Part 50

16.1K 642 12
                                    

Tanpa banyak orang ketahui disisi lain, seseorang tengah berjuang melawan penyakitnya seorang diri.

Ia duduk pada brankar rumah sakit seraya memainkan ponselnya.

Banyak hal yang ia lewatkan disekolah. Ia berharap semuanya akan baik-baik saja.

Ia meraba kepalanya yang sudah tidak ada ramput sehelaipun. Penyakit ysng ia idap membuat ia harus kehilangan mahkotanya.

"Hallo," sapa seseorang dari seberang sana setelah panggilan telepon dari cowok itu terhubung.

"Hallo,"

"Gimana kabar kamu? Udah mendingan?" tanya seorang gadis diseberang telepon.

"Ga ada harapan buat gue sembuh," ucap cowok itu putus asa.

"Kenapa ngomong gitu? Lo nggak berhak ngomong yang nggak-nggak," ucap gadis itu kesal.

"Gue nyerah Cit," ucap Cowok itu lirih.

  "Nggak Vian! Lo tega sama adek lo? Lo tega ninggalin dia? Lo tega ninggalin gue?" tanya Citra seraya menahan tangis disana.

"Gue yakin Vio pasti bisa ikhlasin gue,"

"Dia butuh dukungan dari lo, saat ini dia bener-bener butuh lo Vian. Lo bahkan belum baikan sama nyokap lo. Lo pengen baikan sama nyokap lo kan? Lo pengen disayang sama nyokap lo kan? Maka dari itu lo harus semangat, berjuang untuk kebaikann lo sendiri," ucap Citra panjang lebar.

"Mungkin nanti setelah gue nggak ada, dia bakalan sayang sama gue,"

"Takdir itu cuma Tuhan yang tahu," ujar Citra.

"Maka dari itu, gue nggak tau umur gue sampai kapan, gue harap kalo gue nggak ada, lo bisa temenin Vio, dalam keadaan apapun lo harus selalu support dia," Ujar Vian yang kini sudah meneteskan air matanya.

"Dia selalu nanyain lo kemana dan dimana. Dia bahkan berpikiran kalo lo beneran ninggalin dia,"

"Its okey Cit, nanti gue hubungi dia,"

"Gue harap lo bisa jagaain dia, jaga diri lo baik-baik juga,"

"Nanti gue hubungi lagi ya, gue mau telepon Vio dulu. Bye, love you," Pamit Vian.

"Love you too,"

Setelah mengucapkan kalimat itu, panggilan itu terputus dan Citra terduduk dilantai kamar mandi seraya menelungkupkan kepalanya pada kedua lipatan tangannya.

Air mata itu menetes begitu saja, ia sungguh rindu dengan Vian, kekasihnya.

Citra sengaja menghubungi Vian di kamar mandi, agar tidak ketahuan Vio, karena saat ini gadis itu berada dirumah Vio.

  Sementara itu vio yang sedang duduk di balkon kamarnya seraya menikmati pemandangan sore hari dari atas sana, tiba-tiba ia dikagetkan dengan suara ponselnya yang berdering.

Ia mwngambil ponsel itu di sakunya kemudian menatap layar pobselnya yang menampilkan nama Viandra.

  "Hallo," sapa Vio lirih.

"Hallo Vi, gimana kabar lo?" tanya Vian basa-basi.

"Im fine, and u?" tanya Vio balik.

"Gue baik juga," sahut Vian dari seberang sana seraya tersenyum palsu, meski tidak ada yamg melihatnya.

"Syukurlah, gue seneng dengernya," sahut Vian apa adanya.

"Dimana?" tanya Vio to the point.

VIOLETTA (Triangle Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang