.
"Shit, gue ditinggalin sendiri," gumam Galen menatap kepergian mereka.
----------------------------
"Gue mau ke rooftop, lo mau ikut atau mau balik ke kelas aja?" tanya Daffa.
"Gue ikut ke rooftop," sahut Vio mengikuti Daffa menuju rooftop sekolah.
"Sorry ya Vi, tadi gue gangguin lo pas lagi berduaan sama Galen, gue nggak tau kalo lo lagi sama dia," ucap Daffa setelah mendudukkan dirinya di sofa usang yang berada di rooftop.
"It's okay," sahut Vio.
"Lo suka sama dia udah lama?" tanya Daffa menatap Vio yang sedang berdiri di pembatas rooftop.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLETTA (Triangle Love)
Teen Fiction'Kesalahan terbesarku adalah menyimpan rasa terhadap kekasih sahabatku sendiri'~Violetta Adara La Lubis Update setiap hari😊