Semua yang mendengar itu seketika terkejut mendengarkan penuturan gadis itu, karena asebelumnya mereka tidak pernah mendengar Vio mengatakan kalimat sepanjang itu.
Galen bahkan masih menatap Vio secara intens, karena cowok itu sangat penasaran dengan apa yang akan Vio ucapkan lagi.
"Kalian bahkan nggak tahu gimana rasanya dibenci banyak orang"
"Gue iri sama lo Sell, lo bisa dapet kasih sayang dari Ayah dan Ibu lo, keluarga lo harmonis, sayangnya kekayaan gue nggak bisa buat beli itu semua,"
"Dan soal Galen, gue udah berusaha buat lupain dia, gue harap lo ngerti, karena sekarang gue udah jadian sama Daffa, gue akan berusaha buka hati gue buat dia dan gue harap, lo nggak akan gangguin gue lagi,"
Vio sudah tidak bisa membendung air matanya lagi. Daffa bahkan sudah merangkul pundak Vio, berusaha untuk menenangkan gadis itu.
Untuk pertama kalinya Vio mengatakan hal sepanjang itu, bahkan dihadapan semua orang.
"Vio, maafin gue," ucap Dina yang langsung berhamburan kepelukannya Vio, sehingga Daffa melepaskan rangkulan pada bahu Vio.
"Maafin gue Vi, gue nggak pernah ada buat lo, maafin gue karena gue biarin lo lewatin masalah lo sendirian, gue emang nggak pantes jadi sahabat lo, maaf karena gue sempet jauhin lo," ucap Dina yang masih memeluk Vio dengan erat seraya menumpahkan isi hatinya dan menangis dipelukan Vio.
"It's okay Din, gue udah maafin lo kok," sahut Vio seraya tersenyum.
"Lo apa-apaan sih Din?" tanya Sella tat terima.
"Lo yang apa-apaan Sell? Vio itu sahabat kita. Harusnya lo nggak nuduh yang enggak-enggak sama dia. Selama ini Vio selalu diem dan sekarang dia udah jadian sama Daffa, harusnya lo ngerti kalo Vio juga mau elo bahagia, dia nggak mau hubungan lo sama Galen berakhir, tapi yang terjadi justru sebaliknya. Lo tetep nuduh Vio atas berakhirnya hubungan lo sama Galen,"
"Kenapa lo jadi belain Vio? Semua ini emang salah dia. Galen putusin gue juga pasti gara-gara dia," kesal Sella.
"Harusnya lo sadar Sell, sikap lo sendiri yang justru buat hubungan lo hancur," sahut Dina.
"Gue mau ngomong sama lo Vi," pinta Galen.
"Sorry Gal, gue nggak bisa," tolak Vio.
"Sebentar aja Vi," pinta Galen dengan wajah memelas.
"Gue nggak bisa,"
"Ayo Daff,"Vio langsung menarik tangan Daffa meninggalkan kerumunan itu.
"Gal, gue-"
"Sorry Sell, gue bener-bener nggak bisa lanjutin hubungan ini," celetuk Galen memotong ucapan Sella dan berlalu meninggalkan tempat itu.
"Apa lo lihat-lihat hah?" bentak Sella kepada beberapa orang yang masih melihat kearahnya.
"Orang Galen udah nggak mau, ngapain dipaksa sih?"
"Tau, pantesan juga sama gue,"
"Syukurlah mereka putus, gue jadi ada kesempatan buat deketin Galen,"
"Udah diputusin, masih aja nggak tahu malu,"
"Diem lo semua!" bentak Sella kepada segerombolan anak perempuan yang masih berada disana, hingga membuat mereka seketika membubarkan diri dengan tatapan sinis.
-------------------
"Lo beneran putusin Sella Gal?" tanya Justin yang masih tidak percaya.
"Hm," sahut Galen yang hanya berdehem.
"Kok bisa sih?" tanya Justin lagi.
"Ya bisa lah Jus, si Galen kan udah jatuh cinta sama Vio, tapi Vio malah jadian sama Daffa," ujar Fahri.
"Nyesek nggak tuh?" tanya Justin dengan nada mengejek.
