Part 28

26.3K 1.7K 49
                                    

"Kalian udah liat berita di mading?" tanya Justin kepada kedua sahabatnya, yaitu Galen dan Fahri.

"Berita apaan?" tanya Galen bingung.

"Tau, nggak jelas tuh Justin," timpal Fahri.

"Ini tuh lagi heboh satu sekolah, masa kalian nggak tau?" tanya Justin lagi.

"Apaan sih?" tanya balik Galen.

"Nih, kalian lihat sendiri," ujar Justin seraya menyodorkan ponselnya.

Disana terlihat Video Vio yang tengah menampar Lia, dan juga mendorongnya hingga Lia terjatuh.

"Fotonya dipajang di mading dan videonya udah kesebar Gal," ujar Justin menjelaskan.

"Itu beneran Vio kan?" tanya Fahri.

"Gue pikir ada yang sengaja ngerekam mereka deh," sahut Galen.

"Gue rasa, Vio nggak akan ngelakuin itu tanpa sebab," sahut Justin.

"Gue setuju, itu videonya juga kepotong, cuma saat Vio nampar dan dorong Ibunya," sahut Galen.

"Lo harus cari tahu Gal, lo kan Ketos," titah Justin.

"Ho-oh, pasti Vio bakalan jadi bahan omongan semua orang," timpal Fahri.

"Gue tahu persis, dia bukan tipe cewek kek gitu," gumam Galen.

"Gue akan cari tahu siapa yang udah nyebarin Video itu dan majang foto itu di mading," ujar Galen yang diangguki oleh kedua sahabatnya.

----------------------------

"Vio mana ya kok belum dateng?" tanya Dina kepada Sella.

"Bentar lagi kayaknya Din," sahut Sella.

"Kalian masih mau temenan sama Vio?" tanya Rika sinis.

"Kalian mau kena bully juga?" tanya gadis lainnya.

"Iya juga ya Din, nanti kalo kita ikutan dibully gimana? Apalagi sama kakak kelas," sahut Sella lirih.

"Tapi Vio itu sahabat kita Sell," ujar Dina.

"Tapi sekarang keadaannya beda Din, emang lo mau nama kita ikutan tercemar?" tanya Sella.

"Ya gue nggak mau, tapi gimana dengan Vio?" tanya Dina cemas.

"Dia akan baik-baik aja Din, setidaknya kita menjauh sesaat, sampai berita itu reda," ucap Sella.

"Dia emang pantes buat dijauhinya kali," celetuk Rika.

"Betul tuh," sahut yang lainnya.

"Huft, yaudah," sahut Dina pada akhirnya.

Daffa yang mendengar percakapan mereka hanya diam dan menyimak, setelah beberapa menit akhirnya Vio sampai dikelasnya, ia langsung mendudukkan dirinya disamping Daffa.

"Lo nggak papa Vi?" tanya Daffa kepada Vio.

"It's okey!" sahut Vio singkat.

Tidak seperti biasanya Dina dan Sella hanya diam saat Vio datang, karena biasanya jika Vio sampai di kelas kedua sahabatnya itu akan menyapanya, tapi kali ini berbeda, mereka bahkan tidak menatap Vio sama sekali.

"Mereka jauhin gue juga," batin Vio.

"Nggak usah dengerin apa kata orang, mereka bahkan nggak tau gimana kehidupan lo," lirih Daffa.

-----------------------------

Vio yang bosan mendengar ocehan dari semua orang, ia lebih memilih untuk bolos menuju ke rooftop.

Sesampainya disana, seperti biasa ia berdiri pada pembatas rooftop, dan memejamkan matanya menikmati angin yang bertiup.

Tanpa Vio ketahui, pintu rooftop dibuka oleh Galen, sang Ketua OSIS. Ia mendekati Vio dan berdiri tepat dibelakang gadis itu, bahkan Vio masih belum menyadari kehadirannya.

"Lo bolos?" tanya Galen yang mengagetkan Vio.

Vio membalikkan badannya dan menatap datar cowok yang kini tengah berhadapan dengannya.

"Bukan urusan lo!" ketus Vio.