"Ya pasti nyesek Jus, lihat aja tuh mukanya," sahut Fahri seraya menunjuk Galen dengan dagunya.
"Bacot!" sahut Galen seraya beranjak meninggalkan Fahri dan Justin.
"Maen pergi gitu aja tuh anak," protes Fahri.
"Biarin aja kali, masih patah hati pasti tuh," sahut Justin.
Setelah beberapa menit, jam pelajaran pun dimulai, namun sampai saat ini Galen belum juga kembali ke kelas.
Fahri dan Justin terpaksa berbohong kepada guru, dengan alasan Galen sedang ada urusan, karena tidak mungkin mereka mengatakan yang sebenarnya bahwa Galen membolos, karena hal itu akan merusak nama baik Galen, terlebih lagi Galen adalah Ketua Osis.
Guru yang sedang bertugas mengajarpun percaya begitu saja dengan ucapan Fahri dan Justin, karena setahu mereka, Galen tidak pernah membolos.
-----------------------
"Vio, bisa tolong maju ke depan?" tanya Bu Indah.
Bu Indah menatap kearah bangku yang Vio duduki dan ternyata gadis itu tengah tertidur pulas di meja dengan kedua tangannya sebagai bantalan.
"Vi," panggil Daffa seraya mengguncang pelan bahu Vio.
"Bangun Vi!" titah Daffa, namun Vio masih belum bergerak sama sekali.
"Vio, bangun woy! Lo dipanggil Bu Indah" ucap Dina seraya mengguncang tubuh Vio dengan keras, sehingga gadis itu menggeliat pelan.
"Lima menit lagi," sahut Vio pelan.
"Violetta Adara La Lubis, keluar dari kelas ini sekarang dan jangan ikuti pelajaran saya sampai selesai!" ucap Bu Indah dengan lantang yang membuat Vio langsung membuka matanya.
"Tapi Bu-"
"Tidak ada tapi-tapian. Kamu tidur di kelas saat saya sedang menjelaskan materi, itu artinya kamu tidak suka dengan pelajaran saya, jadi kamu bisa keluar sekarang!"
"Saya nggak tidur Bu," elak Vio.
"Cuma merem bentar," sambung Vio lirih.
"Gue keluar ya Daff," pamit Vio seraya menatap Daffa lesu.
"Jangan keluar sekolah!" sahut Daffa seraya mengusap pucuk kepala Vio.
"Nggak usah sok sedih gitu mukanya kali Vi, seneng kan lo bisa bolos," ucap Dina yang dibalas cengiran oleh Vio.
Vio memasang wajah datarnya kembali dan melangkah keluar kelas tanpa mengatakan sepatah katapun.
Ia bingung harus kemana sekarang, sebenarnya ia ingin sekali keluar dari sekolah, namun Daffa sudah melarangnya, sehingga tujuannya saat ini adalah ke rooftop, karena hanya tempat itu yang paling aman dari pada guru.
Ia menaiki tangga satu persatu menuju rooftop. Saat sampai diatas, ia membuka pintu rooftop dan berjalan pelan, namun langkahnya terhenti kala melihat seorang cowok yang tengah berdiri dipembatas balkon seraya membelakanginya.
Vio tahu betul siapa cowok itu dan sepertinya cowok itu masih belum menyadari kehadirannya, sehingga Vio memutuskan untuk kembali, namun sebelum Vio melangkah pergi, cowok itu sudah lebih dulu berbalik arah, sehingga kini mereka berdua berhadapan dan saling tatap.
Ada yang mau disampaikan buat
Vio?
Galen?
Daffa?
Sella?
Vian?
Dina?
Citra?
Justin?
Fahri?
Atau pemain yang lain?
Silahkan tulis di komentar..Happy reading..
Slow Update dikarenakan sedang sibuk...
Thanks for your Vote and Coment..
KAMU SEDANG MEMBACA
VIOLETTA (Triangle Love)
Teen Fiction'Kesalahan terbesarku adalah menyimpan rasa terhadap kekasih sahabatku sendiri'~Violetta Adara La Lubis Update setiap hari😊