"Gue Ketua OSIS disini, kalau lo lupa!" sahut Galen.

"Terus, lo pikir gue mau tunduk sama lo? Cih, jangan harap!" ujar Vio santai.

"Lo mau sekolah atau mau tawuran?" tanya Galen seraya meneliti penampilan Vio dari atas sampai bawah.

Galen membenarkan lengan baju Vio yang digulung, juga mengikat tali sepatu Vio yang lepas, hal itupun membuat Vio diam ditempat.

Ia belum pernah diperlakukan semanis itu sebelumnya, ia jadi ingat kenangannya saat masih kecil bersama dengan Galen, tapi Vio pikir, cowok itu mungkin sudah melupakannya.

"Galen yang lo suka, itu gue kan?" tanya Galen seraya menatap kearah Vio.

"Gue udah bilang, nama Galen itu bukan cuma lo!" elak Vio.

"Jujur sama gue Vi!" titah Galen.

"Apa?" tanya Vio pura-pura tak tahu.

"Lo suka kan sama gue?" tekan Galen.

"Nggak," elak Vio.

"Vi, lo nggak bisa terus-terusan bohongin perasaan lo," ujar Galen.

"Please jujur sama gue!" sambung Galen.

"Iya, gue suka sama lo, puas?" ujar Vio yang membuat Galen terkejut.

"Jadi stop gangguin gue! Dengan cara lo deketin gue dan perhatiin gue, lo justru ngebuat gue lebih sakit Gal. Berhenti bersikap seolah-olah lo peduli ke gue! Perhatian lo itu ngebuat perasaan gue semakin dalam, dan lo nggak tau gimana sakitnya menyimpan rasa terhadap seseorang yang udah mempunyai pacar, terlebih lagi Sella itu sahabat gue!" ucap Vio menumpahkan semua isi hatinya.

"Rasa suka itu wajar, setidaknya lo harus memperjuangkan perasaan lo," sahut Galen.

"Gue nggak akan lakuin itu! Jadi, gue mohon, lo juga jauhin gue kek yang orang lain lakuin terhadap gue," pinta Vio.

"Foto dan video itu bener? Lo beneran lakuin itu?" tanya Galen penasaran.

"Menurut lo?" tanya balik Vio.

"Gue nggak percaya," lirih Galen.

"Itu semua emang bener, gue emang beneran lakuin itu!" sahut Vio.

"Pasti lo punya alasannya kan? Lo nggak mungkin ngelakuin itu tanpa alasan, lo bisa kok bikin video klarifikasi, biar semua orang nggak salah paham," ucap Galen menyarankan.

"Gue nggak peduli!" ketus Vio.

"Gue nggak perlu jelasin apa-apa, mereka nggak tau tentang hidup gue, orang yang beneran peduli sama gue pasti bakal percaya tanpa harus gue jelasin, begitu pula sebaliknya,"

"Mau jelasin sepanjang apapun, jika mereka nggak peduli sama gue, mereka tetep nggak akan percaya omongan gue," sambung Vio.

Vio berniat akan pergi meninggalkan Galen, namun pergelangan tangan Vio ditahan oleh Galen.

"Pake dulu dasi lo!" ucap Galen.

Galen langsung mengambil dasi yang berada di tangan Vio, dan langsung memakaikannya pada leher Vio, dan berniat akan membuatkan dasi untuk Vio.

Untuk yang kedua kalinya, cowok itu melakukannya, namun sebelum itu, Vio sudah menepis tangan Galen terlebih dahulu dan Vio mengambil dasi itu kemudian memasukkannya kedalam saku dan langsung pergi meninggalkan Galen.

"Gue nggak mau semakin jatuh cinta sama lo," ucap Vio dalam hati.

Vio menghentikan langkahnya, hal itu membuat Galen menatap bingung gadis itu dari belakang.

"Gue akan berusaha buat lupain lo! Jadi, berhenti gangguin gue, dan anggap aja lo nggak tau apa-apa!" ucap Vio yang kemudian melanjutkan langkahnya setelah mengucapkan kalimat itu.

VIOLETTA (Triangle Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang